Pengertian analisis laporan keuangan

commit to user 27

3. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian analisis laporan keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan upaya untuk mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah, dengan menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antar pos untuk mengetahui kondisi keuangan, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik, 2007: 71. Ada beberapa karakteristik dalam analisis laporan keuangan menurut Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik 2007: 69, antara lain: 1 Fokus pada laporan keuangan. 2 Memuat analisis hubungan. 3 Memuat implikasi dan prediksi. 4 Dipengaruhi oleh kemampuan analis. Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam laporan yang ada seperti yang diungkapkan Bastian 2006: 250, yaitu: 1 Laporan kinerja keuangan Neraca. 2 Likuiditas pemerintahan. 3 Komposisi investasi. 4 Kekayaan pemerintah. 5 Komposisi kewajiban. commit to user 28 6 Revaluasi cadangan. 7 Komposisi hutang pensiun. 8 Laporan kinerja keuangan surplus-defisit. 9 Efektivitas penarikan. 10 Tingkat pelanggaran peraturan keuangan. 11 Komposisi pendapatan. 12 Komposisi pengeluaran. 13 Beban bunga pinjaman. 14 Rugi surplus translasi mata uang. 15 Laporan arus kas. 16 Komposisi arus kas. 17 Tingkat penarikan pajak baik individu, organisasi maupun produk. 18 Komposisi pajak tidak langsung. 19 Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain. 20 Komposisi pengeluaran kas. 21 Komposisi pengeluaran investasi. 22 Komposisi pencairan investasi. 23 Komposisi likuiditas pertukaran mata uang. Dalam menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah rasio- rasio keuangan yang dapat digunakan untuk analisis laporan keuangan pemerintah daerah menurut Mahmudi 2007: 920, antara lain: commit to user 29 1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Walaupun pemerintah daerah sudah menyusun anggaran kas, tetapi analisis likuiditas akan lebih bermanfaat bagi manajemen dibandingkan jika hanya mendasarkan pada anggaran kas saja. Untuk melakukan analisis likuiditas ada beberapa rasio yang bisa dipelajari, yaitu: a Rasio Lancar Current ratio Rasio lancar membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki pemerintah daerah pada tanggal neraca dengan utang jangka pendek. Rasio lancar merupakan ukuran standar untuk menilai kesehatan keuangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintah daerah. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang mencukupi untuk melunasi utangnya. Nilai standar rasio lancar yang dianggap lancar adalah 2:1. Namun angka tersebut tidaklah mutlak, sangat tergantung karakteristik aset lancar dan utang lancar. Tetapi nilai nominal yang masih bisa diterima adalah 1:1, jika kurang dari itu maka keuangan organisasi tidak lancar. commit to user 30 b Rasio Kas Cash Ratio Rasio kas membandingkan antara kas antara kas yang tersedia dalam pemerintah ditambah efek yang dapat segera diuangkan investasi jangka pendek dibagi dengan utang lancar. Rasio kas bermanfaat untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang segera dipenuhi dengan kas dan efek yang dimiliki pemerintah daerah. c Rasio Cepat Quick Ratio Quick ratio membandingkan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar. Quick ratio mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat membayar utangnya dengan cepat. Semakin tinggi nilai quick ratio maka semakin tinggi tingkat likuiditas keuangan. Nilai yang dianggap baik untuk quick ratio adalah 1:1. d Working Capital to Total Assets Working capital to Total Assets adalah rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja neto. 2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka commit to user 31 panjang. Dikatakan tidak solvabel apabila total utang yang dimiliki pemerintah daerah lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. 3 Rasio Utang Leverage a Rasio Utang terhadap Ekuitas total debt to equity ratio Rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dan yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mungkin sudah kelebihan utang dan harus segera mencari jalan untuk mengurangi utang. Semakin besar rasio ini menunjukkan resiko pemberian utang semakin besar. b Rasio Utang terhadap Aset Modal total debt to capital assets Rasio ini digunakan untuk mengetahui bagian dari aset modal yang dapat digunakan untuk menjamin utang. Pemerintah daerah tidak diasumsikan untuk dilikuidasi karena kreditor tidak bisa mengklaim aset modal pemerintah daerah jika terjadi kegagalan dalam membayar utang, kreditor tidak dapat mempailitkan pemerintah daerah. Rasio ini kurang relevan jika digunakan dalam organisasi sektor publik. commit to user 32 c Time Interest Earned Ratio Time Interest Earned Ratio adalah rasio untuk mengetahui besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan laba sebelum bunga dan pajak dengan utang jangka panjang. Rasio ini juga kurang tepat untuk digunakan dalam sektor publik. 4 Rasio Kemandirian Rasio kemandirian yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemandirian Pemerintah Daerah dalam hal pendanaan semua aktivitasnya. Semakin tinggi nilai rasio kemandirian Pemerintah Daerah maka semakin baik karena Pemerintah Daerah tidak tergantung dana dari pihak ketiga untuk mendanai semua aktivitasnya.

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Pendapatan Daerah

Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Adapun Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta sebagai pengelola keuangan daerah melakukan kebijakan-kebijakan untuk pendapatan daerah sebagai berikut: