Penentuan Tingkat Keparahan Konsekuensi

21 Menurut FDA 2011, 14 mikroba patogen yang paling sering menyebabkan sakit adalah Campylobacter jejuni, Clostridium botulinum, Clostridium perfringens, E. coli, Listeria monocytogenes, Norovirus, Salmonella Enteritidis, Salmonella Typhimurium, Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus, dan Yersinia enterocolitica. Hasil daftar kombinasi ini sesuai dengan beberapa literatur di atas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mikroba patogen yang menjadi fokus di Indonesia juga merupakan mikroba yang menjadi fokus di beberapa negara seperti Florida, Eropa, dan Amerika Serikat. Daftar kombinasi untuk parameter kimia pada Tabel 4, diperoleh dari data-data yang ada di Badan POM. Fokus data yang diperoleh dari BPOM adalah data cemaran logam pada jajanan dan produk perikanan, aflatoksin B1 pada kacang tanah serta Na-Nitrit pada daging sapi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil kolaborasi antara United Nations Institute for Training and Research UNITAR, European Commission EC, dan pemerintahan Switzerland yang tercantum dalam Thailand chemicals management profile 2005 menyatakan bahwa bahaya utama dalam air minum adalah endosulfan dan logam berat Pb,Cd, dan As sedangkan bahaya utama residu kimia pada makanan adalah pestisida, formalin, boraks, pewarna kimia ilegal, dan obat-obatan ternak clenbuteral, salbutamol, chloramphenicol, dan nitrofurans Anonim 2005. GEMS FOOD menyebutkan kontaminasi yang menjadi prioritas dalam makanan antara lain pestisida, insektisida, logam berat Pb, Cd, dan Hg, aflatoksin, nitritnitrat, dan inorganik arsenik WHO 2002 b . Hasil daftar kombinasi ini sesuai dengan beberapa literatur di atas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahaya kimia yang menjadi fokus di Indonesia juga merupakan bahaya kimia yang menjadi fokus di beberapa negara.

