instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, tes merupakan salah satu bentuk pengukuran dan tes “hanyalah” merupakan
salah satu cara untuk mendapatkan informasi kompetensi, pengetahuan, keterampilan tentang peserta didik. Tes ini dilakukan pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang terdiri dari dua jenis tes yaitu prates dan pascates. Pemberian prates dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh informasi
tentang kemampuan awal menulis narasi sugestif siswa kelas X sebelum diberikan perlakuan. Pemberian prates tersebut berfungsi sebagai penyepadan dalam
menentukan keseimbangan sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah seluruh perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, kegiatan selanjutnya yaitu memberikan pascates yang bentuknya sama identik dengan prates yang sudah diberikan sebelumnya.
Pemberian pascates ini memunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar keefektifan strategi pembelajaran RAFT terhadap kemampuan menulis karangan
narasi sugestif.
I. Instrumen Penelitian
1. Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tes yang berupa tes menulis narasi sugestif yang berfungsi untuk mengukur keterampilan menulis
narasi sugestif dimulai dari awal sampai akhir siswa melakukannya. Instrumen tes yang akan digunakan adalah instrumen yang dibuat sendiri oleh peneliti yang
disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Skor akan
diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yang diukur menggunakan instrumen yang telah dibuat. Kriteria penilaian menulis karangan narasi sugestif terdiri atas isi,
organisasi, bahasa, kosakata, dan mekanik. Penerapan model analitis dengan mempergunakan skala, misalnya 1-10 seperti yang dicontohkan Nurgiyantoro
2012: 441 dengan sedikit adaptasi dan perubahan. Nurgiyantoro 2012: 440-442 mengemukakan model yang memberi
bobot tidak sama untuk tiap kompenen, namun lebih rinci dalam melakukan penyekoran. Penyekoran yang dilakukan yaitu dengan menggunakan model skala
interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Dalam hal ini, skala interval yang digunakan dalam penyekoran memiliki rentang yang berbeda-
beda sesuia dengan bobot pada rinciannya. Berikut merupakan model lain yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro dengan penyekoran yang lebih rinci.
Tabel 3: Penilaian Tugas Menulis Bebas dengan Pembobotan Tiap Komponen
PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA :
JUDUL : SKOR
KRITERIA
I S
I 27-30
SANGAT BAIK-SEMPURNA: pada informasi substantif pengembangan tesis tuntas relevan dengan permasalahan dan tuntas.
22-26 CUKUP-BAIK: informasi cukup substansi cukup pengembangan tesis
terbatas relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. 17-21
SEDANG-CUKUP: informasi terbatas substansi kurang pengembangan tesis tidak cukup permasalahan tidak cukup.
13-16 SANGAT-KURANG: tidak berisi tidak ada substansi tidak ada
pengembangan tesisi tidak ada permasalahan.
O R
G A
N I
S A
S I
18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar gagasan diungkapkan dengan
jelas padat tertata dengan baik ururan logis kohesif. 14-17
CUKUP-BAIK: kurang lancar kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat beban pendukung terbatas urutan logis tetapi tidak lengkap.
10-13 SEDANG-CUKUP: tidak lancar gagasan kacau terpotong-potong urutan dan
pengembanagn tidak logis.
7-9 SANGAT-KURANG: tidak komunikatif tidak terorganisir tidak layak nilai.
K O
S A
K A
T A
18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih pilihan kata
dan ungkapan tepat menguasai pembentukan kata. 14-17
CUKUP-BAIK: pemanfaatan kata agak canggih pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.
10-13 SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas sering terjadi kesalahan
penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
7-9 SANGAT-KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan pengetahuan
tentang kosakata rendah tidak layak nilai.
P E
N G
B A
H A
S A
22-25 SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif hanya
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. 18-21
CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif kesalahan kecil pada konstruksi kompleks terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
11-17 SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat makna
membingungkan atau kabur.
5-10 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan sintidaksis terdapat banyak
kesalahan tidak komunikatif tidak layak nilai.
M E
K A
N I
K 5
SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.
4 CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak menaburkan
makna. 3
SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur.
2 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan penulisan terdapat banyak
kesalahan ejaan tulisan tidak terbaca tidak layak nilai.
