30
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner.
c. Memperoleh daya
penalaran dalam
melakukan penelaahan,
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah, klub, atau lembaga.
d. Memperoleh keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan manajerial di sekolah atau lembaga.
e. Mahasiswa mempunyai kesempatan untuk dapat berperan sebagai motivator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.
4. Faktor Pendudkung PPL
a. Kedisiplinan tinggi dari seluruh komponen sekolah menjadi faktor pendukung yang penting demi tercapainya efektivitas dan efisiensi
kegiatan belajar mengajar. b. Motivasi dari seluruh komponen untuk menjadi yang terbaik sangat
mendorong semangat bagi praktikan agar mampu melaksanakan PPL dengan baik.
c. Hubungan yang baik dengan guru pembimbing, dosen pembimbing dan seluruh komponen
sangat membantu
praktikan dalam
melaksanakan praktik mengajar. d. Besarnya perhatian pihak SMK N 2 Yogyakarta kepada praktikan
juga sangat membantu kelancaran kegiatan praktik mengajar.
5. Faktor Penghambat PPL
Kegiatan PPL tidak terlepas dari hambatan. Hambatan ini muncul karena situasi lapangan berbeda dengan situasi pada saat latihan,
khususnya hambatan pada PPL berbeda dengan saat pengajaran mikro. Beberapa hambatan yang muncul dalam PPL sebagai berikut:
a. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kegitan pembelajaran seperti LCD proyektor yang terbatas, pendingin ruangan. Kemudian,
akibat ruang belajar yang berada di lantai atas, sehingga pada saat
31
pelajaran jam ke 6 sampai jam ke 12 akan terasa panas akibat sinar matahari. Akhirnya menyebabkan konsentrasi siswa terganggu.
b. Kurang optimalnya observasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan PPL, Sehingga menyebabkan sedikit kesulitan dalam pelaksanaan PPL
terutama memahami metode belajar yang diinginkan siswa untuk dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan sesuai dengan
kemampuan gaya belajar masing-masing siswa. c. Sifat siswa yang kadang-kadang kurang mendukung kegiatan belajar
mengajar KBM seperti, berbicara masing-masing saat pelajaran berlangsung, sikap apatis terhadap ilmu yang diberikan dan kurang
respect terhadap praktikan PPL. d. Kesiapan siswa dalam menerima materi kurang karena walaupun
sudah disuruh mencari materi tetapi yang tertib mencari materi hanya rata-rata 10 siswa per kelasnya.
e. Kemampuan pemahaman
siswa yang
berbeda-beda dalam
menerima materi Sehingga praktikan hanya menerapkan metode mengajar observasi, diskusi, tanya jawab, dan ceramah.
f. Jadwal PPL dan KKN yang bersamaan dengan lokasi berbeda cukup membuat praktikan kesulitan untuk membagi waktu. Hal ini juga
dikeluhkan oleh para guru di sekolah dan masyarakat di lokasi PPL, atas keterbatasan waktu untuk program yang telah dilaksanakan.
Agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan baik, maka hambatan- hambatan tersebut harus bisa diatasi. Usaha-usaha yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut antara lain : a. Kurang optimalnya observasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan
PPL membuat mahasiswa sulit untuk mencari metode pembelajaran yang sesuai dapat di atasi dengan meminta masukan dari guru
pembimbing sehingga setelah menerima masukan
dari guru,
mahasiswa praktikan dapat mengunakan metode pembelajaran yang disarankan dari guru pembimbing.
b. Kemampuan pemahaman siswa akibat gaya belajar yang berbeda-