commit to user 32
c Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio adalah rasio untuk mengetahui besarnya jaminan keuntungan untuk membayar
bunga utang jangka panjang. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan laba sebelum bunga dan pajak dengan
utang jangka panjang. Rasio ini juga kurang tepat untuk digunakan dalam sektor publik.
4 Rasio Kemandirian Rasio kemandirian yaitu rasio yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kemandirian Pemerintah Daerah dalam hal pendanaan semua aktivitasnya. Semakin tinggi nilai rasio
kemandirian Pemerintah Daerah maka semakin baik karena Pemerintah Daerah tidak tergantung dana dari pihak ketiga
untuk mendanai semua aktivitasnya.
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Adapun Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta sebagai pengelola keuangan daerah melakukan kebijakan-kebijakan untuk pendapatan
daerah sebagai berikut:
commit to user 33
a. Target Pendapatan Asli Daerah 10 dari anggaran tahun sebelumnya.
b. Kebijakan keuangan pendapatan daerah dari pos lain-lain menyesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di Pemerintah Pusat
dan atau Propinsi. c. Kebijakan keuangan untuk dana perimbangan juga menyesuaikan
dengan kebijakan yang berlaku di Pemerintah Pusat dan atau Propinsi.
Pencapaian kinerja pendapatan Pemerintah Kota Surakarta dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel II. 1 Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2006-2009 dalam rupiah
Tahun Anggaran
APBD setelah perubahan
Realisasi APBD Lebih
kurang
2006 74.709.440.000,00 78.637.865.549,00
105,26 2007
88.034.379.000,00 89.430.977.982,00 101,59
2008 96.199.901.000,00 102.929.501.970,00
107,00 2009
110.842.157.600,00 101.972.318.682,00 92,00
Sumber: Data yang diolah Efektivitas adalah kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan Mardiasmo, 2002: 132. Dikatakan efektif apabila selisih realisasi penerimaan dengan target yang
dianggarkan mengalami selisih positif yaitu di atas lebih dari 100, sedangkan kurang tidak efektif apabila selisih realisasi penerimaan
dengan target yang dianggarkan mengalami selisih negatif yaitu di bawah kurang dari 100. Untuk dapat mengetahui seberapa besar
commit to user 34
tingkat efektivitas penerimaan Pendapatan Asli Daerah digunakan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, analisis efektivitas untuk penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2006-
2008 sudah efektif dalam mengoptimalkan penerimaan dari sektor Pendapatan Asli Daerah karena nilai rasio efektivitas pada tahun 2007-
2008 mencapai lebih dari 100. Pada tahun 2009 tingkat efektivitas penerimaan dari sektor Pendapatan Asli Daerah justru mengalami
penurunan sangat signifikan di bawah 100 yaitu hanya 92. Ini bisa disebabkan karena pada tahun 2009 penerimaan dari pos hasil retribusi
daerah mengalami penurunan. Pencapaian kinerja pendapatan Pemerintah Kota Surakarta
berdasarkan target yang telah ditetapkan dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel II. 2 Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007-2009
Tahun Anggaran
Target 10 dari Anggaran setelah Perubahan Tahun Sebelumnya
2007 19,7
2008 17
2009 6
Sumber: Data yang diolah
x
100
commit to user 35
Berdasarkan tabel di atas, analisis pencapaian target 10 dari anggaran tahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pendapatan
Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2009 justru pendapatan Pemerintah Kota Surakarta
mengalami penurunan sebesar 0,9 dari tahun sebelumnya. Dilihat berdasarkan pencapaian target Pendapatan Asli Daerah sebesar 10
dari anggaran tahun sebelumnya dengan usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan masih belum optimal. Pada tahun 2007 sudah
memenuhi target sebesar 19,7, sedangkan tahun 2008 target mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 17,
dan pada tahun 2009 justru target 10 dari anggaran tahun sebelumnya tidak tercapai karena hanya mencapai sebesar 6. Selama 3 tahun
tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta selaku pengelola keuangan daerah mengalami kegagalan
hanya pada tahun 2009 karena pendapatan daerah tidak dapat melampaui target kebijakan yang diambilnya. Ini disebabkan pada
tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor Hasil Retribusi Daerah juga menurun dari tahun sebelumnya karena kurangnya kesadaran
masyarakat untuk membayar retribusi daerah.
2. Belanja Daerah