SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
o
u m
n
F751WAKA 13
o
v
s
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
rl
u
u l
¡
14
¢£
20
E. CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Rangkaian Sistem Pengapian
Gambar 1. Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional
Cara Keja Sistem Pengapian Konvensional a. Ignition Coil
Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk
mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang
dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan
insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di
tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat
SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
¤¥ ¦ §
o
¨
u m
©
n
¦
F751WAKA 13
¤
o
¦ ª ©
v
«
s
« ¬
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
®¯°°® ±
² ©
rl
® ¨
u
¬ ³
´
u l
« µ ¶
¬ ·
¸ ® ± ®
¹ ®¯
15
º®» «
20
akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan
tinggi yang dikirimkan ke busibusi untuk menyulut campuran bahan bakarudara di tabung engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap
memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi
b. Prinsip Kerja Sistem Pengapian
1. Breaker Point Tertutup Arus dari baterai mengalir melalui terminal positif kumparan primer primary coil,
terminal negatif dan breker point, selanjutnya ke masa.
Gambar 2. Breaker Point Tertutup Akibatnya, garis-garis gaya magnet akan terbentuk disekeliling kumparan.
Gambar 3. Garis-garis Gaya Magnet Saat Breaker Point Tertutup