commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Pembekalan tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup pemecahan masalah khususnya pecahan sederhana. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan
ketrampilan, memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dengan membekali kemampuan berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif melalui media pembelajaran film pecahan sederhana, diharapkan anak tunarungu wicara dapat mengikuti proses
belajar mengajar yang baik, dengan proses belajar mengajar yang baik akan menghasilkan kelulusan yang baik dan mandiri.
Anak tunarungu adalah Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan salah satu indera pendengaran yang mengakibatkan mengalami
keterbatasan pula dalam menerima informasi khususnya melalui pedengarannya. Maka bagi anak tunarungu indera andalan yang dipergunakan adalah indera
penglihatan atau disebut anak pemata. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika selalu dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem. Dengan mengajukan masalah kontektual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, dan sekolah diharapkan menyediakan teknologi informasi dan
komunikasi yang modern, seperti komputer, alat peraga, TV, DVD, handycam atau media lainnya, agar anak didik tidak selalu ketinggalan menerima informasi
dari dunia luar walaupun anak tunarungu.
1
commit to user
2 Pada setiap kegiatan proses belajar mengajar di Kelas III Tunarungu guru
selalu memberi kesempatan siswa untuk bertanya, namun siswa masih banyak yang tidak bertanya entah mengapa siswa tidak bertanya, apa mungkin belum
jelas sehingga tidak tahu apa yang harus ditanyakan, atau malu bertanya, atau tidak dapat bertanya. Dengan keaktifan siswa yang terbatas ini mengakibatkan
hasil belajar siswa kelas III tunarungu pada materi pecahan sederhana selalu rendah. Maka peneliti mencoba untuk menampilkan pembelajaran melalui media
film yang mudah diterima oleh anak, sebab sesuai dengan kekurangan salah satu indera pendengarannya, anak tersebut yang digunakan penyerapan ilmu yang
paling banyak melalui indera penglihatan. Dalam pembelajaran matematika kami selalu memberikan alat peraga
walaupun sederhana , misalnya dengan gambar dipapan tulis, benda nyata, beda tiruan. Hal ini apakah anak menjadi bosan, anak kurang konsentrasi terhadap
pembelajaran khususnya matematika yang menggunakan alat peraga yang kurang menarik, sehinga anak merasa bosan terhadap pembelajaran khususnya pada
materi pecahan sederhana. Kali ini saya akan mencoba dengan menggunakan media ICT khususnya gambar film artinya gambar benda mati yang dapat
bergerak. ³Dalam proses pembelajaran siswa selalu diarahkan agar kreatif, serta
tidak malu bertanya kepada guru bila ada kesulitan. Karena mengajar adalah proses pemberian bimbinganbantuan pada anak didik dalam melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar ³Nana Sudjana, 1991 :29.
Setrategi pembelajaran
melalui media pengamatan film, siswa diberi kesempatan untuk dapat melihat gambar yang ditayangkan oleh guru tentang
pecahan sederhana, kegiatan ini akan dapat menarik perhatian dan memperjelas tentang pecahan yang selama ini masih sulit dibayangkan atau dimengerti oleh
anak. Dengan demikian untuk mengupayakan penanganan kesulitan belajar
matematika pada materi pecahan sederhana, perlu mengoptimalkan kegiatan siswa dengan menggunakan media yang modern akan lebih menarik dan terkesan dalam
ingatan anak dan tidak mudah lupa, sehingga dalam menyelesaikan masalah akan
commit to user
3 lebih mudah terutama pada bilangan pecahan. Diharapankan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada materi pecahan sederhana pada siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa kabupaten Pekalongan semester II tahun
pelajaran 20102011.
B. Perumusan Masalah