20
BKS, Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum LPPH, dan Komando Inti KOTI MAHATIDANA.
Adapun pembentukan lembaga-lembaga ini dilakukan dalam rangka merubah citra Pemuda Pancasila yang dipandang negatif dengan melakukan pengkaderan dari kalangan
terpelajar seperti SAPMA dan LPPH diharapkan bahwa pengembangan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Jadi tuntutan akan kualitas sumber daya manusia guna
mengantisipasi pengelolaan organisasi, kaderisasi akan turut mempengaruhi kualitas orientasi dari OKP itu sendiri dalam menjawab persoalan bangsa, masyarakat dan masa depan.
Konkritnya setiap anggota Pemuda Pancasila Sumatera Utara termasuk pengurusnya harus mengaktualisasikan potensi dirinya sebagai kader organisasi sehingga akan mampu
mengakumulasikan diri dalam merespon serta menjawab permasalahan. Selain itu tantangan kedepan juga menyangkut bagaimana kemandirian Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Salah satu faktor penting bagi sebuah organisasi yaitu masalah kemandirian. Karena kemandirian akan memperkuat Pemuda Pancasila Sumatera Utara bisa
bertahan dari ujian kultural, maupun dari gesekan-gesekan berbagai kepentingan baik, antara OKP serta kekuatan sospol lainnya di Sumatera Utara haruslah dapat terjalin dengan
harmonis saling bahu membahu, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing saling menghormati perbedaan antara sesame organisasi kepemudaan.
2.3 Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan ORMAS 2001 sampai sekarang
Derasnya arus reformasi yang mengkehendaki perubahan disegala aspek kehidupan bangsa menuntut adanya pembaharuan terhadap tatanan yang lama. Tidak terkecuali angin
21
reformasinyapun melanda organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila yang dilahirkan tanggal 28 Oktober 1959 secara historis politis tidak bisa dilepaskan dari misi perjuangannya
sebagai “Benteng Pancasila”. Sejarah perjalanan Pemuda Pancasila membuatnya tidak pernah ragu sedikitpun dalam mempertahankan Pancasila. Sebagai salah satu organisasi
kepemudaan yang menyandang nama Pancasila membuat setiap gerakannya selalu diikuti oleh masyarakat luas. Anehnya masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat selalu saja
mengidentikkan Pemuda Pancasila dengan berbagai cap negatif atau stigma sehingga terkadang menimbulkan nada-nada sumbang bahkan tidak jarang mendatangkan antipasti.
Derasnya tuntutan perubahan dan pembaharuan yang sedang terjadi akibat reformasi yang mempunyai implikasi kepada wajah dunia kepemudaan termasuk Pemuda Pancasila.
Maka pada tanggal 28-30 April tahun 1999 diadakanlah Musyawarah Luar Biasa untuk menjawab semua tuntutan-tuntutan itu. Tuntutan yang pertama adalah perlunya revaluasi,
reposisi, dan reaktualisasi peran dan fungsi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kepemudaan OKP menjadi Organisasi sosial Kemasyarakatan ORMAS yang diharapkan
akan teridentifikasi tantangan dan peluang yang harus dihadapi dimasa mendatang. Kedua adalah tuntutan reformasi adalah peninjauan ulang hal-hal yang selama ini dianggap telah
usang tidak up to date lagi dan segera diganti dengan hal-hal baru yang sesuai dengan iklim reformasi.
10
Untuk menghadapi tantangan bangsa di masa depan Organisasi Pemuda Pancasila harus mampu mengantisipasinya secara cepat, karena demokratisasi partisipasi bisa
berkembang dalam dua kemungkinan. Pertama, demokrasi dengan partisipasi masyarakat
10
Ibid., hal. 83.
22
luas yang menggunakan kelompok sebagai mekanisme operasinya. Kedua, demokrasi yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses politik. Dalam keadaan ini Pemuda
Pancasila dapat memainkan peranan diantara dua faktor tersebut. Artinya Pemuda Pancasila bisa dikatakan satu-satunya Ormas Pemuda yang mampu menunjukkan kemandiriannya.
Kemandirian dalam program akan menjadi sarana untuk negoisasi politik. Dengan demikian peran dan fungsi yang dilakukan Pemuda Pancasila sebagai penyambung aspirasi masyarakat
dalam hal ini pemuda dari tingakat bawah ke elite yang memerintah. Inilah asset yang harus dimanfaatkan Pemuda Pancasila. Dengan itu berupaya meningkatkan kualitas dirinya dengan
berbagai persiapan penataan sumber daya manusia yang sejalan dengan dinamika dan tuntutan jaman.
Musyawarah Luar Biasa Pemuda Pancasila di Cipayung Bogor pada tahun 1999 telah telah mencanangkan bahwa Pemuda Pancasila menjadi Organisasi Sosial Kemasyarakatan
sehingga tidak lagi menjadi Organisasi Kemasyarakatan PemudaOKP, te1tapi wacana ini tidak mendapat respon dari para peserta, sebab dianggap kalau tidak lagi menjadi OKP
Organisasi Pemuda Pancasila tidak lagi besar dan tidak mempunyai kegiatan lagi, sehingga serupa dengan OKP-OKP lainnya.
