Tidak Mau Mendengar Perkataan Orang Lain Menurunnya Minat Belajar di Sekolah

32 Bayu melempar pandangan antara Heri dan mobil Pak Johan. Lalu, dia berlari kencang dan menghadang mobil Pak Johan. ” STOP PAK, PAK STOP” Rem mobil Pak Johan berdecit pelan. Kaca mobil terbuka, Pak Johan melotot. ” Mau apa lagi kamu? Mau bohong apa lagi? Cepat minggir” Aristo, 2010: 128 Beberapa kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Bayu dan Heri sering melakukan kebohongan kepada orang lain, mulai dari berbohong kepada Kakek, kemudian berbohong kepada Pak Johan yang merupakan pelatih sekolah sepak bola SSB Arsenal agar bisa berlatih sepak bola.

b. Tidak Mau Mendengar Perkataan Orang Lain

Tokoh Bayu dan Heri tidak mau mendengarkan perkataan orang lain, yang mereka anggap bertujuan untuk menghalangi kesenangan serta kecintaan mereka terhadap dunia sepak bola. Hal ini dapat dilihat melalui kutipan novel berikut : Heri memperhatikan Bayu yang masih takjub. ”Ulang tahun lo ke-12 bisa pas final liga remaja Makanya hari ini, lupain semua larangan Kakek lo soal bola Oke?” Bayu pun tersenyum. Bang Duloh mengiringi mereka dari belakang, sambil sesekali senang melihat banyaknya orang dengan atribut bola, Beberapa menit kemudian mereka masuk ke dalam stadion Aristo, 2010: 27 Kutipan di atas menunjukkan tokoh Heri yang mempengaruhi bayu agar tidak perlu memperdulikan larangan yang diberikan Kakeknya, yaitu untuk tidak berurusan dengan sepak bola, ketika mereka akan menyaksikan pertandingan sepak bola di dalam stadion. Kutipan lain yang memperlihatkan bahwa Bayu dan Heri tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, dapat dilihat melalui kutipan berikut ini : ”Kamu itu kok susah banget nurut sama Kakek? Ndak ada lagi itu urusan sama sepak bola Kamu itu mau jadi apa? Nyobak jadi pemain sepak bola kayak bapakmu itu? Terus apa jadinya? Irupe melarat Ibumu susah Matine jadi supir taksi Wisss Sekali lagi kakek dengar tentang sepak bola, kowe ora jadi cucuku meneh Titik” Aristo, 2010: 38 Universitas Sumatera Utara 33 Kutipan di atas membuktikan bahwa Bayu yang sangat cinta terhadap sepak bola tidak mau menuruti perkataan Kakek Usman yang melarang dia untuk bermain sepak bola sehingga Kakek Usman marah kepadanya. Kakek Usman tikak mau Bayu menjadi seperti ayahnya yang kehidupannya melarat sebagai pemain sepak bola.