4.1.2. Penentuan Tingkat Keparahan Konsekuensi

Tingkat keparahan atau konsekuensi ditentukan dengan melihat seberapa parah dampak yang ditimbulkan oleh bahaya tersebut. Semakin tinggi tingkat keparahannya maka bahaya tersebut akan digolongkan dalam konsekuensi tinggi. Secara umum, klasifikasi tingkat keparahan ini dibagi tiga yaitu rendah R, sedang S, dan tinggi T. Namun, pengklasifikasian tersebut tidak harus selalu dibagi menjadi tiga kelompok. Rahayu et al. 2004 membagi tingkat keparahan mikrobiologi menjadi 4 kelompok yaitu dapat diabaikan D, rendah R, sedang S, dan tinggi T. Hodgson Ernest 2004 membagi tingkat keparahan kimia menjadi 4 kelompok yaitu dapat relatif tidak toksik, toksik, sangat toksik, dan amat sangat toksik. Sedangakan Mardiono 2007 dan Desphande 2002 menyatakan pembagian tingkat keparahan menjadi tiga yaitu rendah R, sedang S, dan tinggi T. Tabel 5. Klasifikasi dan skor untuk tingkat keparahan No. Klasifikasi Skor 1 Tinggi 10 2 Sedang 5 3 Rendah 1 Dari pengelompokan-pengelompokan tersebut yang dipakai dalam panduan ini adalah pembagian menjadi tiga kelompok Tabel 5. Hal ini dikarenakan hasil simulasi terhadap nilai konsekuensi dengan tiga kelompok telah cukup membuat nilai prioritas menyebar sehingga untuk pengelompokan prioritas mudah dilakukan. Selain itu, angka-angka yang digunakan merupakan nilai kualitatif sehingga hasil yang diharapkan bukanlah nilai itu sendiri melainkan hubungan perbandingan antar-bahaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembagian menjadi tiga kelompok dapat digunakan. 22 Tabel 6. Penggolongan konsekuensi parameter mikrobiologi Virus Tingkat Keparahan Toksin Tingkat Keparahan Adenovirus Sedang Ciguatoxins Sedang-Tinggi Astrovirus Sedang Diarrhetic shellfish poisons DSP Rendah Calicivirus Rendah Domoic acid Sedang-Tinggi Hepatitis A Sedang-Tinggi Histamine, histamine-like Rendah-Tinggi Norwalk dan Norwalk-like Rendah-Sedang Neurotoxic shellfish poisons Rendah Parvovirus Sedang Paralytic shellfish poison PSP Sedang-Tinggi Rotavirus Sedang Tetrodotoxin Sedang-Tinggi Parasit protozoa Tingkat Keparahan Parasit lainnya Tingkat Keparahan Cryptosporidium parvum Sedang-Tinggi Angiostrongylus cantonensis Tinggi Cyclospora cayetanensis Sedang Anisakid nematodes Rendah-Tinggi Entamoeba histolytica Rendah-Tinggi Diphyllobothrium spp. Rendah-Sedang Giardia lamblia Rendah-Sedang Taenia saginata Sedang-Tinggi Toxoplasma gondii Rendah-Tinggi Taenia solium Sedang-Tinggi Sumber : Deshpande 2002; CDC 2004; Ward et al. 2004 Trichinella spiralis nematode Sedang-Tinggi Untuk parameter mikrobiologi tingkat keparahan ini ditentukan dari waktu inkubasi, perkiraan kasus kematian kasus KLB, dan dosis yang menyebabkan sakit. Selain itu, untuk dapat pula dilihat berdasarkan resistensinya terhadap antibiotik-antibiotik tertentu. Berdasarkan literatur pembagian klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 7. Penggolongan konsekuensi parameter mikrobiologi lanjutan Bakteri Tingkat Keparahan Aeromonas hydrophilla Tinggi Bacillus anthracis Tinggi Bacillus cereus Rendah Brucella abortus Sedang-Tinggi Campylobacter jejuni Rendah-Sedang Clostridium botulinum Tinggi Clostridium perfringens Rendah Coxiella burnetti Rendah-Tinggi Escheria coli enteroinvasive Rendah-Tinggi Escheria coli enteropathogenic Rendah-Tinggi Escheria coli enterotoxigenic Rendah-Tinggi E. coli O157:H7 enterohemorrhagic Sedang-Tinggi Listeria monocytogenes Rendah-Tinggi Mycobacterium avium Tinggi Mycobacterium bovis Tinggi Mycobacterium tuberculosis Tinggi Salmonella paratyphi Tinggi Salmonella spp. serovar Rendah-Tinggi Salmonella typhi Tinggi Shigella spp. Sedang-Tinggi Staphylococcus aureus Rendah, Tinggi Langka Streptococcusi betahemolitik Rendah-Sedang Vibrio choloerae non-O1 Rendah-Sedang Vibrio choloerae O1 Rendah, Tinggi Langka Vibrio parahaemolyticus Sedang Vibrio vulnificus Tinggi Yersinia enterocolitica Rendah-Sedang, Kronis Yersinia pseudotuberculosis Sedang Sumber : Deshpande 2002; CDC 2004; Ward et al. 2004 23 Untuk parameter kimia tingkat keparahan ini ditentukan dari nilai LD 50 masing-masing bahaya Tabel 8, semakin kecil nilai LD 50 maka dapat dikatakan bahaya tersebut memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya Hodgson Ernest. 2004. Tingkat keparahan untuk bahaya mikrobiologi diperoleh berdasarkan literatur Deshpande 2002 dan Ward et al. 2004. Tingkat keparahan untuk bahaya kimia diperoleh berdasarkan literatur Hodgson Ernest 2004, JECFA, dan WHO. Tabel 8. Penggolongan konsekuensi parameter kimia berdasarkan nilai LD 50 No. Klasifikasi LD 50 mgkg Skor 1 Tinggi 50 10 2 Sedang 50 – 500 5 3 Rendah 500 1 Sumber: Hodgson Ernest 2004 Hasil dari studi literatur mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel 9. Salmonella paratyphi dan L. monocytogenes untuk kalangan khusus memiliki konsekuensi tinggi sedangkan L. monocytogenes untuk kalangan normal memiliki konsekuensi rendah. Untuk bahaya kimia dapat dilihat pada Tabel 10, hanya bahaya aflatoksin B1 yang memiliki konsekuensi tinggi sedangkan yang lain memiliki konsekuensi rendah. Tabel 9. Bahaya mikrobiologi dan produknya Bahaya BSN. 2009 Konsekuensi Klasifikasi Skor Campylobacter jejuni - 25 ml-g Sedang 5 Salmonella Enteridis - 25 g Sedang 5 Salmonella paratyphi - 25 g Tinggi 10 Salmonella Typhimurium - 25 g Sedang 5 V.parahaemolyticus - 25 g Sedang 5 Staphylococcus aureus 2 log CFUg Sedang 5 Bacillus cereus 2,2 log CFUg Sedang 5 Listeria monocytogenes - 25 g Tinggi a 10 Rendah b 1 a Tinggi : golongan khusus ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki imunitas rendah b Rendah : orang dengan imunitas normal Sumber: Deshpande 2002, Ward et al. 2004 Tabel 10. Bahaya kimia dan produknya Bahaya Konsekuensi Klasifikasi Skor Timbal Pb Rendah 1 Kadmium Cd Rendah 1 Merkuri Hg Rendah 1 Arsen As Rendah 1 Histamin Rendah 1 Aflatoksin B1 Tinggi 10 Na-nitrit Rendah 1 Sumber: Hodgson Ernest 2004, JECFA, WHO 24

4.1.3. Penentuan Tingkat Konsumsi