Pengujian Data ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA

commit to user II-15 yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 3. Quota Sampling , adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan. 4. Snowball Sampling , adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan.

2.7 Pengujian Data

Penelitian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk memecahkan dan mencari setiap jawaban terhadap sebuah permasalahan tertentu. Beberapa tahap uji yang dilakukan sebelum melakukan pengolahn data dalam melakukan sebuah penelitian meliputi:

2.7.1 Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar, S.,1997. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen ukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes atau instrumen ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi alat ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu: A. Validitas Isi Content Validitas isi suatu instrumen ukur ditentukan oleh sejauh mana isi instrumen ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek commit to user II-16 kerangka konsep. Dalam penelitian, seringkali peneliti hanya mengukur suatu konsep berdasar satu aspek saja. B. Validitas Kriteria Criterion-Related Validitas kriteria terdiri dari validitas konkuren concurrent dan prediktif predictive . Validitas konkuren adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan instrumen ukur baru dengan tolok ukur lain yang sudah teruji kevaliditasannya. Sedangkan validitas prediktif adalah validitas instrumen ukur yang dibuat oleh peneliti untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. C. Validitas Rupa Validitas rupa adalah jenis validitas yang berbeda dengan validitas lainnya karena validitas rupa tidak menunjukkan apakah instrumen ukur mengukur apa yang ingin diukur, tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupa’, suatu instrumen ukur tampaknya dapat mengukur apa yang ingin diukur. D. Validitas Konstruk Construct Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Dengan mengetahui kerangka konsepnya, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut. Langkah-langkah pengujian validitas konstruk meliputi Husein, Umar, 1989: 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur 2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, dengan salah satu cara adalah menggunakan rumus teknik korelasi product moment . Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah: [ ] [ ] 2 Y 2 Y N 2 X 2 X N Y X XY N r S - S × S - S S × S - S = .................................................. 2. 1 commit to user II-17 Dimana : r = koefisien korelasi item dengan total pertanyaan N = jumlah responden X = skor pertanyaan Y = skor total sampel Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r product moment yang dapat dilihat pada lampiran. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid, kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan katanya atau kalimatnya, karena kalimat yang kurang baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

2.7.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Singarimbun, 1989. Bila suatu instrumen ukur dipakai dua kali – untuk mengukur konsep yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen ukur tersebut reliabel. Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran Azwar, 1997. Secara teoritis, besarnya koefisien korelasireliabilitas berkisar antara 0.00 – 1.00. Namun pada kenyataannya, koefisien 0.00 dan 1.00 tidak pernah tercapai dalam pengukuran, karena konsistensi maupun ketidakkonsistensian yang sempurna tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek-aspek psikologis dan sosial yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, dimana dalam diri manusia terdapat berbagai sumber eror yang sangat mempengaruhi kecermatan hasil pengukuran. Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach’s Alpha . Rumus untuk menghitung koefisien Cronbach’s Alpha adalah dengan persamaan : ÷÷ ø ö çç è æ S - - = t v i v n n 1 1 a . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2.2 commit to user II-18 Dimana: n = jumlah variabelatribut v i = varians variabelatribut v t = varians nilai total

2.7.3 Uji outlier

Outlier adalah nilai ekstrim yang diperoleh untuk suatu variabel pada case tertentu. Pengertian ekstrim bukan merupakan ekstrim absolut tetapi ekstrim relatif terhadap sebagian besar nilai-nilai lainnya untuk variabel yang sama. Outlier dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu: 1. Outlier tipe 1, outlier yang terjadi karena kesalahan prosedur seperti kesalahan memasukkan data coding . Outlier tipe 1 sedapat mungkin harus dihilangkan. 2. Outlier tipe 2, adalah outlier yang terjadi karena kejadian yan luar biasa, yaitu secara kebetulan terpilih nilai ekstrim. Outlier tipe 2 dapat dikeluarkan dari sampel jika tidak diinginkan ada nilai ekstrim, tentunya dengan pertimbangan yang logis. 3. Outlier tipe 3, outlier yang terjadi karena kejadian yang luar biasa dimana nilai ekstrim tersebut tidak dapat dijelaskan atau secara nalar mesnya nilai akstrim tersebut tidak pernah mucul bukan bagian populasi. Outlier tipe 3 harus segera dikeluarkan dari sampel karena tidak logis. 4. Outlier tipe 4, outlier dimana nilainya sendiri tidak ekstrim tetapi kombinasinya dengan nilai variabel-variabel lain menjadi aneh atau tidak lumrah outlier multivariat . Jika kombinasi ini dipandang tidak wajar atau tidak logis, maka outlier tersebut harus dikeluarkan dari sampel, tetapi jika dianggap sebagai bagian dari populasi , maka outlier tersebut sebaiknya tetap diikutkan dalam sampel Hair, 1998. Setelah mendapatkan deskritif dari data penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan standarisasi data z score , yang dirumuskan, sebagai berikut: s X x z - = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.3 N x x x x X N + + + + = - .... 3 2 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.4 commit to user II-19 1 2 1 - - = å N x x s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.5 Keterangan: z = nilai z score data X = nilai rata-rata σ = standar deviasi x = nilai data N = jumlah data Jika sebuah data outlier maka nilai z yng didapat lebih besar dari angka +2,5 dan lebih kecil dari angka -2,5.

2.8 Analisis Multivariat