Pada tanggal 28-30 Oktober 2001 di Caringin Bogor diselenggarakan suatu momentum yang meneguhkan itikad dan eksistensi Pemuda pancasila sebagai kader bangsa yang tidak
membeda-bedakan suku, agama ras dan golongan, terbuka tetapi berbeda dilintas politik. Mubes ke VII 2001 juga merupakan langkah besar Pemuda Pancasila melaksanakan
reorientasinya pada dua aspek yaitu: Pertama, orientasi kemasyarakatan, yang memposisikan Pemuda Pancasila kembali menjadi kekuatan sosial yang dapat mengontrol jalannya
23
pemerintahan sekaligus membina kesadaran dan kecerdasan masyarakat. Kedua, orientasi kepemudaan telah meluas pada berbagai bidang kehidupan seperti petani, nelayan, pekerja,
wanita, pengusaha, mahasiswa, pelajar, sarjana dan lain-lain. Pada Mubes VII target program umum yang merupakan aspek kualitas atau program
diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup internal dan eksternal. Pada ruang lingkup internal yaitu meningkatkan sumber daya manusia SDM, kedua yaitu mengemban kualitas
peran sektoral organisasi meliputi pendayagunaan lembaga dan badan. Dalam lingkup eksternal ialah meningkatkan kualitas partisipasi organisasi. Pada Mubes ke VII ini
organisasi Pemuda Pancasila telah mendeklarasikan sebagai organisasi yang tidak lagi berorientasi kepemudaan OKP melainkan berorientasi kemasyarakatan ormas. Dewan
Presidium dan Badan Pelaksana Harian ditiadakan juga penggunaan kata Dewan diganti menjadi Majelis. Majelis melambangkan adanya akomodasi struktur secara lebih paripurna
dengan bobot dan ruang lingkup pergumulan organisasi yang telah meluas. Mubes VII tahun 2001 telah mendeklarasikan Pemuda Pancasila sebagai organisasi
yang tidak lagi berorientasi kepemudaan melainkan berorientasi kemasyarakatan adapun konsekuensinya ialah Ormas Pemuda Pancasila sudah harus menempatkan anggotanya bukan
saja sekedar objek tetapi juga subjek dari sutu pelaksanaan program. Disisi lain Pemuda Pancasila juga harus menjadikan masyarakat umum sebagai aset program bukan anggotanya
saja baik potensi maupun kondisi masyarakat itu sendiri.
11
Selepas pengembangan organisasi menjadi Ormas, dalam kurun waktu beberapa tahun ini dirasakan masih banyak terdapat kendala untuk mensejajarkan Ormas Pemuda Pancasila
11
Makalah Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara 20-22 Agustus 2004, hal.7.
24
dengan Ormas lainnya yang tidak mengkhususkan diri bagi kelompok pemuda seperti Muhammadiyah, NU, Kosgoro, MKGR dan lain-lain. Pasalnya semangat untuk menjadi
pemuda Pancasila sebagi Ormas yang mengakar, mandiri, modern, memang membentuk ketentuan dengan waktu yang cukup, mengingat selama 41 tahun sebelumnya Pemuda
Pancasila mengidentifikasikan diri sebagai wadah berkumpulnya Pemuda. Adapun struktur organisasi Pemuda Pancasila setelah menjadi Organisasi
kemasyarakatan keseluruhan adalah sebagai berikut :
12
a 1 satu orang Ketua
Majelis Pimpinan Wilayah:
b 2 dua orang wakil ketua
c 9 sembilan orang ketua bidang
d 1 satu orang sekretaris
e 9 Sembilan orang sekretaris
f 1 satu orang bendahara
g 2 dua orang wakil bendahara
h 4 empat orang anggota masing-masing bidang
i Ex-Officio LembagaBadan
Bidang-bidang pada Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila MPW Sumatera Utara terdiri dari :
a Bidang Organisasi dan Keanggotaan
12
Nina Karina, op.cit., hal. 95-96.
25
b Bidang Ideologi dan Politik
c Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional Hankamnas
d Bidang Latihan Pengembangan dan Kaderisasi
e Bidang Ekonomi
f Bidang Agama, Sosial dan Budaya
g Bidang Hukum dan HAM
h Bidang Pengembangan Usaha
i Bidang Alam dan Lingkungan Hidup
Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara hanya mempunyai 4 empat lembaga, padahal ada 8 delapan lembaga yang ada di pusat DPP, karena
lembaga yang empat ini sudah dianggap mencakup segala kebutuhan organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara adalah :
a. Komando inti Mahatidana KOTI b. Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila SAPMA
c. Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum LPPH d. Srikandi Pemuda Pancasila
26
BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA SRIKANDI PP SUMUT