Teori Keunggulan Mutlak Absolute Advantage Theory Teori Keunggulan Komperatif Comparative Advantage Theory

15 terjadinya inflasi. Teori merkantilisme ini tidak bertahan lama karena pada masa merkantilisme, masyarakat dalam negeri mengalami tekanan yang ditandai dengan kenaikan harga barang yang berlangsung secara terus-menerus.

2.3.2.2 Teori Keunggulan Mutlak Absolute Advantage Theory

Teori keunggulan mutlak ini dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini pada prinsipnya merupakan perbaikan dari teori merkantilisme yang menyatakan bahwa surplus perdagangan internasional sebagai suatu doktrin. Dasar dari pemikiran teori ini adalah bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan perdagangan internasional gains of trade karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak absolute advantage serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak absolute disadvantage. Hady 2001 menyebutkan bahwa ada beberapa asumsi pokok yang berkaitan tentang teori absolute advantage ini, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja, 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama, 3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang, 4. Biaya transportasi diabaikan. Namun sama halnya dengan teori merkantilisme sebelumnya, teori keunggulan mutlak ini juga mempunyai kelemahan, yaitu teori ini hanya berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi apabila negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, bila negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak maka tidak akan terjadi perdagangan internasional. Universitas Sumatera Utara 16

2.3.2.3 Teori Keunggulan Komperatif Comparative Advantage Theory

Teori keunggulan komperatif ini dikemukakan oleh David Ricardo sebagai koreksi dari teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith sebelumnya. Menurut David Ricardo perdagangan internasional dapat saja terjadi meskipun negara itu tidak memiliki keunggulan mutlak tetapi keunggulan komperatif Sumanjaya et al, 2010:20. Konsep teori keunggulan komperatif ini dibangun oleh beberapa asumsi Sumanjaya et al, 2010:21 sebagai berikut : 1. Dua negara masing-masing memproduksi dua jenis komoditi dengan hanya menggunakan satu faktor produksi tenaga kerja, 2. Kedua komoditi bersifat identik homogen, 3. Kedua komoditi dapat dipindahkan antar negara dengan biaya transportasi nol, 4. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun heterogen tidak identik antar negara, 5. Tenaga kerja dapat bergerak antar industri dalam suatu negara namun tidak antar negara, 6. Pasar barang dan pasar tenaga kerja dalam kondisi persaingan sempurna. Teori keunggulan komperatif ini juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan teori ini Pelly, 2009 adalah : 1. Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi tenaga kerja. Perbedaan ini menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan Universitas Sumatera Utara 17 efisiensi. Akibatnya terjadi perbedaan harga barang yang sejenis diantara dua negara, 2. Jika fungsi faktor produksi tenaga kerja sama atau produktivitas dan efisiensi di kedua negara sama maka tentu tidak terjadi perdagangan internasional karena harga barang yang sejenis akan menjadi sama di kedua negara tersebut, 3. Pada kenyataannya, walaupun fungsi faktor prodiksi produktivitas dan efisiensi sama diantara kedua negara, ternyata harga barang yang sejenis dapat berbeda sehingga dapat terjadi perdagangan internasional. Dalam hal ini teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang sejenis walaupun fungsi faktor produksi produktivitas dan efisiensi sama di kedua negara.

2.3.2.4 Teori Heckscher-Ohlin H-O