97
adalah trend mode busaa wanita yang tedapat pada rubrik majalah wanitta Femina edisi Okteber 2001-Maret 2002 adalah feminin, aktif yang
terinspirasi oleh peristiwa Black Tuesday dengan unsur etnik dari dunia timur, barat serta Afrika Hippie Chich, serta trend garis luar busana atau
siluet H, arahnya searah dengan serat kain, bentuk two pieces, ukuran M atau sedang, prinsip perbandingan 3:1, prinsip keseimbangan 1:1, irama
pengulangan, pusat perhatian berupa ruffles, motif polos, garniture manik- manik dan segmentasi pasarnya adalah wanita golongan ekonomi
menengah atas yang aktif.
Tabel. 1 Penelitian yang Relevan
Uraian Penelitian Yeti
2002 Sutiani
2009 Rengga
Novalia 2010
Latifa N.
2011 Tantri
S. 2012
Tujuan a. Untuk
mengetahui kreativitas
√ √
√ b. Untuk
mengetahui kualitas
produk √
c. Untuk mendeskrip
sikan trend mode pada
majalah √
Metode Penelitian
a. Content Analisis
√ b. Deskriptif
√ c. PTK
√ d. RD
√ e. Quasi
Eksperimen √
Sampel Menggunakan
Sampel √
√ √
√ Majalah
√
98
Metode Pengumpu
-lan data Observasi
√ √
√ Test
√ √
Teknik Analisis
Statistik Deskriptif
√ √
√ Deskriptif
√ √
C. Kerangka Berpikir
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau mengembangkan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Dan ciri-ciri dari kreativitas yaitu kemampuan berpikir lancar, luwes, orisinal dan terperinci atau mengelaborasi.
Hasil desain busana pesta peserta didik dalam pembelajaran menggambar busana dapat diukur dan dinilai sesuai ciri-ciri kreativitas dalam pembuatan
desain busana pesta yang diuraikan sebagai berikut berpikir lancar meliputi dari ketepatan dalam membuat proporsi, mempertimbangkan jenis bahan
tekstil, penyelesaian desain dengan sempurna, dan membuat kombinasi unsur dan prinsip yang serasi. Pada ciri kreativitas keterampilan berpikir luwes
meliputi pembuatan berbagai pose pada gerak tubuh, pembuatan busana pesta sesuai karakteristik busana pesta, pengembangan desain busana pesta,
pembuatan desain busana pesta yang variasi. Dan pada berpikir orisinal meliputi pembuatan desain busana pesta yang baru dan berbeda, serta
pembuatan kombinasi bagian busana pesta yang unik. Sedangkan keterampilan berpikir terperinci atau elaborasi meliputi membuat kombinasi
warna yang variatif, penambahan variasi pada setiap bagian busana, memperharikan keindahan dan kerapian serta memperinci dan memperjelas
semua detail dari desain busana pesta.
99
Pada pembelajaran menggambar busana, kreativitas sangat diperlukan untuk membuat desain busana pesta yang lebih kreatif dan variatif. Kreativitas
peserta didik dalam membuat desain busana pesta tidak semua tergantung dengan bakat dalam dirinya tetapi kreativitas yang dikembangkan dan
ditingkatkan. Oleh karena itu guru mempunyai tugas dan peran dalam meningkatkan kreativitas. Peningkatan kreativitas peserta didik dalam
membuat desain busana pesta dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa media gambar. Tujuan dari penggunaan media
gambar adalah dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan dan memberi pemahaman dalam bentuk gambar dan
menumbuhkan inspirasi dalam menggambar desain busana pesta. Dengan meningkatnya
pemahaman tentang
materi yang
disampaikan dan
menumbuhkan inspirasi, diharapkan kreativitas peserta didik juga meningkat. Sehingga media gambar
yang digunakan menjadi penting dalam meningkatkan kreativitas peserta didik. Media gambar yang digunakan
menunjukkan gambar busana pesta trend mode rancanagan dari APPMI pada acara Jakarta Fashion Week, alasan pemilihan penggunaan media gambar
tersebut adalah busana yang dirancang oleh APPMI dalam acara Jakarta Fashion Week sebagian besar menunjukkan busana pesta, bentuk ataupun
rancangan busananya banyak yang unik, bervariatif dan warna banyak yang mencolok, serta memadukan dua kebudayaan yaitu dari barat dan timur, dan
penggunaan kain tradisional atau kain hasil dari karya dalam negeri dalam rancangannya yang bertujuan untuk memperkenalkan hasil karya Indonesia.
100
Penggunaan media gambar tersebut sebagai dorongan dan sebagai inspirasi atau ide dalam menggambar desain busana serta minat peserta didik dalam
mengikuti pelajaran menggambar busana meningkat sehingga hasil desain menggambar busana pesta menjadi lebih kreatif dan variatif.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan kerangka berpikir yang telah disebutkan diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah ada pengaruh media gambar trend
mode APPMI terhadap peningkatan kreativitas mendesain busana pesta pada pembelajaran menggambar busana di SMK Diponegoro Depok.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan di atas maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu :
1. Bagaimana kreativitas peserta didik dalam mendesain busana pesta sebelum menggunakan media gambar trend mode APPMI pada mata
pelajaran menggambar busana di SMK Diponegoro Depok ? 2. Bagaimana kreativitas peserta didik dalam mendesain busana pesta setelah
menggunakan media gambar trend mode APPMI pada mata pelajaran menggambar busana di SMK Diponegoro Depok ?
3. Adakah pengaruh media gambar trend mode APPMI terhadap kreativitas peserta didik dalam mendesain busana pesta pada mata pelajaran
menggambar busana di SMK Diponegoro Depok ?
101
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Nawawi 2005:4 “metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan”. sedangkan menurut Hadi 1997:3 “penelitian adalah
suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penelitian ilmiah
yang bertujuan untuk menentukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan metode-metode ilmiah.
Penelitian ini merupakan Quasi Experiment Design Rancangan
Eksperimen Semu, penelitian eksperimen ini disebut kuasi eksperimen karena bukan merupakan eksperimen murni karena tidak mempunyai ciri-ciri dari
rancangan eksperimen yang sebenarnya. Kuasi eksperimen disebut juga eksperimen semu. Dan penelitian ini termasuk bentuk desain dari quasi
eksperiment yaitu one-group pretest-postest design. Desain ini menggunakan satu kelompok subyek yang dilakukan pengukuran di awal pretest kemudian
dilakukan atau diberi perlakuan, kemudian dilakukan pengukuran kembali post-test. Dengan demikian hasil pengukuran dapat diketahui dengan lebih
akurat, karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum dan setelah diberi perlakuan.