18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksaanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo 2009:3 menyebutkan
bahwa pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis. Dalam arti luas, pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang
mempunyai pengaruh
yang berhubungan
dengan pertumbuhan
atau perkembangan jiwa mind, watak character, atau kemampuan fisik physical
ability individu. Pendidikan dalam arti ini berlangsung terus menerus seumur hidup melalui pengalaman hidup. Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses
dimana masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai
dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi. Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Dalam
kegiatan tersebut terjadi usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai dalam kehidupan manusia Prasetyo, 2009:5
Pendidikan kewirausahaan merupakan suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pola pikir, sikap, perilaku dan minat pada
siswamahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir Lestari
dan Wijaya, 2012:113.
Universitas Sumatera Utara
19
Beberapa indikator pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut Khafid, 2007:185:
1. Kurikulum
Kompetensi pendidikan berbasis kewirausahaan yang diberikan kepada peserta didik.
2. Kualitas tenaga didik
Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya harus menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu menyampaikan ilmu tersebut dengan baik
kepada peserta didik. 3.
Fasilitas belajar mengajar Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sangat membantu siswa untuk
menguasai materi pendidikan kewirausahaan serta membantu guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.
Menurut Farzier dan Niehm dalam Jusmin 2012:52 tujuan pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut
1. Mengubah pola pikir peserta didik menjadi pemikiran kewirausahaan melalui
pengetahuan tentang nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku wirausaha 2.
Memiliki perasaaan empatisme sosial ekonomi tentang suka duka berwirausaha dan memperoleh pengalaman empiris dari para wirausaha
terdahulu 3.
Mendapatkan keterampilan sebagai bekal untuk menjalankan usaha
4.
Kesehatan fisik, mental dan sosial.
Universitas Sumatera Utara
20
5. Mempunyai kepercayaan diri lebih tinggi, berani mengambil resiko untuk
dapat berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan atau menangkap peluang yang ada.
Melalui pendidikan
kewirausahaan, seorang
wirausahawan bisa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Menurut Kuriloff ada empat kemampuan utama yang diperlukan agar kewirausahaan berhasil Echdar,
2013:48, antara lain: 1.
Technical Competence, yaitu kompetensi dalam bidang rancang bangun sesuai bentuk usaha yang dimiliki. Misalnya memiliki kemampuan dalam bidang
teknik dan desain produksi, ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa dapat dihasilkan.
2. Marketing Competence, yaitu kompetensi untuk menemukan pasar yang
cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3. Financial Competence, yaitu kompetensi dalam bidang keuangan. Dalam hal
ini, wirausahawan harus mampu mengetahui bagaimana cara mendapatkan dan menggunakan keuangan secara tepat yaitu mengatur pembelian,
penjualan, pembukuan dan perhitungan laba rugi. 4.
Human Relation Competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar
perusahaan. Peran guru tentunya sangat besar dalam pembentukan kualitas pendidikan
kewirausahaan di sekolah. Guru merupakan evaluator dari proses pendidikan. Evaluasi merupakan proses yang mentukana kondisi, di mana suatu tujuan telah
Universitas Sumatera Utara
21
tercapai Sukardi, 2008:1. Hasil pendidikan kewirausahaan tidak begitu saja terbentuk tanpa kehadiran pendidik. Guru juga harus dilengkapi dengan
kemampuan dalam mendidik. Tidak hanya mengenai keahlian dalam bidang studi tertentu saja, tetapi cara mentransfer pengetahuan dan nilai. Seseorang bisa saja
cerdas dalam suatu ilmu, tetapi belum tentu mampu mendidik dan mengajarkan ilmu tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki metode dan
pengetahuan dalam proses pendidikan kewirausahaan.
2.1.2 Pengertian Latar Belakang Keluarga