Prinsip Perbankan Sebagai Perlindungan Bagi Nasabah Reksa Dana

D. Prinsip Perbankan Sebagai Perlindungan Bagi Nasabah Reksa Dana

Terdapat prinsip atau asas dalam perbankan yang dapat diambil sebagai perlindungan bagi nasabah dan investor reksa dana, yaitu: Prinsip Kehati-hatian Prudential Principle , menurut ketentuan pasal 2 UU. No. 10 tahun 1998 tentang perbankan dikemukakan, bahwa perbankan Indonesia dalam usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Dari ketentuan ini, menunjukkan prinsip kehati-hatian adalah salah satu asas terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. 166 Perlunya bank memegang prinsip kehati-hatian dalam penjualan reksa dana adalah untuk memastikan bahwa peran bank sebagai agen of sales reksa dana tersebut tidak mengganggu operasional kegiatan usaha perbankan yang dilakukan oleh bank itu sendiri. Jangan sampai fungsi bank yang terbatas sebagai agen of sales reksa dana tersebut dapat merusak citra bank sendiri atau bank justru memperoleh risiko-risiko baru yang tidak dapat dikontrol oleh bank tersebut. Risiko utama yang dihadapi oleh bank adalah risiko reputasi, mengingat marketing channel dari reksa dana tersebut memanfaatkan pelayanan kantor-kantor bank di seluruh Indonesia. Risiko muncul apabila misalnya dalam melakukan redemption nasabah mengalami kelambatan pembayaran ataupun gagal bayar, nasabah dan investor tentunya akan mengkaitkan masalah tersebut dengan bank dimana mereka membeli reksadana tersebut walaupun tanggung jawab tidak ada pada bank tersebut. Dengan demikian, reputasi bank penjual reksa dana tersebut secara tidak langsung akan ikut terpengaruh. Risiko reputasi ini akan semakin jelas terlihat dalam 166 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006 , hlm.135 Universitas Sumatera Utara kasus bank menjual reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi yang menjadi pihak afiliasi dari bank tersebut seperti misalnya anak perusahaan. 167 Perlunya bank menerapkan prinsip kehati-hatian adalah untuk melindungi investor yang membeli produk reksa dana tersebut, terlepas apakah investor tersebut adalah nasabah bank yang bersangkutan atau bukan. Nasabah pembeli reksa dana perlu dilindungi hak-haknya dan mengingat bank bertindak sebagai agen penjual reksa dana, maka nasabah dan investor tersebut akan selalu berkomunikasi dengan bank penjualnya, bukan dengan manajer investasi sebagai pihak yang mengelola portofolio reksa dana. Hubungan antara bank dengan investor reksa dana bukan hanya terjadi pada saat pembelian reksa dana melainkan sampai investor melakukan redemption penagihan dari reksa dana yang telah dibelinya. 168 E. Peranan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan Badan Pengawas Pasar Modal atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan BAPEPAM adalah sebuah badan pemerintah yang berada di bawah Menteri Keuangan Republik Indonesia. BAPEPAM merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal. Dengan demikian, BAPEPAM dapat dikatakan sebagai hulu dari semua kegiatan di pasar modal, karena dari sinilah permulaan dari kegiatan di pasar modal. Perusahaan yang bermaksud menawarkan efeknya kepada masyarakat dalam suatu penawaran umum, harus terlebih dahulu memulai prosesnya melalui lembaga ini sebelum dapat menjual efeknya tersebut kepada masyarakat. Tujuan dari pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang 167 Agus Sugiarto, Op. Cit. 168 Ibid. Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh BAPEPAM, seperti yang dirumuskan oleh UUPM, adalah untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 169 BAPEPAM merupakan lembaga yang mempunyai kekuasaan yang sangat besar dan unik. BAPEPAM tidak hanya bertindak sebagai regulator tetapi juga mempunyai kekuasaan kepolisian serta dapat bertindak dan berwenang menggunakan kekuasaan yang sifatnya “quasi-judicial”. Kekuasaan BAPEPAM yang besar ini dapat kita lihat diantaranya di dalam pasal 5 UUPM yang memberikan kewenangan bagi BAPEPAM, antara lain untuk: 170 i. Memberikan izin kepada berbagai macam institusi yang diawasinya, termasuk memberi izin usaha kepada reksa dana, memberi izin orang perseorangan wakil manajer invest asi, serta memberi persetujuan bagi Bank kustodian; ii. Mewajibkan dan menerima pendaftaran bagi profesi yang bermaksud melakukan kegiatan di pasar modal; iii. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan direksi lembaga-lembaga di pasar modal seperti bursa efek; iv. Menetapkan persyaratan dan tata cara dilakukannya pernyataan pendaftaran untuk memungkinkan dilakukannya penawaran umum efek termasuk di sini adalah menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran; v. Melakukan pemeriksaan dan penyidikan atas terjadinya pelanggaran atas UUPM. sehingga dengan kekuasaannya ini BAPEPAM merupakan polisi yang menegakkan hukum sebagai penyidik penyidik pegawai negeri; 169 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm.4-5 170 Ibid. hlm.5-6 Universitas Sumatera Utara vi. Menghentikan dan memperbaiki serta mengambil langkah-langkah sehubungan dengan adanya iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan pasar modal; vii. Membekukan atau membatalkan pencatatan efek di suatu bursa efek termasuk juga menghentikan perdagangan efek dan transaksi di bursa; viii. Memeriksa keberatan-keberatan yang diajukan oleh pihak-pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa dan lembaga-lembaga terkait dengan bursa seperti lembaga kliring dan penjaminan serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian termasuk membatalkan dan menguatkan pengenaan sanksi tersebut; ix. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang sifatnya teknis atas UUPM dan peraturan pelaksanaannya; x. Menetapkan instrumen lain sebagai efek. Kekuasaan ini akan sangat berguna karena dengan kekuasaan ini BAPEPAM akan memberikan “kehidupan” bagi UUPM dalam mengarungi dunia pasar modal yang memang sangat dinamis. Sebagai tambahan atas kekuasaannya di atas, BAPEPAM juga mempunyai kekuasaan untuk mengenakan sanksi administratif yang jumlahnya cukup banyak dalam pelaksanaan kekuasaannya. Termasuk dalam kekuasaan pengenaan sanksi adalah kekuasaan untuk mengenakan denda, pembatasan dan pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha serta pembatalan persetujuan dan pendaftaran. Sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, BAPEPAM mempunyai kewenangan seperti layaknya polisi dalam melakukanpemeriksaan dan penyidikan. Bahkan dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan yang dimilikinya, BAPEPAM dengan bantuan aparat penegak hukum lainnya, dapat melakukan tindakan-tindakan yang lebih dari hanya pemeriksaan dan penyidikan, seperti memerintahkan penangkapan. 171 171 Ibid. hlm.6-7 Universitas Sumatera Utara Untuk dapat menciptakan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien sertamelindungi kepentingan masyarakat pemodal investor, maka Bapepam mempunyai fungsi untuk melakukan: pembinaan, pengaturan dan pengawasan dalam kegiatan seharihari pasar modal. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, maka pihak-pihak penyelenggara kegiatan pasar modal di antaranya: Bursa Efek, Reksa Dana, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Wali Amanat dan pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam. Kewajiban yang diemban oleh pihak-pihak tersebut di atas adalah dalam kegiatannya sehari-hari dalam pasar modal. Pihak-pihak tersebut dalam kegiatan pasar modal adalah sebagai pelaksana langsung sehingga lebih mengetahui apa yang terjadi di pasar modal. Pihak Bapepam dalam fungsinya ini bermaksud untuk mencegah adanya suatu penyimpangan yang mungkin terjadi dalam kegiatan pasar modal berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 172 Laporan yang akan disampaikan kepada Bapepam tersebut dapat terbagi dua, yakni yang bersifat berkala atau insidental. Adapun laporan yang akan disampaikan oleh setiap pihak kepada Bapepam adalah berisi tentang informasi yang tersedia untuk umum. Isi dari informasi tersebut kecuali tentang formula rahasia produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang tidak wajib untuk disampaikan dan wewenang tentang hal ini juga ada pada Bapepam. Di luar pengecualian tersebut isi dari laporan berupa informasi tentang: pernyataan pendaftaran termasuk prospektus, permohonan izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan dan pendaftaran profesi laporan berkala dan laporan lainnya adalah yang wajib disampaikan kepada Bapepam. 