bentuk hasil pengamatan ataupun pengalaman sehari-hari yang dikembangkan menjadi karanagan narasi sugestif.
i. Guru meluruskan pemahaman siswa yang masih salah dan menambahkan penjelasan yang masih kurang.
j. Siswa menyusun kerangka karangan berdasarkan topik-topik yang telah didaftar dan disesuakan dengan peran dan objek yang dipilih
dalam menulis karangan narasi sugestif. k. Siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi paragraf narasi
sugestif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru membantu siswa melakukan refleksi atas hasil pekerjaannya dan proses yang telah dilalui.
b. Guru memberikan evaluasi singkat. c. Berdoa dan salam.
IX. Sumber Belajar
Somad, Ali Abdul, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
X. Media Pembelajaran
Power point XI.
Alat Pembelajaran 1. Lembar Kerja Siswa
2. Alat tulis
XII. Penilaian
Bentuk instrumen : soal uraian Soal instrumen
:
1. Buatlah karangan narasi sugestif dengan tema peristiwa mengesankan
berdasarkan pengalaman yang pernah dialami 2. Buatlah minimal empat paragraf dan berilah judul yang menarik
Mengetahui, Yogyakarta, 19 April 2014
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif
PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA :
JUDUL : SKOR
KRITERIA
I S
I 27-30
SANGAT BAIK-SEMPURNA: isi cerita sangat sesuai dengan tema yang ditentukan pengembangan cerita sangat kreatif dan tidak keluar dari tema.
22-26 CUKUP-BAIK: isi cerita sesuai dengan tema yang telah ditentukan
pengembangan cerita cukup kreatif dan sesuai dengan tema. 17-21
SEDANG-CUKUP: isi cerita kurang sesuai dengan tema yang telah ditentukan pengembangan cerita kurang kraetif.
13-16 SANGAT-KURANG: isi cerita tidak sesuai dengan tema tidak terjadi
pengembangan cerita. O
R G
A N
I S
A S
I 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: latar jelas, alur jelas, tokoh jelas detail cerita dipaparkan secara kronologis gagasan tertata dengan baik urutan
logis kohesif.
14-17 CUKUP-BAIK: latar jelas, alur jelas, tokoh jelas gagasan kurang
terorganisir tetapi kronologis urutan logis tetapi kurang lengkap kohesif. 10-13
SEDANG-CUKUP: alur, latar, dan tokoh kurang jelas gagasan ada namun kurang terorganisir kurang kronologis urutan dan pengembangan logis
namun kurang lengkap kurang kohesif.
7-9 SANGAT-KURANG: alur, latar, dan tokoh tidak jelas tidak terorganisir
tidak ada kronologis tidak logis dan tidak kohesif. K
O S
A K
A T
A 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih pilihan diksi dan kalimat tepat menguasai pembentukan kata.
14-17 CUKUP-BAIK: pemanfaatan kata agak canggih pilihan diksi dan kalimat
kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu makna. 10-13
SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas sering terjadi kesalahan penggunaan diksi, kosakata, dan dapat merusak makna.
7-9 SANGAT-KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan pengetahuan
tentang kosakata rendah.
P E
N G
B A
H A
S A
22-25 SANGAT
BAIK-SEMPURNA: penggunaan
bahasa figuratif
dan mengandung daya khayal hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan
bentuk kebahasaan. 18-21
CUKUP-BAIK: penggunaan bahasa kurang figuratif namun mengandung daya khayal terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
11-17 SEDANG-CUKUP: penggunaan bahasa tidak figuratif dan kurang
memunculkan daya khayal makna membingungkan atau kabur. 5-10
SANGAT-KURANG: penggunaan bahasa tidak figuratif dan tidak mengandung daya khayal tidak komunikatif.
M E
K A
N I
K 5
SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.
4 CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak
menaburkan makna. 3
SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur.
2 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan penulisan terdapat banyak
kesalahan ejaan tulisan tidak terbaca tidak layak nilai.
JUMLAH: PENILAI:
KOMENTAR: