Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.
Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off pertukaran waktu dengan
biaya yang efisien dan crash program diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula atau dipersingkat waktunya dengan
tambahan biaya lembur. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajerpimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan
efisien.
2.5.3 Metode PERT Project Evaluation and Review Technique
Pada tahun 1958, Booz Allen Hamilton menemukan sebuah metode penjadwalan yang diberi nama diagram PERT, merupakan singkatan dari Program Evaluation and
Review Technique. Diagram PERT dapat digunakan untuk mempermudah proses perencanaan dan penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks
karena mampu mengatasi ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas. Pada diagram PERT, suatu aktifitas dalam proyek diwakili dengan
jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan- kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-
kemajuan saat proyek telah dijalankan. Jadi pada metode PERT ini dilakukan dengan cara pembentukan diagram anak panah.
Universitas Sumatera Utara
Teknik PERT Project Evaluation and Review Technique adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu
pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Menurut Gusti Ayu metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan tiga angka estimasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan yaitu PERT juga
memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi standar dan varians. Dengan demikian metode PERT
bermaksud menampung adanya unsur-unsur yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan-kemungkinan sejauh mana proyek menyimpang atau memenuhi
Probabiiitas Dalam Penjadwalan Proyek
Gusti Ayu menjelaskan bahwa teori Probabilitas dengan kurva distibusinya bermaksud untuk mengkaji dan mengukur ketidakpastian serta menjelaskannya secara kuantitatif.
Dalam metode PERT, diketahui tiga angka estimasi setiap kegiatan. Tujuan dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan rentang waktu yang paling
lebar dalam melakukan sasaran dalam melakukan estimasi kurun waktu kegiatan. Ketiga estimasi durasi tersebut adalah:
Kurun waktu optimistic optimistic duration time Kurun waktu optimistik adalah durasi yang tercepat untuk menyelesaikan suatu
kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Durasi yang digunakan hanya sekali dalam seratus kali kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan
kondisi yang hampir sama
Universitas Sumatera Utara
Kurun waktu paling mungkin most likely time Kurun waktu paling mungkin adalah durasi yang paling sering terjadi dibanding
dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
Kurun waktu pesimistik pessimistic duration time Kurun waktu pesimistik adalah durasi yang paling lama untuk menyelesaikan
kegiatan, bila segala sesuatunya serba tidak baik. Durasi disini dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang
dengan kondisi yang hampir sama. Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang disebut te
atau kurun waktu yang diharapkan expected duration time. Dalam menentukan nilai te dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa
optimistik a dan pesimistik b adalah sama. Sedangkan kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin adalah empat kali lebih besar dari kedua peristiwa optimistik
dan pesimistik sehingga apabila dijumlah akan bernilai 6 enam sesuai dengan rentang kurva distribusi peristiwa yang telah di standarkan.
Rumusannya adalah Yamit, 2003:
Dimana: te = waktu yang diharapkan
a = waktu optimis b = waktu pesimis
m = waktu paling mungkin
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Jalur Kritis dan Slack
Menurut Gusti ayu, Jalur kritis adalah jalur yang terdapat aktivitas-aktivitas paling banyak memakan waktu mulai dari permulaan hingga akhir jaringan. Dengan
menggunakan konsep te dan angka-angka waktu paling awal peristiwa terjadi EET dan waktu paling akhir peristiwa terjadi LET maka identifikasi kegiatan kritis, jalur kritis
dan slack yaitu: EET
j
= EET
i
+ tei-j LET
i
= LET
j
-tei-j Untuk jalur kritis berlaku :
Slack = 0 atau LET - EET = 0; TL=TE
Deviasi Standar dan Varians Kegiatan
Estimasi kurun waktu kegiatan pada metode PERT memakai rentang waktu. Rentang waktu ini menandai derajat ketidakpastian yang berkaitan dengan proses estimasi kurun
waktu kegiatan. Besarnya ketidakpastian ini tergantung pada besarnya angka yang diperkirakan untuk a dan b. Parameter yang menjelaskan masalah ini dikenal sebagai
deviasi standar dan varians. Berdasarkan ilmu statistik, angka deviasi standar adalah sebesar 16 dari rentang distribusi b-a atau bila ditulis dengan rumus adalah sebagai
berikut Soeharto,1995: Deviasi Standar Kegiatan
Varians Kegiatan
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
S = deviasi standar kegiatan Vte = varians kegiatan
Dalam menghitung Varians kegiatan Vte, varians peristiwa VTE baik untuk milestone ataupun untuk proyek secara keseluruhan, yang terdiri dari serangkaian
kegiatan-kegiatan dengan rumus sebagai berikut Soeharto,1995 : EET-4 = EET-1 + tel-2 + te2-3
VEET pada saat proyek mulai = 0 VEET-2= VEET-1 + Vte 1-2
Total VEET diperoleh dari perhitungan pada jalur dengan kurun waktu terpanjang atau varians terbesar.
Kemungkinanketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan dengan z yaitu hubungan antara waktu yang diharapkan EET dengan target Td
dengan rumus sebagai berikut:
Dimana : z = Kemungkinan target yang hendak dicapai
Td = Target waktu penyelesaian proyek EET = Waktu paling awal peristiwa
S = Standar Deviasi Dengan menggunakan table Comulative Normal Distribution akan dapat menentukan
persentase proyek selesai pada target Td.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Metode PDM Precedence Diagram Method