Kepemimpinan Ketua Srikandi PP SUMUT

46 Kepengurusan lembaga Srikandi anggotanya terdiri dari berbagai kalangan, ada wanita pekerja, ibu rumah tangga, guru dan lain sebagainya. Lembaga Srikandi menerima anggotanya dengan tangan terbuka. Kadang-kadang yang menjadi anggota Lembaga Srikandi juga adalah para istri dari anggota Pemuda Pancasila sehingga jika ada kegiatan mereka bekerja dengan baik, karena sama-sama di organisasi Pemuda Pancasila. BAB IV DINAMIKA SRIKANDI PP SUMUT

4.1 Kepemimpinan Ketua Srikandi PP SUMUT

Organisasi Pemuda Pancasila adalah merupakan organisasi kemasyarakatan ORMAS yang memiliki sifat terbuka, tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan, status dan latar belakang sosial politik, yang memiliki karakteristik kreatif, mandiri, militan, loyal, inovatif, semangat heroik dan patriotik serta memiliki sifat kepemimpinan yang sangat konsekuen, sehingga selalu kemampuan dalam menjawab dan menghadapi segala bentuk tantangan, baik yang berasal dari internal organisasi maupun eksternal organisasi. Lintasan perkembangan organisasi Pemuda Pancasila yang hamper mendekati perjalanan ½ setengah abad, menjadikan organisasi Pemuda Pancasila hampir mencapai tingkat pendewasaan yang sempurna, baik dalam cara pandang, cara fikir, cara bersikap, cara bertindak, maupun dalam hal menjawab segala bentuk tantangan yang timbul dari dalam maupun yang berasal dari luar lingkungan organisasi, sehingga dalam proses pendewasaan yang hampir mendekati kesempurnaan tersebut, organisasi Pemuda Pancasila selalu dituntut untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi yang baik bagi seluruh aspek lapisan yang 47 ada, baik itu yang berkaitan dengan pengembangan organisasi dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada hingga peningkatan kesejahteraan kader-kader organisasi, maupun sumbangsih dan kontribusi positif yang telah dan harus disumbangkan bagi bangsa dan Negara baik secara langsung maupun secara bertahap. 25 Begitu juga didalam tubuh Srikandi, untuk mengenal sosok Srikandi kita perlu melihat latar belakang perkembangan gerakan Srikandi Pemuda Pancasila. Untuk itu kita perlu membuka lembaran peristiwa masa lalu, walaupun pada kenyataannya Srikandi Pemuda Dalam hal pelaksanaan hal yang tercantumkan tersebut, dibutuhkan cita-cita yang luhur dan tanggung jawab yang tinggi guna mengiringi eksistensi organisasi sebagai produk masyarakat dan bangsa, yang dalam menjalankan pengabdiannya diharapkan mampu membentuk kerangkakehidupan yang tangguh, produktif dan memiliki akses atau keterjangkauan terhadap kader-kader organisasi dan masyarakat luas, yang kesemua itu dapat dicapai dengan jalan pelaksanaan program-program kerja organisasi yang telah dipersiapkan dengan matang dan penuh perhitungan. Program-program di dalam organisasi Pemuda Pancasila harus dan selalu memiliki hakekat memantapkan eksistensi organisasi sebagai organisasi kemasyarakatan 0rmas yaitu membangun wahana pembinaan, pengembangan, serta sarana pengabdian, tidak saja bagi organisasi, tetapi juga kepada masyarakat luas, dan sudah pasti dalam pelaksanaan tersebut memerlukan suatu kesadaran yang tinggi serta ketanggapan dalam menterjemahkan tahap- tahap persiapan dan perealisasian program-program yang ada. 25 Majelis Pimpinan Pusat , Materi Musyawarah Wilayah XI Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Medan 22-24 Juni 2007, hal 17. 