Saran Geografis Peran Keluarga Teungku Di Tiro Dalam Perang Di Aceh Besar 1874-1911

60

5.2 Saran

Melihat dari kesimpulan di atas bahwa besarnya peran dari keluarga ulama Teungku Di Tiro. Oleh karena itu penulis menyarankan : 1. Tulisan ini diharapkan dapat memberi contoh kepada seluruh generasi penerus bangsa bagaimana keberanian dari keluarga ulama Tiro dalam menentang penjajahan Belanda di Aceh Besar dalam mempertahankan agama, bangsa dan negara di medan peperangan. 2. Melihat besarnya jasa-jasa keluarga tersebut, sudah sepantasnya kita memberikan penghormatan terhadap Teungku Chik Di Tiro beserta keturanannya dalam menentang kekuasaan Belanda di Aceh. 3. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya. Mengingat perjuangan keluarga Teungku Chik Di Tiro yang lebih memilih mati syahid dalam medan pertempuran dari pada menyerah dan tunduk pada kekuasaan Belanda adalah suatu hal yang penting untuk di kenang. 4. Untuk menghargai jasa-jasa mereka yang telah berkorban untuk kemerdekaan bangsa kita, sudah sepantasnya kita mengisi kehidupan kita yang merdeka ini dengan pembangunan yang merata untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Universitas Sumatera Utara 16 BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH TIRO

2.1 Geografis

Tiro adalah sebuah kecamatan di daerah Sigli, Aceh Pidie, Aceh. Tiro sendiri terbagi menjadi beberapa desa yang dipimpin oleh seorang keuchik. 29 Statistik daerah Kecamatan Tiro terdiri dari sembilan belas desa yaitu Blang Rikui, Panton Beunot, Dayah Cot, Dayah Kampung Baro, Dayah Baroh, Dayah Teungoh, Pulo Keunari, Pulau Tambo, Peunadok, Pulo Glumpang, Mancang, Panah, Pulo mesjid, Trieng Cudo Tunong, Mampree, Trieng Cudo Baroh, Rabo, Pulo Siblah, dan Lhok Igeuh. Ibu kota Kecamatan Tiro berada di Desa Mancang. 30 Daerah Tiro memiliki batas wilayah kecamatan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mutiara Timur. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Glumpang Tiga. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sakti dan Kecamatan Titeu. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tangse. Kecamatan Tiro memiliki luas sebesar 255 km 2 . Daerah ini terletak di hamparan dan lembah pegunungan bukit barisan. Rata-rata ketinggian adalah 20-180 m diatas permukaan laut. Secara klimatologi memiliki curah hujan rata-rata 1,485.6 mmtahun dengan suhu rata-rata berkisar 26-27 o 29 Keuchik adalah sebutan masyarakat Aceh kepada kepala desa yang berfungsi sebagai pelaksana roda pemerintahan desa. Lihat Alfian, Segi-segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977, hlm. 55. 30 Kecamatan TiroTruseb Dalam Angka 2012, Pidie: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sigli, 2012, hlm. 1. C. Universitas Sumatera Utara 17 Pada masa perang Aceh, daerah Tiro memainkan peran yang sangat penting. Hal ini disebabkan daerah Tiro belum dikuasai Belanda dan letaknya yang jauh dari pantauan kompeni Belanda. Faktor lain yang membuat daerah Tiro ini menjadi penting karena pendapat menyatakan bahwa pimpinan ulama Pidie saat itu adalah di Tiro. 31 Kenyataannya bahwa masyarakat Aceh sangat menghormati tokoh ulama untuk dijadikan panutan dan penunjuk arah dalam kehidupan. Sehingga para laskar Aceh berangkat ke Tiro untuk meminta pertolongan pasca Keraton Aceh jatuh ke tangan Belanda. Daerah Tiro terletak di pedalaman Sigli di kaki Gunung Halimon. Oleh karena itu, daerah ini merupakan salah satu daerah penyuplai kebutuhan angkatan perang yang berada di Aceh Besar. Selain itu, daerah Tiro menjadi pusat informasi bagi bagi para laskar Aceh melalui Teungku Chik Dayah Cut mengenai keadaan di kawasan Pidie dan sekitarnya. Statistik daerah Kecamatan Tiro kecamatan tiro terdiri dari 43 dusun dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2061 ruta dan 7412 jiwa penduduk. Pemerintahan desa masing-masing dipimpin oleh keuchik gampong dan kepala dusun, untuk mempermudah administrasi desa dibantu oleh aparat desa antara lain sekretaris keuchik serta perangkat desa. 31 Ismail Jakub, op. cit., hlm. 44. Universitas Sumatera Utara 18

2.2 Pendidikan Keagamaan