109
layanan  bimbingan  dan  konseling  berdasarkan  jenis  dan intensitas  masalah  yang  dihadapi  peserta  didikkonseli
dilaksanakan  melalui  bimbingan  klasikal,  bimbingan kelompok,  bimbingan  individual,  konseling  individual,
konseling  kelompok,  atau  advokasi.  Strategi  layanan bimbingan  dan  konseling  berdasarkan  cara  komunikasi
layanan  dilaksanakan  melalui  tatap  muka  antara  konselor atau  guru  bimbingan  dan  konseling  dengan  peserta
didikkonseli atau menggunakan media tertentu, baik media cetak maupun elektronik.
Hal  tersebut  serupa  dengan  hasil  penelitian  yang
menyebutkan  bahwa  guru  bimbingan  dan  konseling  menangani siswa  sesuai  dengan  jumlah  individu  yang  dilayani  menggunakan
konseling  individual,  bimbingan  kelompok,  konseling  kelompok, dan layanan klasikal.
Guru bimbingan dan konseling memberikan layanan dalam strategi  layanan  sesuai  dengan  intensitas  masalah  yang  dihadapi
siswa dengan bekerjasama dengan berbagai  pihak seperti psikolog atau  ahli  lainnya  untuk  mereferal  siswa  yang  memiliki  masalah
pribadi  yang  guru  bimbingan  dan  konseling  merasa  tidak  mampu membantu  siswa  karena  sudah  bukan  di  dalam  ranah  bimbingan
dan konseling. Serta cara komunikasi layanan yang dilakukan oleh guru  bimbingan  dan  konseling  dilakuka  secara  tatap  muka  atau
menggunakan media layanan bimbingan dan konseling pribadi.
7. Ruang  Lingkup  Pelaksanaan  Layanan  Bimbingan  dan
Konseling Pribadi
Pada  indikator  ruang  lingkup  pelaksanaan    layanan bimbingan  dan  konseling  pribadi  dapat  disimpulkan  bahwa
110
tergolong  tinggi  dengan  persentase  83,3.    Sub  indikator  dalam indikator  ruang  lingkup  pelaksanaan  layanan  bimbingan  dan
konseling pribadi mengacu pada Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang  Bimbingan  dan  Konseling  pada  Pendidikan  Dasar  dan
Pendidikan  Menengah  menyebutkan  materi  bimbingan  dan
konseling pribadi, yaitu:
Secara  garis  besar,  lingkup  materi  bimbingan  dan konseling
pribadi meliputi
pemahaman diri,
pengembangan  kelebihan  diri,  pengentasan  kelemahan diri,
keselarasan perkembangan
cipta-rasa-karsa, kematangankedewasaan  cipta-rasa-karsa,  dan  aktualiasi
diri secara bertanggung jawab. Hasil  data  penelitian  kualitatif  menunjukan  bahwa
pemberian  layanan  bimbingan  dan  konseling  pribadi  yang diberikan  kepada  siswa  diharapkan  siswa  memahami  kekurangan
dan  kelebihan  yang  dimiliki  serta  mampu  mengentaskan  masalah yang  dimiliki  siswa,  mengembangkan  kelebihan  yang  dimiliki,
keselarasan  dan  kematangan  cipta-rasa-karsa  dan  aktualisasi  diri secara  bertanggung  jawab.  Pengembangan  bakat  siswa  didukung
dengan adanya ekstrakurikuler di sekolah yang diikuti siswa secara aktif.
Faktor  penghambat  dalam  ruang  lingkup  pelaksanaan layanan  bimbingan  dan  konseling  pribadi  yakni  tidak  adanya
keterbukaan siswa terhadap guru bimbingan dan konseling tentang masalah  yang  dihadapi  dengan  masalah  yang  dimiliki  serta  siswa
111
masih  terlalu  bergantung  dengan  bantuan  guru  bimbingan  dan konseling  dalam  pengambilan  keputusan  terhadap  masalah  yang
dihadapi. Hal  tersebut  tidak  sesuai  dengan  asas
–  asas  dalam bimbingan  dan  konseling  yakni  asas  keterbukaan  dan  asas
kemandirian.  Dalam  Permendikbud  No  111  Tahun  2014  tentang Bimbingan  dan  Konseling  pada  Pendidikan  Dasar  dan  Pendidikan
Menengah menyebutkan pengertian dari asas keterbukaan dan  asas kemandirian yaitu:
Kemandirian  yaitu  asas  layanan  konselor  atau  guru bimbingan  dan  konseling  yang  merujuk  pada  tujuan  agar
peserta  didik  konseli  mampu  mengambil  keputusan pribadi,  sosial,  belajar,  dan  karir  secara  mandiri.
Keterbukaan  yaitu  asas  layanan  konselor  atau  guru bimbingan  dan  konseling  yang  bersifat  terbuka  dan  tidak
berpura-pura dalam memberikan dan menerima informasi.
Guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menerapkan
asas tersebut dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sehingga  tercapai  tujuan  dalam  layanan  bimbingan  dan  konseling
yang  memandirikan  siswa  dalam  pengambilan  keputusan  dalam kehidupannya.
8. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi