17
2.3.3.1 Sifat Fisis
Ketika monomer metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli metil metakrilat, kepadatan massa bahan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 gcm
3
. Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21. Akibatnya, pengerutan volumetrik
yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sebesar 6 - 7 sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.
7,25
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas disalurkan melalui suatu bahan. Konduktivitas termal resin akrilik polimerisasi
panas sangat rendah, yaitu 5,7 x 10
-4
°Ccm sehingga dapat mengakibatkan masalah selama proses pembuatan gigitiruan.
8,37
Sifat brittle resin akrilik polimerisasi panas dapat meningkat melalui adanya pemanasan yang mengakibatkan gigitiruan mudah
rapuh sehingga terjadi fraktur.
8,37
Porositas dapat terjadi pada bagian permukaan maupun bagian dalam basis gigitiruan resin akrilik. Apabila temperatur resin akrilik melebihi titik didih monomer
100,8°C maka monomer yang tidak bereaksi mendidih dan menghasilkan porus di dalam basis gigitiruan yang sedang diproses. Porositas akan mengakibatkan kekuatan
basis gigitiruan menjadi lebih rendah.
2,10
Porositas dapat memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan resin akrilik. Ada 2 jenis porositas yang dapat
kita temukan pada basis gigitiruan, yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity
kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuknya di seluruh permukaan gigitiruan. Sedangkan, gaseous porosity terlihat berupa
gelembung kecil halus yang seragam, biasanya terjadi terutama pada basis gigitiruan yang tebal dan dibagian yang lebih jauh dari sumber panas.
10
2.3.3.2 Sifat Biologis
Sebagai bahan basis gigitiruan, resin akrilik harus biokompatibel dengan jaringan rongga mulut. Hal ini berarti resin akrilik tidak bersifat toksik dan tidak
mengiritasi. Sampai saat ini basis gigitiruan dengan resin akrilik dikenal sebagai bahan yang biokompatibel dan jarang dikeluhkan pasien. Namun, ada beberapa kasus
dimana pasien menunjukkan reaksi alergi terhadap resin akrilik.
8
Hal ini kebanyakan
Universitas Sumatera Utara
18
disebabkan oleh monomer sisa atau asam benzoat. Bahkan dalam resin akrilik yang terpolimerisasi dengan sempurna pun masih ada sekitar 0,2 - 0,5 monomer sisa.
10
Kemampuan basis gigitiruan untuk menyerap cairan berhubungan dengan kemampuan mikroorganisme tertentu untuk berkolonisasi pada permukaan gigitiruan,
misalnya Candida albicans, terutama pada pasien dengan kebersihan rongga mulut yang buruk.
9,35
2.3.3.3 Sifat Kemis