Karakteristik Responden Anak Sekolah Dasar

4.2 Karakteristik Responden Anak Sekolah Dasar

Karakteristik responden anak sekolah dasar yaitu dibagi atas umur dan jenis kelamin. Umur responden anak sekolah dasar pada kelas IV dan V umumnya pada rentang umur 9-13 tahun dan pada jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini jumlah responden paling banyak berumur 10 tahun yaitu 15 orang 42,9 dan paling sedikit umur 12 tahun yaitu 2 orang 5,7. Jumlah responden laki-laki lebih banyak yaitu 23 orang 65,7 dan perempuan sebanyak 12 orang 34,3. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur No. Karakteristik Responden Jumlah n Persentase 1. Umur 1. 9 tahun 2. 10 tahun 3. 11 tahun 4. 12 tahun 10 15 8 2 28,6 42,9 22,9 5,7 2. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 23 12 65,7 34,3 Total 35 100,0 4.3 Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Melalui Permainan Monogi Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden terbanyak sebelum diberikan permainan Monogi adalah kategori sedang sebanyak 30 orang 85,7 dan masih ada yang dalam kategori kurang baik sebanyak 5 orang 14,3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pola makan seimbang sebelum pendidikan gizi masih dalam Universitas Sumatera Utara kategori sedang dan ada yang masih dalam kategori kurang baik. Pada jawaban dari pertanyaan kuesioner pre-test diketahui bahwa anak sekolah kurang mengetahui pola makan seimbang, sumber-sumber dari setiap zat gizi, seperti anak sekolah menganggap bahwa nasi, ikan, buah termasuk sumber karbohidrat; susu dan telur termasuk sumber vitamin dan mineral, dan kurang dalam mengetahui porsi-porsi dari setiap zat gizi karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan per harinya. Sementara itu setelah dilakukan post-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden terbanyak sesudah diberikan pendidikan gizi adalah pada kategori pengetahuan sedang sebanyak 13 orang 37,1, tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang 62,9 dan tidak ada lagi responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sesudah diberikan pendidikan gizi pada umumnya mengalami peningkatan jumlah responden menjadi kategori sedang dan ada peningkatan jumlah responden pada kategori baik. Hal ini dijelaskan pada tanjmnbel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Permainan Monogi Pengetahuan Pretest Posttest n n Baik 22 62,9 Sedang 30 85,7 13 37,1 Kurang 5 14,3 0,0 Total 35 100,0 35 100,0 Hasil distribusi frekuensi pengetahuan dianalisis dengan menggunakan Paired Sample T-Test untuk menguji apakah ada pengaruh permainan Monogi Universitas Sumatera Utara terhadap pengetahuan responden dengan membandingkan hasil pre-test dan post- test dengan α= 0,05. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa rerata responden meningkat dengan perbedaan nilai pre-test dan post-test 3,771 dan nilai probabilitas p.=0,000. Oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan gizi. Hal ini dijelaskan pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre-test dan Post-test Pengetahuan Responden Melalui Permainan Monogi Variabel Pengetahuan Nilai Mean SD Perbedaan t-hitung p. Pre-test 5,97 1,581 3,771 2,045 -10,911 0,001 Post-test 9,74 1,268 Dari jawaban pada kuesioner post-test diketahui bahwa ada perbedaan jumlah responden yang menjawab benar pada saat pre-test dan post-test. Jumlah responden yang menjawab benar meningkat pada pertanyaan tentang pola makan seimbang, zat gizi yang harus dipenuhi yang dapat dikatakan pola makan seimbang, sumber-sumber dari zat gizi karbohidrat, protein hewani dan nabati, vitamin dan mineral, kebutuhan konsumsi air putih dan porsi dari setiap zat gizi yang dibutuhkan dalam hal ini zat gizi karbohidrat, vitamin dan mineral. Namun, jumlah responden yang tetap menjawab salah pada saat post-test adalah tentang porsi dari protein hewani dan nabati yang dibutuhkan per hari. Universitas Sumatera Utara

4.4 Gambaran Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Permainan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Melalui Game Puzzle dan Gambar Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak SDN 067690 Kota Medan

19 141 81

Gambaran Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di sdlbn 107708 Lubuk pakam tahun 2012

21 98 92

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 1 16

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 1 8

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 0 21

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 2 3

Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Seimbang - Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Melalui Game Puzzle dan Gambar Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak SDN 067690 Kota Medan

0 1 22

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TENTANG POLA MAKAN SEIMBANG MELALUI GAME PUZZLE DAN GAMBAR ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SDN 067690 KOTA MEDAN

0 0 16