114
d. Desain Lantai
Desain lantai menjadi tempat untuk membentuk desain atas pada tari. Desain lantai yang digunakan dalam tari Munai
Serapah sangat beragam, seperti telah diuraikan di atas. Desain lantai yang digunakan dalam tari Munai Serapah adalah panah
seperti pada lampiran 6 halaman 184 gambar LVIII, melingkar, menyudut,
lurus, bentuk “V”, bentuk “A”, dan berhadapan. Berdasarkan hasil analisa, pola lantai yang digunakan
dalam tari Munai Serapah dibuat dari yang sederhana hingga berbelit-belit. Perpindahan dari pola lantai satu ke pola lantai
yang lain tersusun rapi diikuti dengan gerak yang sesuai untuk setiap perpindahannya. Pada adegan satu menggunakan pola
lantai lurus ke depan, garis panah, huruf T, berhadap-hadapan, garis lurus 3, dan sejajar seperti pada lampiran 6 halaman 183-
186. Pada adegan dua, pola lantai yang digunakan adalah perpaduan antara pola garis lurus dan garis melengkung. Pada
adegan ini desain lantai cenderung berbelit-belit dan cepat perpindahan dari pola satu menuju pola selanjutnya. Pola lantai
adegan 2 terdapat pada lampiran 6 halaman 187-195. Sedangkan pada adegan 3, pola lantai lebih sederhana namun mendukung
memuncaknya klimaks dari tarian. Pola lantai untuk adegan tiga dapat dilihat pada halaman 196-198. Pola lantai yang dipilih
115
mewakili setiap suasana yang diinginkan penata tari dalam tari Munai Serapah.
e. Desain Musik
Selain desain atas, gerak, dan desain lantai, musik menjadi faktor utama yang membantu menciptakan struktur dramatik
dalam pertunjukan tari. Komposisi yang baik ditandai dengan kemampuan komposer dalam menciptakan desain dramatik dalam
musiknya. Hasil analisa terhadap desain musik dalam tari Munai Serapah adalah sebagai berikut:
Awalan dimulai dengan ilustrasi dari keyboard menit ke 00.00-00.42. Ilustrasi mengalun sesekali diisi dengan lirik
“Munai Serapah
”. Musik dinaikkan temponya pada menit ke 04.43-00.48. Musik turun temponya pada menit ke 00.48-00.59, kemudian naik
lagi pada menit ke 01.00-01.10. Pada menit ke 01.10-02.07 ilustrasi mendominasi. Kemudian musik turun pada menit ke
02.09-02.53. Pada menit ke 02.54-03.26 ilustrasi keyboard mendominasi. Perlahan musik dibangun naik pada menit ke
03.27-05.02 menggambarkan suasana ceria dan riang. Pada menit ke 05.03-05.22 diisi dengan lirik. Pada menit ini adegan Munai
diangkat oleh pemuda dan pertanda mereka telah menjadi suami istri. Musik kembali riang pada menit ke 05.23-05.33 dan naik
pada menit 05.33-07.00. Menit ke 07.01-07.26 ilustrasi dari keyboard kembali digunakan untuk mengekspresikan kegelisahan
116
dan kecurigaan Munai. Musik naik pada menit 07.27-07.43, di sini terjadi perebutan kendi antara Munai dan suaminya.
Kemudian pada adegan kendi berhasil diambil oleh suami Munai diberi musik datar namun garang. Musik kembali naik pada menit
07.44-07.57 untuk adegan silat antara dayang dan prajurit suami Munai. Di sini pula terjadi puncak dari musik untuk menunjang
klimaks tari.
f. Dinamika