10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Pembelajaran IPA
a. Hakikat IPA
Srini M. Iskandar 1997: 1 menyatakan bahwa IPA adalah suatupenyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola-pola keteraturan
dalamalam. IPA menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadiandi alam agar kita dapat hidup di dalam alam ini.
Ahli lain James Conat dalam Usman Samatowa 2006: 1 mengatakan IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan
satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dinyatatakan bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari alam semesta dengan deretan
konsep yang terorganisir yang saling berhubungan satu sama lain yang dapat diamati dan dieksperimentasi agar kita dapat hidup di alam ini.
Menurut Sri Sulistyorini 2007: 9-11 pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap.
Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil produk, dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut saling terkait.
Proses pembelajaran IPA mengandung tiga dimensi IPA sebagai berikut:
11
1 IPA sebagai Produk
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis
dalam buku teks. Pada pembelajaran IPA seorang guru harus mampu mengajak siswanya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar.
Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan ada habisnya.
2 IPA sebagai Proses
Proses disinimaksudnya adalah proses mendapatkan IPA. Dalam dimensi proses, IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah,
sehingga proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak SD metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan,
dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.
3 IPA sebagai Penumpukan Sikap
Menurut Wynne Harlen yang dikutip oleh Sri Sulistyorini 2007: 10 ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak
usia SDMI yaitu a
Sikap ingin tahu b
Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru c
Sikap kerja sama d
Sikap tidak putus asa e
Sikap tidak berprasangka f
Sikap mawas diri g
Sikap bertanggung jawab h
Sikap berpikir bebas i
Sikap kedisiplinan diri
12
Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan lapangan.
Senada dengan pendapat diatas Masl ichah Asy’ari 2006: 8-20
memandang IPA dalam 3 dimensi, yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sikap ilmiah. IPA sebagai produk diartikan
kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Lebih lanjut IPA sebagai proses dikatakan suatu cara
kerja, cara berpikir dan cara memecahkan suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu
dengan yang lain, menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. IPA sebagai sikap ilmiahadalah suatu sikap yang mendasari proses IPA dalam
menghasilkan produkIPA antara lain yaitu objektif, teliti, terbuka, kritis dan tidak mudah putus asa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa hakikat IPA mencakup tiga dimensi yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan
IPA sebagai sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan hal tersebut, untuk menghasilkan produk IPA yang dapat
dipertanggungjawabkan siswa perlu melakukan proses IPA agar sikap ilmiah siswa dapat berkembang dengan baik.
b. Pembelajaran IPA SD