commit to user 42
berarti bahwa setiap Rp1,00 utang lancar yang dimiliki Pemerintah Kota Surakarta dijamin dengan Rp0,9 aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan. Ini menunjukkan bahwa tanpa persediaan, kondisi keuangan Pemerintah Kota Surakarta tidak likuid dan
persediaan merupakan aset yang penting untuk menjamin utang lancar bagi Pemerintah Kota Surakarta.
Untuk rasio kas, selama 3 tahun tersebut menunjukkan hanya pada tahun 2009 Pemerintah Kota Surakarta tidak bisa memenuhi
kewajiban jangka pendeknya menggunakan kas ditambah investasi jangka pendek. Ini disebabkan karena Pendapatan Asli Daerah pada
tahun 2009 menurun yang berdampak pada turunnya nominal kas, sedangkan Pemerintah Kota Surakarta tahun 2009 sudah tidak
berinvestasi pada investasi jangka pendek.
b. Rasio Kemandirian
Rasio kemandirian digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian Pemerintah Daerah dalam hal pendanaan semua
aktivitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kemandirian yaitu sebagai berikut:
Dari rasio ini, dapat diketahui tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta selama tahun 2007-2009 dalam tabel berikut:
commit to user 43
Tabel II. 6 Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007-2009 dalam rupiah
Keterangan Tahun 2007
Tahun 2008 Tahun 2009
Realisasi PAD
89.430.977.982,00 102.929.501.970,00 101.972.318.682,00
Dana Alokasi
Umum
374.500.999.992,00 420.911.721.000,00 435.470.810.000.00
Utang
31.755.454.608,51 25.353.800.211,00 46.708.191.274,00
Utang PFK
55.264.397,00 233.846.526,00 7.575.855,00
Utang pajak pusat
- -
-
Rasio Kemandirian
22 23
21
Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel rasio kemandirian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tingkat kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam hal pendanaan untuk semua aktivitasnya kurang baik. Ini terlihat dari
nilai rasio kemandirian pada tahun 2007 sebesar 22, pada tahun 2008 naik menjadi 23, berarti ini menunjukkan hal yang positif
karena Pemerintah Kota Surakarta tidak terlalu tergantung dengan dana dari pihak luar baik utang dalam negeri maupun luar negeri
sudah berkurang. Pada tahun 2009 tingkat kemandirian turun menjadi 21 yang menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta
pada tahun ini membutuhkan banyak dana untuk membiayai belanja daerah karena pada tahun ini belanja daerah juga mengalami
peningkatan.
commit to user 44
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas ini mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Pemerintah Daerah
dikatakan tidak solvabel apabila total utang yang dimiliki lebih besar dari pada total aktivanya. Semakin besar nilai rasio ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah tidak dapat menjamin semua utang-utangnya dengan menggunakan semua aktivanya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio solvabilitas yaitu sebagai berikut:
Dari rumus tersebut di atas, dapat diketahui nilai rasio solvabilitas Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2007-2009 sebagai berikut:
Tabel II. 7 Rasio Solvabilitas Pemerintah Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007-2009 dalam rupiah
Keterangan Tahun 2007
Tahun 2008 Tahun 2009
Total Aktiva
3.330.436.830.935,00 3.490.440.009.924,00 6.166.782.681.081,00
Total Utang
31.755.454.609,00 25.353.800.211,00 46.708.191.274,00
Rasio Solvabilitas
105,00 138,00
132,00
Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
keuangan Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam memenuhi
commit to user 45
semua kewajibannya sangat solvabel menggunakan semua aktiva yang dimiliki Pemerintah Kota Surakarta. Nilai rasio solvabilitas
tertinggi pada tahun 2008 yaitu Rp138,00 yang berarti bahwa setiap Rp1,00 utang yang dimiliki Pemerintah Kota Surakarta dapat
dijamin dengan menggunakan Rp138,00 aktivanya. Selama 3 tahun berturut-turut terlihat nilai total aktiva jauh lebih besar daripada
nilai total utang yang menunjukkan rasio solvabilitas pada Pemerintah Kota Surakarta sangat baik.
d. Rasio Leverage