10
2.2 Opini Going Concern
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas. Asumsi ini
mengharuskan perusahaan secara oprasional memiliki kemampuan mempertahankan hidup suatu perusahaan going concern dan akan melanjutkan
usahanya di masa depan. Perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya Institut
Akuntan Publik Indonesia, 2011:5. Dalam menyusun laporan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan entity yang terus beroprasi di masa-masa
yang akan datang, jika perusahaan di anggap tidak mampu melanjutkan usahanya harus diungkapkan oleh Akuntan Harahap, 2013 : 5.
Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat sangsi besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan adanya sangsi besar tentang kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit Institut
Akuntan Publik Indonesia, 2011:seksi 341. Arens dalam Fanny dan Saputra, 2005 menyatakan bahwa terdapat beberapa
faktor yang menimbulkan tidak pasti mengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah:
Universitas Sumatera Utara
11
1. Tren negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang terjadi
kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang tidak baik.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai contoh,
kegagalan dalam memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap
pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau
penjualan sebagian besar aktiva. 3.
Masalah intern, sebagai contoh, mogok kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu,
komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki oprasi.
4. Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh, pengaduan gugatan
pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroprasi,
kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar, seperti gempa bumi,
banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan, namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak
dapat bertahan dalam bisnis. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP seksi
Universitas Sumatera Utara
12
341 Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011 menyatakan apabila auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.Apabila auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen.Dalam hal satuan usaha
tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif mengurangi dampak negatif suatu kondisi atau peristiwa
maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat. Apabila rencana manajemen dimungkinkan efektif untuk dilaksanakan, maka auditor harus
mempertimbangkan kecukupan pengungkapan mengenai sifat, dampak kondisi, dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya kesangsian mengenai
kelangsungan hidup satuan usaha. Dalam hal ini opininya adalah wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidup.
2.3 Opini Audit