40
2.2.4 Model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya BIES
Teori tentang model bincang interaktif evaluasi sebaya akan diuraikan menjadi beberapa konsep, yaitu: hakikat model bincang interaktif evaluasi sebaya,
tujuan dan asumsi model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya, sintakmatik, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, peran atau tugas dosen, dampak
instruksional, serta dampak pengiring.
2.2.4.1 Hakikat Model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya
Model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya adalah suatu model interaktif untuk pembelajaran bahasa. Berdasarkan arti katanya, bincang berarti bercakap-cakap
membicarakan sesuatu, interaktif berarti bersifat saling melakukan aksi, antar hubungan saling aktif, evaluasi berarti penilaian, sedangkan kata sebaya yang berarti
sama umurnya, hampir sama, seimbang atau sejajar KBBI: 2003 . Adapun yang dimaksud dengan model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya
adalah suatu model pembelajaran yang bersifat kooperatif kolaboratif yang di dalam proses pembelajarannya terdapat interaksi melalui kegiatan perbincangan antarpeserta
didik yang berusia sama, atau hampir sama yang mempunyai kapasitas atau kemampuan yang sama atau hampir sama, yang saling memberikan penilaian berupa
kritik, sanggahan, umpan balik, dan sebagainya dalam berbicara yang mengacu pada prinsip-prinsip kemampuan berbicara yang efektif sebagai wujud evaluasi dalam
41
upaya memperoleh hasil pembelajaran yang jauh lebih baik bagi semua anggota kelompok.
2.2.4.2 Tujuan dan Asumsi
Pada dasarnya dalam setiap pembelajaran, dipastikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk mencapai keberhasilan dalam proses
pembelajaran adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang efektif. Begitu pula dalam pemakaian model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya ini juga mempunyai
tujuan dan asumsi sebagai berikut. 2.2.4.2.1 Tujuan: Supaya mahasiswa mampu mahir berbicara, tidak hanya terampil
berbicara, yaitu dalam praktik berbicara mahasiswa sudah memakai ilmu, ada teori yang digunakan saat berbicara, sadar dengan siapa, kapan, dan
dalam kesempatan apa dia berbicara. 2.2.4.2.2 Asumsi
1. Semua mahasiswa sudah dibekali dengan kemampuan berbicara retorik. Mahasiswa telah menguasai rambu-rambu teoretis kemahiran berbahasa dan
berbicara yang efektif berdasarkan perkuliahan dasar-dasar keterampilan
berbicara.
2. Mahasiswa mempunyai harapan yaitu kecakapan hidup, dengan kemahiran berbicara mereka bisa hidup, karena diberikan motivasi dalam kuliah
berbicara. Mahir berbicara bisa mencapai tingkat pergaulan yang luas, disenangi teman, disegani, serta memiliki daya jual.
42
3. Mahasiswa antusias untuk dapat meniru pembicaraan orang yang berhasil, di antaranya karena kemahiran berbicara dapat mencapai nilai ekonomi,
meningkatkan harga diri dan bermuatan nilai spiritual. 4. Perpaduan antara kolaboratif dan kooperatif dianggap mampu memicu
semangat serta motivasi peserta didik untuk menjadi lebih baik dalam pencapaian prestasi.
5. Interaksi antaranggota, menghasilkan aspek kognitif semisal kompleksitas sosial.
6. Sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama dalam kelompok meningkatkan motivasi mahasiswa yang jauh lebih besar daripada bentuk
lingkungan kompetitif individual. 7. Anggota-anggota kelompok kooperatif dapat saling belajar satu sama lain.
Setiap pembelajar memiliki bantuan yang lebih banyak daripada dalam sebuah struktur pembelajaran yang pasif.
8. Mahasiswa yang mengalami dan menjalani tugas serta merasa harus bekerjasama dapat meningkatkan kapasitasnya untuk bekerjasama secara
produktif. Sesuai dengan teori Joyce dan Weil model Bincang Interaktif Evaluasi Sebaya
ini juga mempunyai unsur-unsur sintakmatik, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional serta dampak pengiring. Berikut penjelasan unsur-
unsur tersebut.
43
2.2.4.3 Sintakmatik