22
tidakmampuan manajemen dalam menghadapi situasi yang terjadi diantaranya:
1. Hasil penjualan yang tidak memadai.
2. Kesalahan dalam penetapan harga jual.
3. Struktur biaya yang tidak efisien.
4. Tingkat investasi dalam aktiva tetap dan persediaan yang
melampaui batas. 5.
Kekurangan modal kerja. 6.
Ketidakseimbangan dalam struktur permodalan. 7.
Sistem dan prosedur akuntansi kurang memadai. 8.
Sistem informasi yang kurang mendukung. c.
Penyalahgunaan wewenang banyak dilakukan oleh karyawan maupun manajer puncak, hal ini akan sangat merugikan dan menimbulkan
dampak pada kinerja perusahaan.
2.7 Model Prediksi Kebangkrutan Altman
Model prediksi kebangkrutan secara umum dikenal sebagai pengukuran atas kesulitan keuangan.Altman berpendapat bahwa pengukuran rasio
profitabilitas likuiditas, dan solvency merupakan rasio yang paling signifikan dari beberapa rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model
prediksi kebangkrutan Zā, Model prediksi kebangkrutan yang terkenal dengan istilah Z score merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman untuk
Universitas Sumatera Utara
23
mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum terjadinya kebangkrutan, Pratama: 2011.
formulanya adalah sebagai berikut: Z-Score = 1,2T1 + 1,4T2 + 3,3T3 + 0,6T4 + 0,999T5
Keterangan: T1 = working capital total assets
T2 = retained earnings total assets T3 = earnings before interest and taxes total assets
T4 = market capitalization book value of debt T5 = sales total assets
Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar
model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go publik melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di
sektor swasta Syamsul Hadi dan Atika Anggraeni, 2008. Model tersebut mengalami perubahan pada satu variabel yaitu T4 dimana sebelumnya kapitalisasi
pasar dirubah menjadi nilai buku modal, sehingga model revisinya menjadi sebagai berikut:
Z-Score = 0,717T1 + 0,847T2 + 3,107T3 + 0,420T4 + 0,998T5 Keterangan:
T1 = working capital total assets T2 = retained earnings total assets
T3 = earnings before interest and taxes total assets
Universitas Sumatera Utara
24
T4 = book value of equity book value of debt T5 = sales total assets
a. Modal KerjaTotal Aktiva T1
Modal kerja yang dimaksud dalam T1 adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar, sedangkan Total Aktiva adalah merupakan
keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain.Rasio T1 pada dasarnya merupakan salah
satu rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.Hasil rasio tersebut negatif apabila
aktiva lancar lebih kecil dari kewajiban lancar. b.
Laba DitahanTotal Aktiva T2 Laba ditahan merupakan jumlah atau bagian dari laba yang tidak
dibagikan dalam bentukdividen selama periode tertentu. Laba ditahan biasanya digunakan untuk perluasan usaha. Rasio ini mengukur akumulasi
laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi
memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. c.
Laba Sebelum Bunga dan PajakTotal Aktiva T3 Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba yang dihasilkan oleh
perusahaan yang diperoleh dari laba kotor dikurangi total biaya yang digunakan oleh perusahaan namun belum dikurangi dengan beban bunga
dan pajak. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
25
d. Nilai Pasar Modal SendiriNilai Buku Hutang T4
Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal dan saham, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka
panjang.Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri.
e. PenjualanTotal Aktiva T5
Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam 1 periode. Rasio
ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahan untuk menghasilkan pendapatan.
Dari hasil analisa Model Altman, akan diperoleh nilai Z-Score yang dibagi dalam tiga tingkatan atau kategori, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Titik Cut-Off Model Altman
Kategori Nilai
Sehat jika Z 2,90
Bangkrut jika Z 1,23
Daerah Rawan Grey area jika Z 1,23 ā 2,90
Sumber: Altman 1968
2.8 Penelitian Terdahulu