173 172 Irfan Iskandar., Op.Cit. hlm.98-99 173 Ibid. hlm.99 Universitas Sumatera Utara Peranan BAPEPAM dalam memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan dapat diketahui dalam beberapa hal di bawah ini, yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Prospektus dan Tanggung Jawab Manajer Investasi Untuk meminimalisir risiko kerugian, sedapat mungkin investor dan pihak yang menjalankan investasi harus mengatur dan memahami hak dan kewajiban masing-masing. Untuk investasi di instrumen reksa dana, calon investor harus membaca dan memahami prospektus yang dimiliki oleh perusahaan yang mengelola reksa dana. Dalam prospektus biasanya dipaparkan pula mengenai risiko dalam berinvestasi di reksa dana. Isi prospektus harus mengacu pada Peraturan Bapepam No. IX.C.6-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep22PM2004 tentang Pedoman dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana. Masalah risiko reksa dana juga diatur pada huruf k poin 1 Peraturan No.IX.C.6. Disebutkan, risiko yang diterima pemodal adalah berkurangnya nilai saham atau Unit Penyertaan disebabkan oleh kondisi makro ekonomi dan keamanan, wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana seperti bank, perusahaan lain penerbit instrumen pasar uang dan atau obligasi, dan perubahan nilai instrumen pasar uang sebagai akibat pergerakan suku bunga dan kurs mata uang secara signifikan. 174 Untuk menjawab pertanyaan mengenai tanggung jawab manajer investasi, tentu harus dilihat pedoman tugas dari manajer investasi. Yang jelas, prospektus juga harus memuat tanggung jawab manajer investasi. Beberapa peraturan yang mengatur tanggung jawab manajer selain peraturan No.IX.C.6, juga peraturan No.IV.C.2-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep24PM2004 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, dan peraturan No.IV.B.1-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep 03PM2004 174 Dikutip dari http:www.hukumonline.com., Prospektus dan Tanggung Jawab Manajer Investasi Reksa Dana Pada Investor, Diakses terakhir tanggal 9 Maret 2009 Universitas Sumatera Utara tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Untuk menentukan ada tidaknya unsur kesalahan atau kelalaian manajer investasi yang mengakibatkan kerugian investor tentu tidak bisa dilakukan secara sepihak. Pengawasan segala kegiatan yang berhubungan dengan penerbitan reksa dana masuk ke dalam domain Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. Salah satu wewenang Bapepam, berdasarkan Pasal 5 hurufe UU No.81995 tentang Pasar Modal, adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya. Berdasarkan ketentuan tersebut, investor yang merasa manajer investasi melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian, dapat mengadu ke Bapepam. Alternatif lainnya, apabila laporan investor tidak direspon, atau tindakan Bapepam terhadap manajer investasi yang terbukti merugikan investor tidak memadai, maka investor dapat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum melalui pengadilan negeri. Apabila memilih langkah ini, maka investor harus memiliki bukti-bukti yang cukup untuk membuktikan adanya kelalaian manajer investasi yang mengakibatkan kerugian. 175 Prospektus merupakan dokumen yang amat penting bahkan merupakan suatu dokumen sentral dalam suatu penawaran umum efek, termasuk reksa dana. Prospektus ini adalah dokumen keterbukaan disclosure, yang ditujukan kepada para pemodal dan dikeluarkan dengan maksud agar pemodal memahami efek yang ditawarkan, sehingga prospektus harus jelas dan komunikatif. Peraturan Bapepam IX.C.2 menegaskan, fakta- fakta dan pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus. Urutan penyampaian fakta pada prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu. 176 175 Ibid. 176 Hamud M. Balfas, .Op.Cit., hlm.185 Universitas Sumatera Utara Dalam setiap investasi umumnya selalu terkandung risiko keuangan. Risiko ini dapat berupa turunnya atau bahkan hilangnya kekayaan pemodal investor yang menanamkan modalnya dalam investasi tersebut. Dengan demikian prospektus haruslah menggambarkan dan menyajikan setiap informasiketerangan mengenai risiko yang mungkin timbul dalam investasi tersebut secara jelas dan gamblang. Dengan dasar pemikiran seperti itu, maka prospektus harus dapat menggambarkan risiko tersebut secara terang, sehingga pembaca investor dapat mengambil keputusan apakah akan berinvestasi membeli efek tersebut atau tidak, berapa banyak yang akan dibeli dan berapa lama akan menanamkan uangnya untuk berinvestasi dalam efek tersebut. Prospektus yang baik adalah yang dapat memberikan kejelasan mengenai pilihan kepada pemodal untuk berinvestasi, dan berapa banyak investasi tersebut, atau tidak berinvestasi. Prospektus akan memberikan jawaban atas pertanyaan tentang risiko-risiko apa saja yang akan dihadapi atas investasi yang ditawarkan ini. Sehingga apabila investor memilih untuk tidak melakukan investasi atas efek yang ditawarkan itu adalah juga merupakan suatu petunjuk bahwa prospektus tersebut telah disajikan dengan baik. 177 Prospektus yang baik adalah dokumen katerbukaan yang tidak hanya bermaksud “menjual”, tetapi juga menyampaikan kepada investor pesan untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Oleh karena itu prospektus tidak hanya menggambarkan rencana-rencana investor yang akan dilaksanakan, tetapi juga harus menyampaikan pesan bahwa apabila suatu rencana, kejadian, situasi atau target tidak dapat dicapai oleh emiten yang menawarkan efeknya, maka investasi yang akan ditanamkan dapat terancam nilainya atau efek yang dibeli akan menurun harganya. Oleh karena itu prospektus memang bukan hanya merupakan sarana promosi penjualan efek. Tetapi juga merupakan sarana untuk 177 Ibid. hlm.185-186 Universitas Sumatera Utara menceritakan sisi-sisi yang “gelap”. Penyajian prospektus yang baik dan lengkap akan menghilangkan adanya kesan emiten menutup-nutupi adanya informasi material yang harus diketahui oleh investor sehingga menimbulkan adanya penipuan. 178 Sebagai bagian dari penyajian yang baik, BAPEPAM dalam peraturannya menekankan bahwa emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau tabel pada prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten juga harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi kurang penting yang mengakibatkan informasi penting terlepas dari perhatian pembaca Peraturan BAPEPAM IX.C.2.. Emiten yang mengeluarkan Reksa Dana, misalnya, dalam iklan promosinya seharusnya tidak boleh menggambarkan bagaimana Reksa Dananya tumbuh seperti pohon yang daunnya tumbuh subur dan sebagai ganti daun emiten tersebut menggunakan uang yang tumbuh dari tiap ranting-ranting pohon tersebut. Untuk menanggulangi iklan seperti ini BAPEPAM telah mengeluarkan peraturan tentang pedoman iklan Reksa Dana dengan peraturan No.IV.D.1. Peraturan BAPEPAM ini jelas dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari iklan yang dianggap dapat sangat menyesatkan. Peraturan ini antara lain menetapkan larangan untuk memuat: 179 i. Kata atau kalimat yang memberikan kesan bahwa pemodal tidak akan rugi atau keuntungan akan dijamin; ii. Kesan bahwa pemodal dapat memperoleh keuntungan tanpa risiko; iii. Gambaran, proyeksi, atau janji atas kinerja reksa dana tersebut di masa datang; 178 Ibid. hlm.186 179 Ibid. hlm.187-188 Universitas Sumatera Utara iv. Kalimat-kalimat seperti “belilah sekarang juga”, “jangan ketinggalan”, “bertindaklah sekarang” atau kalimat-kalimat lain dengan maksud yang hampir sama untuk menarik minat calon pembeli. 2. Nasabah dan Investor Reksa Dana A. Pengenalan Nasabah BAPEPAM telah mengeluarkan Peraturan V.D.10, yang khusus mengatur mengenai kewajiban dari lembaga-lembaga yang ada di pasar modal untuk menerapkan prinsip- prinsip melakukan pengenalan nasabah. Dalam peraturan ini BAPEPAM mewajibkan perusahaan efek, pengelola Reksa Dana dan Bank Kustodian untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah dengan menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis yang meliputi masalah-masalah yang menyangkut: 180 a. penerimaan nasabah; b. pengidentifikasian nasabah; c. pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; d. manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah. Dengan peraturan V.D.10 ini BAPEPAM memberikan pedoman mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan efek, reksa dana dan bank kustodian untuk melakukan pengenalan terhadap nasabah mereka, dan melaporkan transaksi yang mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK, yang telah didirikan berdasarkan UU.No. 152002 tentang tindak pidana pencucian uang. Aspek lain yang timbul sehubungan dengan pengenalan nasabah ini adalah perusahaan efek harus memastikan bahwa tujuan investasi investor, yang berwujud dalam transaksi atas instrument efek, harus sesuai dengan tujuan investasinya atau yang biasa dikenal dengan 180 Ibid. hlm.347-348 Universitas Sumatera Utara suitability . Tidak adanya kesesuaian dapat menyebabkan adanya kelalaian di pihak perusahaan efek untuk melakukan penerapan pengenalan nasabah atas investornya. Masalah ini makin menjadi penting terutama apabila investasi yang digunakan di pasar modal telah meningkat dengan penggunaan perangkat elektronik di mana investor dan perusahaan efek tidak lagi saling bertemu secara langsung. Cara ini dapat menyebabkan kelalaian perusahaan efek untuk mengenali nasabahnya secara personal, dan hal ini dapat merugikan nasabah dan investor. 181 B. Perlakuan atas Nasabah dan Hartanya Hubungan antara nasabah dengan perusahaan efek didasarkan atas kepercayaan. Dengan demikian di dalam hubungan di antara keduanya terdapat fiduciary duty dari perusahaan efek terhadap nasabahnya. Dengan kewajiban yang bersifat fiduciary ini perusahaan efek harus menempatkan diri dan bertindak untuk kepentingan yang paling tinggi dari nasabahnya. Ini karena perusahaan efek sebenarnya dipercayakan melakukan pengelolaan atas harta nasabahnya. Situasi seperti ini misalnya terjadi dalam hal perusahaan efek melakukan pengelolaan atas rekening efek secara discretionary, atau perusahaan efek melakukan salah satu fungsinya yaitu sebagai manajer investasi, dimana dalam melakukan perannya ini perusahaan efek melakukan fungsi pengelolaan baik atas portofolio efek nasabah atau portofolio investasi kolektif. 182 Dengan sifat hubungan antara perusahaan efek dan nasabah yang demikian, unsur fiduciary duty ini menjadi sangat penting, Karena hanya dengan sikap perusahaan efek seperti itulah dapat diharapkan perlindungan atas harta nasabah menjadi prioritas yang tinggi. Menurut penulis, unsur seperti ini bisa juga diterapkan pada bank kustodian yang 181 Ibid. hlm. 348 182 Ibid. hlm.349-350 Universitas Sumatera Utara menjadi sponsor atau bukan pada penyelenggaraan reksa dana, sehingga dana investor pada bank tersebut mendapat perlindungan yang baik. 183 Pasal 27 Ayat 1 UUPM menyebutkan tentang fiduciary duty Manajer Investasi, yaitu wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan reksa dana. Sedangkan dalam Peraturan Bapepam No. IV.B.1 butir 7 dikatakan mengenai fiduciary duty manajer investasi, yaitu bahwa manajer investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan reksa dana. Jika dalam hal Manajer Investasi tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana termaksud, Manajer Investasi tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. 184 C. Masalah Benturan Kepentingan Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan efek berhubungan dan berurusan serta berhadapan baik dengan kepentingan emiten, nasabah maupun dengan kepentingan dirinya sendiri. Hubungan-hubungan di antara ketiganya tersebut sangat berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. Oleh karena itu undang-undang dengan tegas mengatur mengenai kemungkinan timbulnya masalah benturan kepentingan ini. Pasal 35 UUPM, misalnya, dengan tegas menyatakan bahwa perusahaan efek dilarang menggunakan pengaruh atau mengadakan tekanan yang bertentangan dengan kepentingan nasabahnya. Pasal yang sama selanjutnya juga menyatakan perusahaan efek dilarang untuk merekomendasikan kepada nasabah untuk membeli atau menjual efek tanpa memberitahukan adanya kepentingan perusahaan efek dalam efek tersebut. Larangan adanya unsur benturan kepentingan dalam hubungan antara perusahaan efek dengan 183 Ibid. hlm.350 184 Gunawan Widjaja, Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi Dalam Pasar Modal , Jakarta: Kencana, 2006 , hlm.107 Universitas Sumatera Utara nasabah serta dengan harta nasabah karena benturan kepentingan ini dapat mengakibatkan kerugian dipihak nasabah yang umumnya sangat bergantung kepada perusahaan efek, yang diharapkan bertindak secara profesional setinggi mungkin. 185 Menurut penulis, larangan seperti ini juga harus diterapkan Bank Kustodian yang terutama menjadi sponsor dalam penyelenggaraan Reksa Dana. Hal ini demi menghindarkan kerugian di pihak investor dan nasabah bank tersebut. Untuk ini BAPEPAM memang cukup tanggap yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan BAPEPAM No.II.F.14 tentang Pedoman Uji Kepatuhan Reksa Dana, yang mencantumkan beberapa ketentuan untuk menghindarkan kemungkinan benturan kepentingan. Namun demikian potensi benturan kepentingan ini tidak hanya dapat timbul dari pelanggaran atas tindakan yang secara tegas dilarang dalam peraturan, atau yang secara relative mudah untuk dikonfirmasi dengan melakukan audit. Contoh untuk ini misalnya, seperti apa yang dilakukan oleh reksa dana mutual fund besar di Amerika Serikat dengan melakukan praktek “late trade” dan “market timing” yang merupakan pelanggaran yang mun-gkin tidak dengan mudah dapat diketahui. 186 D. Harta Nasabah dan Kepailitan Perusahaan Efek Sebagai konsekuensi atas perlindungan yang harus diberikan oleh perusahaan efek atas harta nasabah, dan adanya fungsi perusahaan efek untuk melakukan penyimpanan custody harta nasabah, undang-undang pasar modal dalam pasal 37 dengan tegas menyatakan bahwa perusahaan efek wajib: 187 1. Menyimpan efek dalam rekening yang terpisah dari rekening perusahaan efek. 2. Menyelenggarakan pembukuan secara terpisah untuk setiap nasabah menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas harta nasabahnya. 185 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm.355-356 186 Ibid. hlm.362-363 187 Ibid. hlm.363-364 Universitas Sumatera Utara Konsekuensi pemisahan harta nasabah ini ada hubungannya dengan kepailitan atau likuidasi, yang mungkin dapat terjadi terhadap perusahaan efek di mana harta nasabah disimpan. Dengan pemisahan ini maka dalam hal terjadi kepailitan atau likuidasi, harta nasabah tidak akan termasuk dalam harta pailit. Karena, sebagaimana dinyatakan oleh penjelasan atas pasal 37 UUPM tersebut, efek nasabah yang dikelola oleh perusahaan efek merupakan titipan nasabah, bukan merupakan bagian dari kekayaan perusahaan efek. 188 Menurut penulis, hal ini juga secara logika dan moral sebaiknya diterapkan juga oleh Bank Kustodian yang menyimpan dana atau kekayaan investor yang menggunakan jasa bank tersebut. Sebagai kelanjutan dari pemisahan harta nasabah dengan harta perusahaan efek, BAPEPAM dalam peraturannya juga menjabarkan bagaimana harta nasabah yang ada dalam simpanan perusahaan efek tersebut harus diperlakukan Angka 2 Peraturan BAPEPAM No.V.D.3 dan Peraturan BAPEPAM V.D.4 yang secara khusus mengatur bagaimana perusahaan efek memperlakukan efek nasabah tersebut. Undang-undang Kepailitan juga telah menegaskan bahwa permohonan untuk melakukan kepailitan atas perusahaan efek hanya dapat diajukan oleh BAPEPAM. Keterlibatan BAPEPAM dalam kepailitan perusahaan efek mungkin terlalu berlebihan, karena yang perlu dilakukan oleh BAPEPAM sebenarnya adalah memastikan bahwa perusahaan efek telah melakukan pencatatan atas harta nasabah secara benar. Sehingga ketika perusahaan dilikuidasi baik karena permohonan pailit maupun alasan lainnya, harta nasabah akan lebih mudah diketahui. Dengan cara ini maka investor yang menaruh hartanya pada perusahaan efek akan lebih terlindungi. Memberikan kekuasaan pada BAPEPAM saja untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atas perusahaan efek, telah merupakan hal yang tidak perlu 188 Ibid. hlm.364 Universitas Sumatera Utara dilakukan, karena pemberian “perlindungan” seperti itu, dapat menyebabkan terjadinya “moral hazard” istilah untuk menggambarkan keadaan dimana manajemen suatu institusi keuangaan tidak mempunyai insentif untuk melakukan pengelolaan yang baik atas dana masyarakat yang ada dan disimpan oleh lembaga yang dikelolanya karena manajemen beranggapan bahwa apabila ada masalah dengan lembaga keuangannya pemerintah akan mengambilalih atau karena adanya jaminan dari pemerintah atas simpanan tersebut dalam industri sekuritas. 189 Pemberian perlindungan seperti di atas tidak akan memberikan insentif bagi industri tersebut untuk membenahi dan mengembangkan dirinya. Memang cukup tepat apa yang dikemukakan sebagian orang bahwa perlindungan dari kepailitan terhadap perusahaan efek perlu diberikan karena perusahaan efek, seperti juga industri perbankan, merupakan institusi yang memegang dan menyimpan dana serta harta pihak ketiga, sehingga apabila terjadi kepailitan terhadap suatu perusahaan, mungkin dapat menyebabkan “rush” atau penarikan besar-besaran terhadap dana dan harta nasabah di perusahaan lainnya. Selain itu perlindungan yang berlebihan seperti ini, akan mengakibatkan disinsentif bagi otoritas pasar modal untuk melakukan pengawasan, dan pembinaan yang lebih baik terhadap industri ini. Karena hanya dengan pengawasan dan pembinaan yang lebih baiklah, kita akan melihat industri sekuritas dan perusahaan efek kita maju, dan selanjutnya harta nasabah dan investor juga akan lebih terlindungi mendapat perlindungan yang maksimal. 190 3. Larangan-larangan dari Ketentuan Pidana Terhadap Reksa Dana serta Ketentuan Pidana Dalam Undang-undang Perbankan 189 Ibid. hlm. 365 190 Ibid. hlm. 366-367 Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Peraturan BAPEPAM NO.IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan serta Peraturan BAPEPAM No.IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif KIK, maka Manajer Investasi selaku pengelola Reksa Dana diantaranya dilarang untuk: 191 1. Membeli efek luar negeri; 2. Membeli efek yang diterbitkan oleh satu emiten melebihi 5 dari jumlah modal disetor emiten; 3. Membeli efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan melebihi 10 dari nilai aktiva bersih Reksa Dana pada saat pembelian. Pembatasan ini termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia SBI; 4. Membeli efek yang tidak melalui Penawaran umum kecuali efek pasar uang; 5. Terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10 dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian; 6. Terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi hasil dengan Manajer Investasi lain atau pihak afiliasinya; 7. Membayar deviden selain berasal dari laba. Dan Lain-lain. Setiap pihak yang melakukan kegiatan pasar modal sebagai: Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Lembaga Penunjang Pasar Modal dan Profesi 191 Imam Sjahputra Tunggal, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia Jakarta: Harvarindo, 2008 , hlm.58-59 Universitas Sumatera Utara Penunjang Pasar Modal Tanpa Izin, Persetujuan atau Pendaftaran diancam pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 5 Miliar. 192 Setiap pihak orang perseorangan yang melakukan kegiatan sebagai Wakil Penjamin Emisi, Wakil Perantara Pedagang Efek atau Wakil Manajer Investasi Tanpa Memperoleh Izin diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp. 1 Miliar. 193 Menurut Penulis, dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan ada beberapa pasal yang mengandung ketentuan pidana dan dapat memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan, yaitu sebagai berikut: 1. Pada Pasal 50 Undang-undang Perbankan, yang berbunyi sebagai berikut: Pihak Terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 3 tiga tahun dan paling lama 8 delapan tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 5 lima Milyar dan paling banyak Rp. 100 seratus Milyar. 194 2. Pasal 50 A Undang-undang Perbankan, yang berbunyi sebagai berikut: Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan bank tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini dan ketentuan peraturan perundang- undangan lainnya yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara sekurang- 192 Ibid. hlm.59 193 Ibid. hlm.59 194 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal 50 Universitas Sumatera Utara kurangnya 7 tujuh tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta denda sekurang- kurangnya Rp. 10 sepuluh Milyar dan paling banyak Rp. 200 dua ratus Milyar. 195 Kedua Pasal di atas telah dijatuhkan oleh penegak hukum dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan, kepada para pelaku kejahatan pada kasus Bank Century. Dan apabila terbukti, para pelaku tersebut akan dijatuhkan hukuman dan denda sebagaimana yang tertera pada kedua pasal di atas dan ditambah dengan hukuman lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. 3. Pasal 51 Angka 1 yang berbunyi sebagai berikut: Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 47 A, Pasal 48 Angka 1, Pasal 49, Pasal 50 dan Pasal 50 A adalah kejahatan. 