Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian Metodologi Penelitian

non nabati seperti daging, telur, dan ikan, baik kandungan protein, vitamin, mineral maupun karbohidrat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila tempe sangat digemari, karena selain bergizi juga murah. Harga kedelai yang meningkat dipasar dunia menyebabkan harga kedelai dipasar dalam negeri ikut meningkat, termasuk produk olahannya. Bila diamati lebih jauh, Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki sumber daya kacang-kacangan lain bukan kacang-kacangan yang potensial sebagai pengganti kedelai. Ada beberapa jenis kacang-kacangan selain kedelai maupun bukan kacang- kacangan yang dapat dioalah menjadi tempe, bahkan memiliki nutrisi hampir sama dengan kedelai. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara luas www. Pustaka.go.idpublikasi. Pada Peneliti sebelumnya telah dilakukan pembuatan tempe dari biji durian dengan hasil protein yang di peroleh 3,81 , oleh Ika Silvia 2009, dan Maria Ulfa 2011 dari biji jagung, dengan hasil protein yang diperoleh 6,96 . Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk memanfaatkan biji jagung dan biji kedelai sebagai alternative makanan baru dengan cara mengolahnya menjadi tempe dan menganalisa kadar gizi karbohidrat, protein, lemak, air dan abu pada tempe yang dihasilkan.

1.1 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : - Bagaimana cara mengolah campuran kacang kedelai dan biji jagung menjadi tempe. - Berapa kadar nutrisi pada tempe yang dihasilkan kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar air . - Bagaimana uji organoleptik terhadap rasa, warna, bau dan tekstur dari tempe yang dihasilkan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian diatas,maka permasalahan dibatasi pada : - Perolehan sampel dibatasi hanya kacang kedelai dan biji jagung yang diperoleh dari penjual di pajak sore Padang Bulan Medan. - Tempe dibuat dengan memvariasikan penambahan berat inokulum yaitu 1,0 g, 1,5 g dan 2,0 g, - Parameter yang dianalisa adalah kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, dan u - ji organoleptik terhadap warna, rasa, bau dan tekstur dari tempe yang dihasilkan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : - Untuk mengetahui cara mengolah dari campuran kacang kedelai dan jagung menjadi tempe. - Untuk mengetahui kadar nutrisi dalam tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang dihasilkan kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar air . - Untuk mengetahui kualitas rasa, warna, dan bau dari tempe yang dihasilkan secara uji organoleptik.

1.3 Manfaat Penelitian

Tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jaagung diharapkan dapat menjadi alternatif sumber makanan baru dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium BiokimiaKBM Kimia Bahan Makanan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dan Badan Riset Standardisasi Industri Medan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: - Pembuatan tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung. - Analisa kadar protein tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang di hasilkan ditentukan dengan metode Kjeldahl. - Analisa kadar lemak tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang di hasilkan ditentukan dengan metode Soklet. - Penentuan kadar air tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang di hasilkan dilakukan dengan metode pengeringan dalam oven pada suhu 100 – 105 C. - Penentuan kadar abu tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang di hasilkan dilakukan dengan metode pembakaran dalam tanur pada suhu 500 C sehingga diperoleh abu berwarna putih. - Kadar karbohidrat tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang di hasilkan ditentukan dengan menghitung selisih antara 100 dengan jumlah persentase kadar air, abu, protein dan lemak. - Uji organoleptik terhadap warna, rasa, bau dan tekstur tempe dari campuran kacang kedelai dan biji jagung yang dilakukan secara skala hedonik. - Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap perlakuan sampel. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kacang Kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang Glycine max L Merril. Berasal dari daerah Manshukuo Cina Utara. Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang Asia Timur dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika. Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber proterin yang paling baik. Disamping itu, kedelai juga dapat digunakan sebgai sumber lemak, vitamin , mineral, serat. Tabel 2.1. Komposisi rata-rata kedelai dalam bentuk biji kering per 100 g Komposisi Kedelai Protein 34,9 g Lemak 18,1 g Karbohidrat 34,8 g Kalsium 227,0 mg Fosfor 585,0 mg Besi 8,0 mg Vitamin A 110,0 mg Vitamin B1 1,1 mg Vitamin C 0 mg Air 7,5 g UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Biji kedelai terdiri dari 7,3 persen kulit, 90,3 persen kotiledon dan 2,4 persen hipokotil. Disamping mengandung senyawa yang berguna ternyata pada kedelai terdapat juga senyawa anti gizi dan senyawa penyebab off flavor penyimpangan cita rasa dan aroma pada produk olahan kedelai Sutrisno,K. 1992. Sistematika tanaman kedelai adalah sebagai berikut: Familia : Leguminosae Subfamili : Papilionoidae Genus : Glycine Species :Glycine max Kedelai yang tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis.Penyebab geografis dari kedelai mempengaruhi jenis tipenya. http:www.scribd.comdoc

2.2 Jagung