48 Pancasila tidak terlalu banyak memiliki catatan sejarah gerakannya yang spektakuler, sebagaimana halnya gerakan Pemuda Pancasila itu sendiri, namun pada bagian-bagian tertentu gerakan Srikandi Pemuda Pancasila masih mempunyai nilai sejarah. Sejarah perkembangan gerakan Srikandi Pemuda Pancasila memang mengalami pasang surut. Perkembangannya sangat terpengaruh oleh keadaan politik Indonesia yang tidak stabil. Bahkan dalam kurun masa tertentu dinamika Srikandi sempat mengalami penurunan dan ketidakpastian, namun berkat semangat dan motivasi dari Pemuda Pancasila akhirnya Srikandi dapat bangkit kembali dalam bentuk yang baru, tetapi identitas dan idealismenya tidak pernah berubah. Adapun beberapa masa kepemimpinan Srikandi PP SUMUT : 1. Lisbeth Setelah dibentuknya bidang Peranan Wanita di dalam PP SUMUT pada tahun 1982 wanita Pemuda Pancasila telah memiliki wadah tetapi masih terbatas ruang geraknya, belum adanya struktur, aturan, dan kepengurusan yang pasti membuat nyonya Lisbeth tidak dapat berperan secara aktif di dalam Srikandi PP SUMUT, sehingga pada masa ini Srikandi tidak mengalami perkembangan baik didalam organisasi maupun di luar, Srikandi belum berperan di dalam PP SUMUT. 26 2. Fauziah Dongoran 1990-1996 Ketua yang dipilih oleh MPW : Dra.Fauziah Dongoran Wakil ketua : Tri Suci 26 Wawancara, dengan Vera Azis, Medan 6 Februari 2013. 49 Sekretaris : Delly Marni Bendahara : Sofie dan dibantu oleh anggota-anggota bidang Adapun pada masa Fauziah Dongorani, beliau mengusulkan konsep dasar pembentukan Badan Koordinasi Srikandi BKS kepada Dewan Pimpinan Wilayah DPW melalui proposal yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dewan Pimpinan Wilayah DPW, setelah disetujui oleh Dewan Pimpinan Wilayah DPW kemudian pembuatan Anggaran Dasar dan setelah dikoreksi oleh Dewan Pimpinan Wilayah DPW dibentuklah panitia, rapat komisi, pembentukan formatur dan kaderisasi sehingga pada tahun 1990 DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara membentuk Badan Koordinasi Srikandi BKS Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan SK NO.003KPTS-PPSUI1990, dengan ketuanya langsung dipegang oleh Wakil Ketua Bidang Peranan Wanita pada Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Adapun program-program kerja yang ada pada masa itu yaitu : 1. Rapat Kerja Srikandi PP SUMUT membahas tentang kepengurusan. 2. Kaderisasi Wilayah, Cabang dan Anak Cabang yang pesertanya berasal dari daerah Binjai, Langkat, Sibolga 3. Penataan kepengurusn dan pelantikan pengurus a Seminar b Konsolidasi Organisasi c Upgrading kepengurusan yaitu evaluasi, pengarahan Fauziah Dongoran mengarahkan orientasi gerak Srikandi dan ingin menjadikan Srikandi sebagai perempuan yang cerdas di dalam berorganisasi tetapi bermartabat sehingga 50 diperhitungkan serta menambah wawasan dan karakteristik yang baik, disegani bukan ditakuti. 27 Masa bakti Heny Rahmat hanya ada satu tahun saja dikarenakan beliau meninggal dunia sewaktu memimpin Srikandi PP SUMUT, Beliau menjabat pada masa kepemimpinan H. Marzuki. Pada masa itu Henny Rahmat menuntut agar para anggota Srikandi dapat menjadi wanita yang berkualitas bukan hanya sebagai pelengkap dan penonton di dalam kepengurusan Pemuda Pancasila. Dan diharapkan dengan adanya Srikandi membawa warna baru di dalam Pemuda Pancasila lebih beragam dan dinamis. Pada masa kepemimpinan Fauziah Dongoran aktifitas perempuan masuk kedalam Srikandi di berbagai tingkatan mulai banyak. Dari tingkat Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang sampai ke Anak Ranting. Banyak perempuan mulai masuk kedalam lembaga Srikandi Pemuda Pancasila. 3. Henny Rahmat 1997-1998 28 Pada masa itu telah dibentuk BKS Badan Koordinasi Srikandi dan hal ini diteruskan Heny Rahmat dan Vera Azis dengan membentuk BKS di setiap kecamatan, mereka mengundang 23 kecamatan sampai ke tingkat kelurahan untuk membuat musyawarah Srikandi. Henny Rahmat dan Vera Azis membuat satu konsep, mengundang PAC, militan Srikandi dan mempersiapkan musyawarah dengan dana seadanya seperti musyawarah yang dibuat Pemuda Pancasila adanya pembukaan sidang adanya utusan anggota dari setiap kecamatan dan ada petunjuk pelaksana juklak. Hal ini dilakukan untuk memberikan contoh, 27 Wawancara, dengan Fauziah Dongoran, Medan 16 Februri 2013. 