Kompetensi Evaluasi Pembelajaran Kompetensi Mengajar

25 guru sebagai pemegang peran utama. Lebih lanjut berikut ini dijelaskan beberapa ketrampilan yang dilakukan selama melaksanakan pelaksanaan pembelajaran yaitu. a membuka pelajaran, b penguasaan materi pembelajaran, c kemampuan berinteraksi dengan siswa, d menutup pelajaran, e pengelolaan kelas, f penggunaan media dan sumber belajar, dan g penggunaan metode pembelajaran.

c. Kompetensi Evaluasi Pembelajaran

Menetukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan tindakan penilaian atau evaluasi. Menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto 2013: 124, Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Nana Sudjana 2009: 111, beranggapan bahwa fungsi evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran adalah a untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dalam hal intruksional khusus. b untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan guru sehingga dapat diketahui berhasil tidaknya pembelajaran. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya dengan tindakan mengajar berikutnya. Lebih lanjut Nana 26 Sudjana 2009: 112, menjelaskan penilain hasil belajar dilakukan dengan dua tahap yaitu, 1. evaluasi formatif merupakan penilaian jangka pendek, artinya penilaian yang dilakukan oleh guru pada akhir pelaksanaan pembelajaran, 2. evaluasi sumatif merupakan penilaian jangka panjang yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau akhir semester. Tujuan utama dari penilaian formatif adalah bukan menentukan hasil belajar yang dicapai siswa, akan tetapi lebih ditekankan kepada perbaikan proses pembelajaran. Hal ini terjadi jika dalam penilaian yang dilakukan terhadap siswa masih rendah, maka guru wajib mengulang lagi proses pembelajaran tersebut sampai tujuan tadi sepenuhnya dapat dikuasi siswa. Berbeda dengan penilaian sumatif karena lebih banyak ditekankan kepada kepentingan siswa. Artinya, digunakan untuk menetapkan keberhasilan siswa dalam menguasi tujuan instruksional atau tujuan kurikuler. Hasil penelitian sumatif tidak bisa digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar secara langsung. Tujuan evaluasi menurut Iskandar 2012: 220, dalam konteks pelaksanaan pendidikan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran. 3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya. 4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan. Pendekatan atau cara dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma PAN dan Penilaian Acuan Patokan PAP. PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian dimaksudkan untuk mengetahui 27 kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar nilai skor di kelasnya adalah yang memiliki kedudukan tertinggi di dalam kelasnya. PAP adalah cara penilaian dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal tes yang dapat dikuasi oleh siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelaksanaan pembelajaran meliputi: a proses pembelajaran atau formatif, b hasil pembelajaran atau sumatif, c memberi umpan balik, dan d program perbaikan dan pengayaan. Hasil dari evaluasi dapat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran pada tahap berikutnya, sehingga pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih baik.

B. Penelitian Yang Relevan

Laporan penelitian Susilo 2012 tentang “Kualitas Pembelajaran Mata Diklat Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan Kelas X Di SMK N 2 Yogyakarta Di lihat Dari Persepsi Siswa ”. Hasil Penelitian menunjukan bahwa 1 Persepsi siswa tentang penyampaian materi guru yang bersifat kognitif termasuk dalam kategori sangat tinggi, dengan nilai pencapaian kualitas 66,81 dengan persentase 75,92, 2 persepsi siswa tentang penyampaian materi guru yang bersifat afektif termasuk dalam kategori sangat tinggi, dengan nilai pencapaian kualitas 78,83 dengan persentase 82,11, 3 Persepsi siswa tentang penyampaian materi guru yang bersifat psikomotor termasuk dalam kategori baik, dengan nilai pencapaian kualitas 94,96 dengan persentase 84,79, 4 Prestasi belajar siswa pada mata diklat pekerjaan mekanik dasar kelistrikan kelas X di SMK Negeri 2