JUMLAH: PENILAI:
KOMENTAR:
Dalam melakukan pengembangan instrumen penilaian, model penilaian yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro, diadaptasi dan disesuaikan dengan
keterampilan menulis narasi sugestif. Tujuannya agar dapat menyesuaikan dengan kriteria instrumen penilaian yang terdapat pada karangan narasi sugestif. Dengan
demikian, kriteria yang digunakan dalam instrumen penilaian lebih akurat dan menenuhi persyaratan sebagai instrumen penilaian karangan narasi sugestif.
Berikut beberapa hasil adaptasi yang terdapat dalam karangan narsi sugestif. Pertama, pada bagian isi disesuiakan dengan tema yang diberikan dalam
menulis karangan narasi. Dalam hal ini, menekankan sejauh mana kreativitas pengembangan tema yang digunakan dalam tulisan. Kedua, pada bagian
organisasi dijabarkan alur, latar, tokoh, urutan kronologi cerita, dan tingkat kekohesifan cerita. Dalam hal ini, yang ditekankan adalah penggunaan strategi
pembelajaran RAFT yang berkaitan dengan pemilihan peran pada tokoh yang terdapat dalam tulisan. Ketiga, pada bagian kosakata yang ditekankan yaitu
pemilhan kata atau diksi yang digunakan dalam tulisan. Keempat, pada bagian penggunaan bahasa yang ditekankan yaitu penggunaan bahasa figuratif dan
mengandung unsur daya khayal dalam tulisan. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria dari karangan narasi sugestif. Kelima, pada bagian mekanik yang
ditekankan aturan tata tulis dan penggunaan ejaan yang digunakan dalam tulisan. Adaptasi penilaian keterampilan menulis narasi sugestif secara lebih lengkap
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4: Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif
PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA :
JUDUL : SKOR
KRITERIA
I S
I 27-30
SANGAT BAIK-SEMPURNA: isi cerita sangat sesuai dengan tema yang ditentukan pengembangan cerita sangat kreatif dan tidak keluar dari tema.
22-26 CUKUP-BAIK: isi cerita sesuai dengan tema yang telah ditentukan
pengembangan cerita cukup kreatif dan sesuai dengan tema. 17-21
SEDANG-CUKUP: isi cerita kurang sesuai dengan tema yang telah ditentukan pengembangan cerita kurang kreatif.
13-16 SANGAT-KURANG: isi cerita tidak sesuai dengan tema tidak terjadi
pengembangan cerita. O
R G
A N
I S
A S
I 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: latar jelas, alur jelas, tokoh jelas detail cerita dipaparkan secara kronologis gagasan tertata dengan baik urutan logis
kohesif. 14-17
CUKUP-BAIK: latar jelas, alur jelas, tokoh jelas gagasan kurang terorganisir tetapi kronologis urutan logis tetapi kurang lengkap kohesif.
10-13 SEDANG-CUKUP: alur, latar, dan tokoh kurang jelas gagasan ada namun
kurang terorganisir kurang kronologis urutan dan pengembangan logis namun kurang lengkap kurang kohesif.
7-9 SANGAT-KURANG: alur, latar, dan tokoh tidak jelas tidak terorganisir tidak
ada kronologis tidak logis dan tidak kohesif. K
O S
A K
A T
A 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih pilihan diksi dan kalimat tepat menguasai pembentukan kata.
14-17 CUKUP-BAIK: pemanfaatan kata agak canggih pilihan diksi dan kalimat
kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu makna. 10-13
SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas sering terjadi kesalahan penggunaan diksi, kosakata, dan dapat merusak makna.
7-9 SANGAT-KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan pengetahuan
tentang kosakata rendah.
P E
N G
B A
H A
S A
22-25 SANGAT BAIK-SEMPURNA: penggunaan bahasa figuratif dan mengandung
daya khayal hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. 18-21
CUKUP-BAIK: penggunaan bahasa kurang figuratif namun mengandung daya khayal terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
11-17 SEDANG-CUKUP:
penggunaan bahasa
tidak figuratif
dan kurang
memunculkan daya khayal makna membingungkan atau kabur. 5-10
SANGAT-KURANG: penggunaan bahasa tidak figuratif dan tidak mengandung daya khayal tidak komunikatif.
M E
K A
N I
K 5
SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.
4 CUKUP-BAIK:
kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan
tetapi tidak
mengaburkan makna. 3
SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur.
2 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan penulisan terdapat banyak
kesalahan ejaan tulisan tidak terbaca tidak layak nilai.
JUMLAH: PENILAI:
KOMENTAR:
2. Uji Validitas Instrumen