Analisis Deskriptif Teknik Analisis Data

37 keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia BEI melalui situs www.idx.co.id.

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu analisis data yang diperlukan terhadap data yang diperoleh dari hasil responden yang diberikan, kemudian dilakukan analisa berdasarkan metode statistik dan data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisa.

3.8.1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif yaitu analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat- sifat dari obyek penelitian tersebut Umar, 2002: 78 dalam Rahmawati 2012. Dalam analisis deskriptif data yang dipakai yaitu data minimum, maximum, mean dan standar deviasi. 3.8.2. Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik adalah suatu pengujian hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa model regresi tersebut layak atau tidak untuk dilakukan ke pengujian selanjutnya Ghozali, 2013:103. Adapun penyimpangan asumsi klasik ada empat : Universitas Sumatera Utara 38 1. Uji Normalitas Uji Normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2013:160. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis Kolmogorov - Smirnov. Jika nilai uji Kolmogorov – Smirnov 0,05 berarti data terdistribusi normal. Pada penelitian ini untuk menguji kenormalitas data dapat dilihat dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013: 161. 2. Uji Multikolinearitas Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji multikoleniaritas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi Sumodiningrat, 1994:281. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendekteksi adanya multikolinearitas dilihat melalui nilai tolerance value dan variance inflation factor VIF. Nilai cut off yang Universitas Sumatera Utara 39 umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance, 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2013:106. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Ghozali, 2013:139. Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan sig 0.05 berarti model bebas dari heterokedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Menurut Erlina 2008:106, uji autokorelasi dilakukan bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson DW. Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan Universitas Sumatera Utara 40 menghitung nilai d, setelah nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya adalah menentukan nilai du dan dl dengan menggunakan tabel Durbin Watson. Ketentuan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Ketentuan Interpretasi Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4-du Sumber: Erlina 2008:106 Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random atau acak. Apabila tingkat signifikansi hasil uji Run Test dibawah α 0,05 maka didalam model terdapat autokorelasi. Tetapi apabila tidak signifikan pada α 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis yang diajukan dalam uji Run Test : H0 : residual random acak H1 : residual tidak random Universitas Sumatera Utara 41 3.8.3. Analisis Regresi Linear Berganda Ghozali 2013 menjelaskan analisis regresi mengukur kekuatan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan randomstokastik yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independenbebas diasumsikan memiliki nilai tetap dalam pengambilan sampel berulang. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = α +β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan: Y = Kebijakan Hutang α = Konstanta β1 – β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Kebijakan Dividen e = koefisien error Universitas Sumatera Utara 42 3.8.4. Uji Hipotesis 3.8.4.1. Uji Statistik F F-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

PENGARUH LEVERAGE, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

1 32 136

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

ANALISIS KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 64

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 76

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 119

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19