11 menganggur ini biasanya memiliki produktivitas marginal sama dengan nol,
bahkan dapat pula negatif. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini:
a Lapangan kerja tidak tersedia.
b Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan. Data berikut ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau,
kota, dan desa, menurut golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan jenis kelamin.
2 Pengangguran tidak sepenuh waktu
Negara berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur sepenuhnya, tetapi juga memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh
waktu menganggur atau disebut setengah menganggur. Pengangguran semacam ini dapat diketahui bila kita memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu
pekerjaan misalnya dari sektor pertanian ke pekerjaan yang lain, misalnya sektor industri, dan ternyata pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi
produksi dari sektor pertanian tersebut. Ini berarti pada sektor pertanian terdapat pengangguran yang tidak sepenuhnya waktu under employment.
3 Pengangguran Terselubung Disguised Unemployment
Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara
pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan. Ketidakcocokan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.
4 Pengangguran Musiman
Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di sektor pertanian setelah habis panen sampai musim
tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua para
nelayan banyak yang menganggur.
3. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan
mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan prndapatan masyarakat. Dampak
12 pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pendapatan per kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah
terjadinya penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya
bila tingkat pendapatan rendah pendapatan per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upahgaji. Upahgaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan
terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari
pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial
di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri minder karena statusnya yang
tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran biaya-biaya seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan
sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
4. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
13 Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran
bagi seseorang, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu ada upaya terpadu dalam bidang kesempatan kerja.
a. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena resesi. Penurunan kegiatan perekonomian
umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan barang. Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak
pengurangan produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka perusahaan akan mengurangi pekerja dengan jalan
pemutusan hubungan kerja PHK atau menghentikan usahanya sama sekali. Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah
antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus
membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan permintaan
masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan
membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke
ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural
diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan
tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan
mendirikan industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang
menganggur.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran friksional adalah