37
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Surveilan keamanan pangan merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data yang berhubungan dengan keamanan pangan secara sistematik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada pihak pengguna yang membutuhkan untuk ditindaklanjuti. Diantara kontaminan kimia, mikrobiologi, dan fisik; bahaya mikrobiologis dan kimia merupakan
bahaya yang cukup sering ditemukan pada produk-produk pangan baik segar maupun olahan. Penentuan prioritas menggunakan pendekatan dengan kajian risiko kualitatif. Informasi yang
dibutuhkan untuk melakukan kajian ini antara lain tingkat keparahan, tingkat konsumsi, dan prevalensi bahaya. Masing-masing parameter tersebut kemudian disimbolkan dengan angka-angka
sehingga dapat dikalkulasikan skala prioritasnya berdasarkan skor tersebut. Hasil yang diperoleh dari penentuan prioritas mikrobiologi menyatakan bahwa Bacillus cereus pada nasi putih memperoleh skor
tertinggi sedangkan prioritas kimia tertinggi adalah aflatoksin B1 pada jagung. Hasil prioritas untuk bahaya mikrobiologi yang diperoleh cukup sesuai dengan literatur
Michael Amerika dan ECDC Eropa. Namun untuk bahaya kimia, hasilnya kurang sesuai dengan literatur UNITAR dan GEMS FOOD dikarenakan keterbatasan data. Apabila data yang digunakan
lebih lengkap kemungkinan hasilnya akan sesuai dengan literatur UNITAR dan GEMS FOOD. Protokol yang dibuat berisi penjelasan singkat tentang cemaran seperti sumber cemaran,
efeknya terhadap kesehatan, dan jumlah maksimum cemaran menurut SNI atau instansi terkait. Selain itu, protokol ini juga berisi cara atau teknik penentuan jumlah lokasi, jumlah sampel, dan prosedur
sampling yang baik sesuai dengan literatur untuk masing-masing parameter mikrobiologi dan kimia. Bahaya yang dibuat protokolnya adalah protokol Bacillus cereus pada nasi putih, Staphylococcus
aureus pada olahan ayam, kadmium Cd pada ikan segar, dan merkuri Hg pada gorengan.
5.2. Saran