2.3 Landasan Teori
2.3.1 Pembangunan Ekonomi Regional
Menurut Suryana 2000, keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari pengalaman pembangunan negara-negara
yang sekarang sudah maju, keberhasilan pembangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh dua unsur pokok yaitu unsure ekonomi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, pembentukan modal dan teknologi dan unsur non ekonomik politik, sosial, budaya dan kebiasaan.
Pada umumnya pembangunan itu ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan dengan kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan yang relatif kecil. Akan tetapi
kenyataannya berbicara lain dimana pemerataan dan kesenjangan tersebut berbeda-beda Ropingi, 2002.
Tiga tujuan pembangunan yang secara universal diterima sebagai prioritas dan mutlak untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar manusia di negara-
negara sedang berkembang khususnya yaitu ketahanan pangan food security, penghapusan kemiskinanpeningkatan kualitas hidup manusia poverty
eradicationpeople livelihood improvement, dan pembangunan desa berkelanjutan sustainable rural development. Ketiga prioritas tujuan
pembangunan tersebut saling berkaitan. Ketahanan pangan saling pengaruh mempengaruhi dengan kemiskinan maupun dengan pembangunan desa
Simatupang, 2004.
Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan
potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Ilmu ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah bagian wilayah
secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah Tarigan, 2003. Perekonomian regional menggeser fokus analisis dari pilihan lokasi dalam
teori lokasi keproses yang terlibat dalam pengembangan ekonomi daerah subnasional. Berusaha untuk menjelaskan, mengingat distribusi kuantitatif dan
kualitatif tertentu dalam ruang sumber daya dan kapasitas kegiatan sistem lokal suatu daerah, kota, provinsi, atau wilayah geografis dengan fitur ekonomi khusus
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi atau untuk menarik yang baru dari luar dan untuk menghasilkan kesejahteraan, kekayaan dan pertumbuhan Capello,
2006. Menurut Adisasmita 2008, pembangunan wilayah regional merupakan
fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi,
komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan
kewiraswastaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas. Perhatian terhadap pertumbuhna ekonomi daerah semakin meningkat
dalam era otonomi daerah. Hal ini cukup logis, karena dalam era otonomi daerah masing-masing daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerahnya, guna meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Oleh karena itu, pembahasan tentang struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah akan sangat
penting artinya bagi pemerintah daerah dalam menentukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya Sjafrizal,
2008.
2.3.2 Teori Ekonomi Basis