13
b. Skema Hudson
Wiliiam Henry Hudson menyebutkan plot dramatik the dramatic line tersusun menurut apa yang dinamakan dengan
garis laku. Garis laku terdiri dari 1 Initial incident awal kejadian atau peristiwa; 2 The rising action peristiwa mulai bergerak;
3 Growth or complication berkembangkomplikasi; 4 Climax and The falling action klimaks dan peristiwa mulai mereda; 5
Resolution or denouement resolusi, peleraianpenyelesaian; 6 And the conclusion or catastrophe kesimpulankalastropi. Enam
garis laku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar II: Skema Hudson
1 Initial Incident
Saat memperkenalkan dan membeberkan materi- materi yang relevan dalam lakon tersebut. Materi-materi
14
ini termasuk karakter-karakter yang ada, di mana terjadinya peristiwa tersebut, peristiwa apa yang sedang
dihadapi oleh karakter-karakter yang ada dan lain-lain. 2
Rising Action Mulai teridentifikasi insiden-insiden yang memicu
konflik, baik yang dimunculkan oleh tokoh utama maupun tokoh pembantu. Insiden-insiden ini akan menggerakkan
plot dalam lakon. 3
Growth or Complication Pada bagian ini merupakan tindak lanjut dari
insiden-insiden yang teridentifikasi tersebut. Konflik- konflik yang terjadi antara karakter-karakter semakin
menanjak, dan semakin mengalami komplikasi yang rumit. Jalan keluar dari konflik tersebut terasa samar-
samar dan tidak menentu. 4
Climax and Falling Action
Keadaan di mana lakon berhenti pada satu titik yang sangat menegangkan atau menggelikan sehingga
emosi penonton tidak terkendali. Bagi Hudson, klimaks adalah tangga yang menunjukkan laku yang menanjak ke
titik balik, dan bukan titik balik itu sendiri. Sedangkan,
15
titik balik sudah menunjukan suatu peleraian di mana emosi lakon maupun emosi penonton sudah mulai
menurun. 5
Resolution or Denouement Penyelesaian atau denoument yaitu bagian lakon
yang merupakan tingkat penurunan emosi dan jalan keluar dari konflik.
6 Conclusion or Catastrophe
Semua konflik yang terjadi dalam sebuah lakon bisa diakhiri, baik itu akhir sesuatu yang membahagiakan
maupun akhir sesuatu yang menyedihkan Satoto, 1985: 17.
c. Tensi Dramatik