28 Wawancara, dengan Vera Azis, Medan 6 Februari 2013. 51 sikap dan pengajaran kepada anggota-anggota Srikandi dalam pengkaderan dengan mengikuti aturan tata tertib musyawarah. Melihat kondisi ini Bapak H. Marzuki dan sekretarisnya Sahyan Asmara sebagai ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengeluarkan juklak sederhana dari Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk membentuk Badan Koordinasi Srikandi BKS pada pengurus cabang DPC maka pada tanggal 6 Juni 1992 Dewan Pimpinan Cabang DPC Pemuda Pancasila di seluruh Sumatera Utara sudah memiliki BKS Badan Koordinasi Srikandi. Setelah adanya kepengurusan BKS DPC mulailah muncul program-program kerja. Pada waktu itu perempuan yang masuk ke organisasi Pemuda Pancasila seperti kelaki- lakian modelnya seperti laki-laki baju dimasukkan ke dalam celana, rambut pendek. Sehingga perempuan lain yang ingin masuk ke Pemuda Pancasila agak takut, tetapi setelah diberi penjelasan sosialisasi oleh Cabang DPC maupun PAC akhirnya perempuan- perempuan tersebut mngerti. Jadi mereka bermai-ramai masuk ke lembaga Srikandi di tingkatnya masing-masing. Ada rasa bangga dari perempuan yang masuk ke organisasi Pemuda Pancasila ini, mereka merasa dihargai, sehingga mereka menjadi saudara dan mencari kawan yang lain untuk masuk ke lembaga Srikandi. Adapun beberapa program yang dilakukan yaitu : a Dibentuknya kepengurusan BKS hampir di seluruh kecamatan di Medan bahkan sampai kelurahan b melaksanakan program perempuan di Dewan Pimpinan yaitu program perempuan dimatangkan 52 c Kaderisasi dimana anggota diharuskan terlibat dalam setiap kegiatan Pemuda Pancasila bukan sebagai pelengkap atau penyambut tamu saja tetapi sebagai panitia, protokol, dan harus ikut dalam pengambilan keputusanidegagasansaran d Program di dalam masyarakat yaitu mengikuti malam amal, seminar perempuan, bakti sosial, penyantunan militan Srikandi dan Wanita Pancasila, dan mengikuti undangan dari pemerintahan. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Heny Rahmat sebagai ketua Srikandi adalah menciptakan kader-kader Srikandi yang berkualitas dan peranan perempuan menjadi sangat dominan dalam membesarkan Pemuda Pancasila SUMUT melalui ide, gagasan, masukan dan saran dari Srikandi tetapi hal ini sempat mengalami hambatan ketika Heny Rahmat meninggal pada tahun 1998 karena sakit dan dia pun digantikan oleh Nina Karina. 4. Nina Karina 1998-2002 Setelah alm. Heny Rahmat meninggal dunia dalam masa baktinya yang masih berjalan satu tahun, Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila selaku pimpinan tertinggi di Sumatera Utara melakukan musyawarah untuk menggantikan posisi beliau yang pada saat itu Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara sedang mencanangkan program umum yang merupakan aspek kualitas atau program diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup internal dan eksternal. Pada ruang lingkup internal utamanya adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia organisasi melalui transformasi dalam diri organisasi Pemuda Pancasila. Transformasi yang dimaksud adanya pergeseran citra atau image dari organisasi yang selama ini dijuluki dengan tukang pukul, preman dan sebagainya kepada transformasi 53 intelektual dan profesionalisme. Melalui program inilah MPW menetapkan Nina Karina sebagai ketua Srikandi tahun 1998-2002 menggantikan Henny Rahmat. Nina Karina pada waktu itu diminta oleh beberapa pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk menjadi ketua Badan Koordinasi Srikandi BKS PP Sumut untuk menggantikan almarhum Henny Rahmat, karena beliau berasal dari kalangan perguruan tinggi. Pemuda Pancasila ingin merubah image perempuan yang berada di dalam organisasi ini. Karena selama ini image yang ada sering bernada negatif. Masuknya Nina Karina sebagai ketua Srikandi merubah image bahwa perempuan dari perguruan tinggi dapat masuk organisasi yang orientasinya preman. Adapun susunan kepengurusan masih memakai susunan kepengurusan yang lama, dimana Vera Azis sebagai sekretaris, dan Nina Karina pun melanjutkan perjuangan Henny Rahmat untuk meningkatkan kualitas Srikandi Pemuda Pancasila. Dimana pada saat itu tenar sebutan wanita Srikandi dengan sebutan “Johntowel” yaitu sebutan tukang minta-minta kepada abang-abang Pemuda Pancasila. 29 29 Wawancara, dengan Nina Karina, 5 Maret 2013. Pada masa kepemimpinannya Nina Karina, beserta pengurus lainnya, sebutan johntowel lambat laun dapat dihapuskan. Srikandi yang menjadi anggota diarahkan untuk mencari pekerjaan di luar kehidupan organisasi. Dan akhirnya setelah mempunyai pekerjaan tetap seperti membuka warung kopi, berjualan pakaian, bekerja di salon, bahkan menjadi juru parkir perempuan, mereka mempunyai uang dan tidak perlu lagi meminta kepada anggota Pemuda Pancasila lainnya. 54 Adapun program-program yang dilakukan selama masa bhakti yaitu pengkaderan sampai ke seluruh anak ranting, mengadakan seminar tentang peranan perempuan, dan evaluasi kerja pengurus Srikandi. Adapun program ini dilakukan untuk mendukung program dari Pemuda Pancasila meningkatkan kualitas Sumber Daya ManusiaSDM organisasi agar dapat semakin berdayaguna mengemban norma-norma keorganisasian dan menggerakkan roda organisasi sesuai dengan dinamika perkembangan jaman yang sudah berubah. 5. Efwita Nasution 2003-2007 Susunan Kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara Masa Bhakti 2003-2007 : 30 Ketua : Efwita Nasution Wakil Ketua : Suryani Lumbangaol Sekretaris : Nina Karina Wakil Sekretaris : Sari Pelita Ong Bendahara : Hj. Gemawati Lubis Wakil Bendahara : Sri Rahmawati Barus Koordinator Bidang Organisasi dan Keanggotaan : Vera Azis Koordinator Bidang Kajian Study Gender : Herlina Koordinator Bidang Pembinaan Ketermpilan Sumber Daya Manusia : Nurlela Lubis Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan : Darmayanti 30 Terbitan Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. 55 Anggota-anggota bidang : I. Bidang Organisasi dan Keanggotaan : 1. Ida Sahara 2. Fitri Nurhayati. 3. Elly Arsida II. Bidang Kajian Study Gender 1. Fatimah Hasan 2. Rini Widya Astuti 3. Lai Rani III. Bidang Pembinaan Ketermpilan Sumber Daya Manusia 1. Herlinawati Harahap 2. Aisyah Nasution 3. Irma Yani Safitri Batubara IV. Bidang Sosial Kemasyarakatan 1. Lisni Harahap 2. Yusnita Karo 3. Trifana 56 Pada masa kepemimpinan Efwita Nasution dan sekretarisnya Nina Karina, Lembaga Srikandi di Majelis Pimpinan cabang berkembang, karena setiap ada konsolidasi organisasi Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara ke daerah-daerah, kabupatenkota pengurus Lembaga Srikandi PP Sumut ini selalu diikutsertakan sehingga atas intruksi ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada masa itu H. Donald Sidabalok beserta sekretarisnya H. Muktar Aritonang, agar dapat mengembangkan lembaga-lembaga yang ada di organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara, termasuklah lembaga Srikandi. Pada masa itu lembaga Srikandi dikepengurusan MPC PP di kabupatenkota berkembang sampai ke tingkat Anak Ranting. Tapi sayangnya berapa jumlah anggota Srikandi dari lembaga Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara ini tidak dapat diketahui karena lemahnya pada sistem pendataan anggota. Sebenarnya yang masukingin menjadi anggota Pemuda Pancasila harus mendaftar dan mendapat Kartu Tanda Anggota KTA tetapi sistem pendataan itulah yang menjadi hambatan sehingga berapa pastinya anggota Srikandi tidak terdata pada Pemuda Pancasila Sumatera Utara padahal setiap kegiatan yang dilakukan oleh MPW PP Sumut Srikandi berperan besar. 57

4.2 Eksistensi SRIKANDI PP Sumut