4.2.4 Perbandingan Antara Versi Penelitian dengan Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun
Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun juga mempunyai komoditi perkebunan yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Perbandingan antara
komoditi perkebunan yang diprioritaskan versi Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan hasil penelitian penentuan prioritas pengembangan komoditi
perkebunan basis di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel 38.
Tabel 38. Perbandingan Antara Komoditi Perkebunan yang Diprioritaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan Hasil
Penelitian
Komoditi Perkebunan Prioritas Pemerintah Daerah
Hasil Penelitian
Karet, kelapa sawit, cokelat, kopi dan teh.
Karet, kelapa, cokelat, pinang, lada, vanili dan tembakau.
Sumber : BPS, Kabupaten Simalungun 2011 Keterangan : Komoditi perkebunan yang dicetak miring merupakan komoditi
yang sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan hasil penelitian.
Berdasarkan Tabel 38. dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan komoditi perkebunan prioritas versi Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan
hasil penelitian. Komoditi perkebunan yang diprioritaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun adalah karet, kelapa sawit, cokelat, kopi dan teh
sedangkan menurut hasil penelitian adalah karet, kelapa, cokelat, pinang, lada, vanili dan tembakau.
Perbedaan hasil dalam penentuan komoditi perkebunan yang diprioritaskan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan hasil
penelitian adalah wajar karena adanya perbedaan kriteria. Pemerintah Daerah
Kabupaten Simalungun cenderung mendasarkan pada jumlah produksi, harga jual, faktor pendukung pengusahaan komoditi perkebunan, lingkup pemasaran, maupun
nilai tambah yang akan diperoleh dari komoditi perkebunan tersebut. Tidak menutup kemungkinan apabila kriteria yang digunakan adalah bersifat subyektif.
Kriteria yang digunakan menurut hasil penelitian dalam penentuan prioritas komoditi perkebunan adalah menghitung produksi masing-masing komoditi
perkebunan kemudian diidentifikasi dan dianalisis menggunakan pendekatan gabungan LQ, analisis komponen PP dan PPW masing-masing komoditi
perkebunan basis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan