65
perilaku agresif non verbal ini yaitu dengan menuliskan tally pada kolom muncul perilaku untuk masing-masing perilaku muncul satu tally.
1. Deskripsi Baseline-I Kemampuan Awal Sebelum Dilakukan
Intervensi
Pada penelitian ini yang dimaksud baseline-I adalah munculnya perilaku agresif non verbal sebelum diberikan perlakuan yaitu berupa
perilaku memukul teman. Data perilaku agresif non verbal khususnya memukul yang muncul dikumpulkan menggunakan tally. Data perilaku
agresif non verbal ini diperoleh melalui pengamatan sebanyak lima kali pertemuan selama pembelajaran di dalam kelas. Setiap sesi pengamatan
perilaku sasaran memiliki rentang waktu 60 menit. Proses pengambilan data pada baseline-I dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat serta
mencatat perilaku agresif non verbal subjek yang muncul khususnya perilaku memukul. Selain itu, peneliti juga dibantu oleh guru kelas
sebagai guru yang memberi pelajaran kepada subjek seperti hari biasanya. Selama melakukan pengamatan diperoleh data hasil baseline-I pada setiap
sesi mengenai perilaku agresif non verbal khususnya memukul yang dijabarkan di bawah ini:
Pada observasi hari pertama yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 dalam rentang waktu 09.30-10.30 WIB. Observasi
baseline-I dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu setelah istirahat. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data perilaku agresif yang
muncul mengingat anak-anak kelas TKLB tunarungu umumnya masih
66
kondusif saat pagi hari dan ketika sudah siang suasana panas dan pemusatan perhatian anak sudah buyar yang menyebabkan munculnya
perilaku agresif non verbal khususnya memukul. Selain itu, setelah istirahat subjek terlihat mudah marah ketika diganggu atau dipicu oleh
teman-temannya. Selama pengamatan berlangsung diketahui bahwa subjek melakukan perilaku memukul karena ada penyebabnya seperti
diganggu temannya, ada teman yang telah selesai mengerjakan tugas sedangkan subjek belum, teman dekat subjek diganggu teman lain, dan
subjek diprovokatori oleh temannya. Pengamatan pada baseline-I terfokus pada munculnya perilaku
agresif non verbal khususnya memukul yang dicatat menggunakan alat ukur tally sebagai pengukur jumlah atau frekuensi perilaku sasaran yang
muncul pada setiap sesinya. Perilaku agresif yang dilakukan oleh subjek tidak dapat didokumentasikan menggunakan foto karena perilaku tersebut
muncul secara spontan dan apabila akan direkam dapat menyebabkan perhatian subjek tertuju pada kamera dan proses pembelajaran tidak
berjalan secara kondusif. Oleh karena itu peneliti hanya mencatat frekuensi munculnya perilaku agresif non verbal khususnya memukul
yang dilakukan oleh subjek. Adapun hasil pencatatan perilaku agresif non verbal khususnya
memukul pada pelaksanaan baseline-I terlihat pada Tabel 2 di bawah ini:
67
Tabel 2. Frekuensi Munculnya Perilaku Memukul pada Kondisi Baseline-I
No. Waktu
Hari, Tanggal Sesi ke-
Waktu start
– stop Frekuensi
1. Selasa, 15 Maret
2016 1
09.30 – 10.30
6 2.
Rabu, 16
Maret 2016
2 09.30
– 10.30 4
3. Kamis, 17 Maret
2016 3
09.30 – 10.30
11 4.
Senin, 21 Maret 2016
4 09.30
– 10.30 8
5. Rabu,
23 Maret
2016 5
09.30 – 10.30
9
TOTAL 37
Data hasil observasi pada baseline-I di atas menunjukkan bahwa frekuensi munculnya perilaku agresif non verbal khususnya memukul
yang dilakukan oleh anak tunarungu total kelas TKLB di SLB N 2 Bantul. Frekuensi munculnya perilaku agresif tersebut disajikan menggunakan
tabel untuk mempermudahkan peneliti dalam mengakumulasikan pada setiap sesinya. Selain itu, untuk mempermudah membaca banyak
sedikitnya perilaku sasaran dan menganalisis data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon.
Data perilaku agresif non verbal khususnya memukul pada baseline-I di atas dapat dilihat pada grafik polygon di bawah ini: