mempengaruhi permintaan danatau penawaran berubah. Permintaan terhadap suatu mata uang terbalik dengan harganya. Semakin tinggi nilai USD misalnya
terhadap Rupiah, maka keinginan untuk menukarkan Rupiah dengan USD akan semakin berkurang, dan begitu pula sebaliknya.
Penawaran terhadap USD berbanding lurus dengan USD tersebut. Sebagai contoh ilustrasi, apabila USD terapresiasi Rupiah berarti USD semakin mahal,
maka harga produk-produk yang diimpor dari Indonesia menjadi lebih murah di mata konsumen di Amerika Serikat. Konsumen di Amerika Serikat lebih suka
membeli produk Indonesia karena lebih murah. Akibatnya penawaran USD akan meningkat
2.7. Penelitian sebelumnya
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur tingkat Non Performing Loan khususnya perbankan. Dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 1. Syuryanti Lubis, mahasiswi Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas
Sumatera Utara tahun 2007 yang lalu telah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Non
Performing Loan NPL pada Perbankan di Sumatera Utara”. Hipotesis penelitian menyatakan, terdapat pengaruh positif antara tingkat suku bunga
SBI dan Inflasi terhadap penigkatan Non Performing Loan, dan berpengaruh negatif antara PDRB Sumatera Utara terhadap peningkatan
Non Performing Loan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa, tingkat suku
bunga SBI dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan namun pengaruh nya sangat kecil, serta PDRB berpengaruh negatif dan signifikan.
Berdasarkan uji T dan uji F juga menjelaskan bahwa tingkat suku bunga SBI, inflasi dan PDRB berpengaruh nyata terhadap peningkatan NPL
perbankan di Sumatera Utara. 2. Indra Marsen Sibarani, mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara tahun 2011 yang lalu telah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kredit Bermasalah Studi Kasus : PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumiasih NBP 34 Pematang Siantar” Hipotesis Penelitian mengatakan
terdapat pengaruh positif antara tingkat suku bunga, inflasi dan jumlah debitur terhadap kredit bermasalah pada PT. BPR Siantar Bumiasih, serta
berpengaruh negatif antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap kredit bermasalah pada PT. BPR Siantar Buniasih. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa tingkat suku bunga, inflasi dan jumlah debitur berpengaruh positif dan signifikan serta jumlah kredit yang disalurkan berpengaruh negatif dan
signifikan. Berdasakan uji T dan uji F juga menjelaskan bahwa tingkat suku bunga, inflasi, jumlah debitur dan junlah kredit yang disalurkan
berpengaruh nyata terhadap kredit bermasalah.
2.8. Kerangka Konseptual