PENYEDIA JASA
Gambar 2.2 Hubungan Antar Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi
2.3.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan
kepada pihak penerima jasa dan membayar biaya pekerja tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan badan lembaga instansi pemerintah maupun swasta.
2.3.2 Konsultan
Pihak atau badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana dapat dipisah
menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisnya, yaitu konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan elektrikal dan lain sebagainya.
Berbagai jenis bidang tersebut umumnya menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai
konsultan perencana.
Konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang merekat erat mebuat
system bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan perseorangan berbadan hokum badanbergerak dalam hukum yang dalam bidang perencanaan
pekerjaan bangunan. Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah
badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
2.3.4 Kontrak Konstruksi
Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai pihak untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama adalah kontrak. Dalam
proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat. Tahap awal yang harus
dipahami lebih dahulu adalah dasar-dasar pengertian kontrak serta konsep kontrak konstruksi.
Dasar-dasar pengertian mengenai kontrak dalam konteks kontrak pekerjaan konstruksi pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:
Proses pembentukan kontrak Proses dan prosedur pelaksanaan kontrak
Pelanggaran kontrak Analisis kerugian akibat pelanggaran kontrak
Hubungan komunikasi Proses pembentukan kontrak diawali dengan adanya dua pihak atau lebih yang telah
saling menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi, umumnya berupa kesanggupan
Universitas Sumatera Utara
oleh satu pihak untuk melakukan sesuatu bagi pihak lainnya dengan sejumlah imbalan yang telah disepakati bersama. Namun demikian tidak semua persetujuan dan transaksi
akan dilanjutkan dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya dapat dilakukan dalam bentuk kontrak bila memenuhi dua aspek utama yaitu saling setuju serta ada penawaran
dan penerimaan. Dalam proyek konstruksi hampir selalu terjadi pergeseran terhadap kelausul-kelausul
kontrak. Hal ini disebabkan oleh karakteristik proyek tersebut dan juga aksi atau reaksi dari pihak-pihak yang telah bersepakat dalam kontrak.
Terjadinya pergeseran tersebut tidak semuanya dikategorikan sebagai pelanggaran kontrak, tetapi harus ditinjau secara detail situasi atau kondisi yang menyebabkannya.
Pelanggaran kontrak terjadi jika salah satu atau semua pihak yang terlibat dalam kontrak melanggar sebagian atau seluruh kesepakatan yang telah disetujui bersama. Akibatnya
salah satu pihak atau kesemuanya akan mengalami kerugian dan oleh karena kerugian itu, dapat dilakukan tuntutan pergantian pada pihak yang menyebabkan.
Pelanggaran kontrak akan terjadi jika pihak-pihak yang bersepakat melakukan pelanggaran terhadap satu atau lebih persyaratan yang terkandung dalam kontrak,
dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak yang bersepakat. Dengan merujuk pada kadar pelanggaran yang terjadi, pihak yang merugikan dapat dituntut
sesuai aturan yang berlaku atas akibat pelanggaran tersebut. Pemutusan kontrak dapat terjadi dengan sendirinya atau karena pertimbangan lain yang
mengakibatkan kontrak terhenti sebelum saatnya. Jika dalam proses pelaksanaan kegiatan terjadi kegagalan yang bersifat material yang dilakukan oleh kontraktor, yang
oleh pemilik dapat dinilai membahayakan kelangsungan dan penyelesaian pekerjaan seperti yang tercantum dalam klausul mengenai pemutusan kontrak, maka dapat terjadi
pemutusan hubungan kontrak melalui pemberitahuan singkat atau bahkan tanpa ada
Universitas Sumatera Utara
pemberitahuan terlebih dahulu kepada kontraktor. Apabila ini terjadi maka pemutusan tersebut tentunya harus disertai dengan ganti rugi yang memadai bagi pihak kontraktor.
2.4 Penjadwalan Proyek