c. Menurunnya Minat Belajar di Sekolah

Tokoh Bayu terlalu sibuk dengan urusan sepak bola demi mewujudkan impiannya. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya minat belajar di sekolah, yang berdampak pada nilai ulangannya yang menurun. Tokoh Bayu lebih bersemangat bermain sepak bola dibandingkan dengan mengikuti pelajaran di sekolah. Hal tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut ini : Keesokan harinya, Bayu harus les Matematika. Bayu terlihat bosan di dalam kelas Matematika. Tangannya malah mencoret buku dengan gambar pemain sepak bola. Aristo, 2010: 39 Kutipan di atas menunjukkan tokoh Bayu yang tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, terbukti pada saat pelajaran Matematika Bayu terlihat bosan dan malah mencoret bukunya dengan gambar pemain bola yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran Matematika. Bayu menatap ke arah papan tulis dengan malas. Seandainya papan tulis itu jadi TV layar lebar ang menayangkan pertandingan sepak bola, pasti bayu bakal betah duduk di kelas. Aristo, 2010: 40 Kutipan novel di atas menunjukkan Bayu yang tidak bersemangat untuk menatap papan tulis, serta tidak betah berada di dalam kelas, Bayu malah membayangkan papan tulis tersebut berubah menjadi TV layar lebar yang menayangkan pertandingan sepak bola agar dia bisa betah di dalam kelas. Hal tersebut membuktikan bahwa bagi Bayu sepak bola lebih menarik jika dibandingkan dengan pelajaran di sekolah. Universitas Sumatera Utara 34 Selain kutipan di atas berikut kutipan lain yang menunjukkan menurunnya minat belajar tokoh Bayu : Di kelas Bayu sedang belajar Sejarah Indonesia. Di papan tulis ada tulisan Rengasdengklok. ”Jadi seminggu menjelang proklamasi, kaum muda juga ikut menentukan nasib bangsa ini. Mereka menolak jika hanya menunggu keputusan kaum tua,” jelas Pak Juhro yang sedang mengajar di kelas Bayu. Bayu sesekali melongok keluar. Matanya menerawang, dia tidak berkonsentrasi. Aristo, 2010: 80 Kutipan novel di atas menunjukkan Bayu yang tidak berkonsentrasi pada saat guru sedang menerangkan pelajaran Sejarah Indonesia. Bayu malah termenung sambil melihat ke arah luar kelas. Menurunnya minat belajar juga mengakibatkan menurunnya nilai pelajaran di sekolah. Tokoh Bayu yang terlalu sering berurusan dengan sepak bola sehinga mengakibatkan nilai ulangannya juga menurun. Berikut kutipan novel yang menunjukkan menurunnya nilai pelajaran Bayu : Sayangnya, latihan terus-menerus itu membuat Bayu kerap tertidur di dalam kelas. Bukunya penuh dengan oretan taktik bola. Dan siang ini, Bayu sedang suntuk di depan kelas memegang kertas ulangan. Heri mendekat, di tangannya ada brosur pengumuman tes masuk beasiswa di SSB Arsenal. Lalu dia melihat hasil ulangan yang buruk di tangan Bayu. ” Ulangan gue dapat jelek Her,” lapor Bayu sedih. Ulangan yang buruk itu terbuka di meja makan sekarang. Bu Wahyuni menatap marah ke arah Bayu. ”Kamu jangan nambahin masalah ibu Bay. Kamukan tahu ibu lagi susah. Cari downline zaman sekarang nggak gampang Orang udah nggak percaya sama MLM…., nggak kayak dulu,” kata Ibu. Bayu menunduk.Aristo, 2010: 72 Kutipan novel di atas menunjukkan tokoh Bayu yang terlalu sering latihan sepak bola, sehingga dia sering tertidur di dalam kelas, serta buku pelajaran yang seharusnya berisi materi pembelajaran, ditulisinya dengan catatan-catatan taktik strategi bermain sepak bola. Hal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi di bidang akademik, terbukti dengan menurunnya hasil ulangan di sekolahnya. Sehingga ibunya sangat marah kepada Bayu. Tokoh Heri juga mengalami penurunan minat belajar di sekolah karena selalu sibuk dengan urusan sepak bola. Hal ini bisa di lihat dalam kutipan novel berikut ini : Universitas Sumatera Utara 35 Kelas Heri sedang belajar matematika. Gurunya sedang mengajarkan hitung efektif. ”Nah, perhatikan sekarang Semua angka yang dijumlahkan dengan angka Sembilan, hasilnya pasti jadi belasan dengan angka akhir lebih kecil dari angka satuan tersebut. Misalnaya 9 ditambah 3 hasilnya 12.” Heri malah terlihat sibuk sendiri di meja khususnya. Dia ternyata sedang sibuk membuat daftar makanan dan hitungan kalori. Saat pulang sekolah, Heri menyerahkan daftar vitamin dan makanan yang harus di konsumsi Bayu. ”Ini mesti lo ikutin kalo mau punya nafas kuda,” kata Heri. Aristo, 2010: 81 Kutipan di atas memperlihatkan tokoh Heri yang sibuk dengan urusannya sendiri ketika gurunya sedang menerangkan pelajaran di depan kelas. Heri sibuk dengan membuat daftar makanan dan hitungan kalori. Daftar tersebut dibuat untuk diberikan kepada Bayu agar bayu bisa menjaga kesehatan badannya pada saat berlatih sepak bola. Universitas Sumatera Utara 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Perilaku fanatik bisa timbul karena adanya agresivitas serta kecintaan yang berlebihan terhadap suatu hal tanpa memperdulikan kondisi dan realitas yang ada. Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Gruda Di Dadakutentang perilaku fanatik tokoh Bayu dan Heri terhadap sepak bola beserta dampaknya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh Bayu dan Heri memiliki perilaku fanatik terhadap sepak bola, baik berdasarkan perbuatan maupun pemikiran. Berdasarkan perbuatan, prilaku fanatik tokoh Bayu dan Heri dibuktikan melalui perilaku mereka yang tidak bisa terlepas dari sepak bola, melakukan hal-hal yang tidak proporsional untuk dilakukan anak seusia mereka, demi memuaskan kesenangan mereka terhadap sepak bola, seperti berbohong dan membangkang kepada orang tua. Mereka juga memiliki tim serta tokoh sepak bola yang sangat mereka idolakan. Kemudian dari suasana kejiwaan serta pemikiran tokoh Bayu dan Heri, bisa dilihat bahwa mereka berperilaku fanatik, terbukti dari rasa antusiasme dan semangat yang tinggi ketika melakukan aktivitas yang berhubungan denagn sepak bola. Perilaku fanatik terhadap sepak bola pada tokoh Bayu dan Heri dalam novel ini bisa menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari perilaku fanatik yang ada dalam novel ini yaitu, memiliki motivasi tinggi, memiliki tekad yang kuat, serta rasa setia kawan. Adapun dampak negatif yang ada seperti, berbohong, tidak mau mendengarkan perkataan orang lain, serta menurunnya prestasi dibidang akademik. Universitas Sumatera Utara