6
2.1.5. Sub Direktorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan
Subdirektorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria
dan prosedur, evaluasi dan pelaksanaan surveilan dan penanggulangan keamanan pangan. Subdirektorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program surveilan dan penanggulangan keamanan pangan
2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar,
kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan surveilan keamanan pangan 3.
Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penanggulangan keamanan pangan
4. Evaluasi dan penyusunan laporan surveilan dan penanggulangan keamanan pangan
5. Pelaksanaan urusan tata operasional di lingkungan direktorat surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan Subdirektorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan terdiri dari :
1. Seksi Surveilan Keamanan Pangan
Seksi Surveilan Keamanan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria
dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan surveilan keamanan pangan.
2. Seksi Penanggulangan Keamanan Pangan
Seksi Penanggulangan Keamanan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria
dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan penanggulangan keamanan pangan.
3. Seksi Tata Operasional
Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
2.2. Surveilan Keamanan Pangan
2.2.1. Fungsi dan Definisi Surveilan Keamanan Pangan
Program Surveilan WHO untuk pengendalian penyakit akibat pangan di Eropa diluncurkan pada tahun 1980 yang muncul dari kesadaran internasional tentang dampak peningkatan penyakit
akibat pangan. Salah satu aplikasi surveilan sebagai salah satu metode jaminan keamanan pangan adalah penemuan sistem Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. Pada November 2001,
World Health Organization WHO mengembangkan strategi untuk Global Surveillance of Foodborne Diseases dan interaksinya dengan analisis risiko serta penerapannya pada standar makanan
internasional WHO 2001. Fungsi dari surveilan keamanan pangan adalah untuk WHO 2002
a
: 1. Mengidentifikasi wabah penyakit akibat pangan pada tahap awal sehingga tindakan
pengobatan dapat diberikan tepat pada waktunya. 2. Menentukan besaran masalah kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh penyakit akibat
pangan, dan memonitor trennya.
7
3. Menentukan besarnya peranan makanan yang bertindak sebagai jalur transmisi mikroba patogen yang spesifik, dan mengidentifikasi makanan berisiko tinggi, pengolahan makanan
yang berisiko tinggi serta populasi rawan risiko. 4. Mengukur efektifitas program untuk meningkatkan keamanan pangan.
5. Menyediakan informasi untuk perancangan kebijakan kesehatan tentang penyakit akibat pangan termasuk di dalamnya adalah perancangan dan penentuan prioritas strategi
pencegahan. Menurut WHO 2012, surveilan keamanan pangan merupakan kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data yang berhubungan dengan keamanan pangan secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada pihak pengguna yang membutuhkan
untuk ditindaklanjuti. Sedangkan menurut Rahayu et al. 2003, kegiatan surveilan keamanan pangan didefinisikan sebagai monitoring yang dilaksanakan secara kontinyu terhadap indikator ancaman yang
berupa kontaminasi bahaya-bahaya keamanan pangan cemaran biologi, kimia dan fisik terhadap pangan untuk mencegah kejadian penyakit akibat pangan. Tahapan pelaksanaan surveilan keamanan
pangan Gambar 1 yang efektif adalah sebagai berikut WHO 2001: - deteksi dan notifikasi terhadap permasalahan berkaitan dengan keamanan pangan,
- pengumpulan dan pengujian data yang bersangkutan, - investigasi dan konfirmasi terhadap kasus atau wabah yang terkait masalah keamanan
pangan, - analisis dan pembuatan laporan rutin,
- umpan-balik feedback informasi kepada masyarakat, - umpan-maju feed-forward informasi misalnya penyampaian data kepada instansi pusat
yang lebih tinggi, - pelaporan data ke tingkat administrasi selanjutnya.
Gambar 1. Tahapan pelaksanaan surveilan pengumpulan dan pengujian
data investigasi dan konfirmasi
analisis dan laporan rutin feedback
feed-forward pelaporan
deteksi dan notifikasi
tindaklanjut pembentukan kebijakan
8
Pendekatan yang dilakukan meliputi monitoring sepanjang rantai pangan, mulai dari pangan diproduksi sampai dikonsumsi masyarakat. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan surveilan keamanan
pangan adalah : - kontaminasi bahan kimia pada pangan
- penggunaan bahan tambahan pangan pada pengolahan pangan - kontaminasi biologi pada pangan
- penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada pangan Dengan dilakukannya kegiatan surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, yang
meliputi kajian risiko mikrobiologi maupun kimia, dapat mengidentifikasi cemaran-cemaran pada pangan yang potensial membahayakan masyarakat, sehingga bahaya tersebut dapat dihindari sebelum
sampai ke konsumen. Diharapkan di masa depan, kegiatan surveilan keamanan pangan sepanjang rantai pangan dapat semakin bertambah teliti, dengan hasil dapat dipertanggungjawabkan, cepat,
mudah dalam pengukuran atau dalam bentuk rapid testing methods terutama untuk patogen.
2.2.2. Surveilan Keamanan Pangan di Beberapa Negara