196 Perbuatan-perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut dalam ayat ini digolongkan sebagai tindak pidana kejahatan, berarti bahwa terhadap perbuatan-perbuatan dimaksud akan dikenakan ancaman yang lebih berat dibandingkan dengan apabila hanya sekedar sebagai pelanggaran. Hal ini mengingat bahwa bank adalah lembaga yang menyimpan dana yang dipercayakan masyarakat kepadanya, sehingga perbuatan yang dapat mengakibatkan rusaknya kepercayaan masyarakat kepada bank, yang pada dasarnya juga akan merugikan bank maupun masyarakat, perlu selalu dihindarkan. Dengan digolongkan sebagai tindak kejahatan, diharapkan akan dapat lebih terbentuk ketaatan yang tinggi terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini. 197 4. Pasal 52 Angka 1 yang berbunyi sebagai berikut: Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 47 A, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 A, Bank Indonesia dapat menetapkan sanksi administratif kepada bank yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini, atau 195 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal 50 A 196 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal 51 Angka 1 197 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Penjelasan Pasal 51 Angka 1 Universitas Sumatera Utara pimpinan BI dapat mencabut izin usaha bank yang bersangkutan. 198 Sanksi administratif yang dimaksud dalam ayat 1 , antara lain adalah: a. denda uang; b. teguran tertulis; c. penurunan tingkat kesehatan bank; d. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring; e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang maupun untuk bank secara keseluruhan; f. pemberhentian pengurus bank; g. pencantuman anggota, pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam daftar orang tercela di bidang perbankan. 199 4. Ketentuan-ketentuan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif KIK Isi pokok dari Keputusan ketua Bapepam Nomor:Kep-22PM1996 tanggal 17 Januari 1996, yang telah diubah dengan Keputusan Nomor:Kep-07PM1997 tanggal 30 April 1997 tentang Peraturan Nomor IV.B.1: Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbantuk Kontrak Investasi Kolektif KIK, antara lain yaitu wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 200 1. Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih setiap hari bursa dan mengumumkannya. 2. Penjualan atau pembelian kembali pelunasan Unit Penyertaan dapat dilakukan melalui bank kustodian atau agen-agen penjual yang ditunjuk oleh manajer investasi. 3. Setelah memberitahu Bapepam, manajer investasi dapat menginstruksikan kepada bank kustodian dan agen penjual untuk melakukan penundaan pembelian kembali pelunasan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: a. Bursa Efek di mana sebagian besar portofolio efek reksa dana diperdagangkanditutup; b. Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksa dana di bursa efek dihentikan; 198 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal 52 Angka 1 199 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Pasal 52 Angka 2 200 Imam Sjahputra Tunggal, Op. Cit., hlm.60-65 Universitas Sumatera Utara c. Keadaan darurat; atau d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam. 4. Bank Kustodian tidak dibenarkan mengeluarkan unit penyertaan baru selama periode penundaan pembelian kembali pelunasan. 5. Apabila manajer investasi melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 dan 4 maka wajib mengumumkannya kepada pemegang unit penyertaan. 6. Bapepam dapat menginstruksikan, mengalihkan, membekukan dan melikuidasi reksa dana kontrak investasi kolektif setiap saat untuk kepentingan melindungi para pemegang unit penyertaan. 7. Kontrak Investasi Kolektif harus menetapkan hak dan tanggung jawab dari pihak-pihak dalam kontrak, yaitu manajer investasi, bank kustodian, dan pemegang unit penyertaan. 8. Alokasi biaya: a. Biaya yang menjadi beban manajer investasi: 1. biaya persiapan; 2. biaya administrasi; 3. biaya pemasaran; 4. biaya pencetakan; 5. biaya distribusi prospektus. b. Biaya yang menjadi beban portofolio Reksa Dana: 1. biaya pengelolaan manajer investasi; 2. biaya Bank Kustodian; 3. biaya pembaharuan prospektus; 4. biaya asuransi Universitas Sumatera Utara 5. biaya transaksi 6. biaya-biaya lain dalam kontrak c. biaya yang menjadi beban pemodal: 1. biaya penjualan jika ada 2. biaya pembelian kembali, jika ada; dan 3. pajak yang berkenaan dengan pemodal, jika ada. d. biaya yang menjadi beban manajer investasi atau reksa dana: 1. biaya Konsultan Hukum; 2. biaya Notaris; 3. biaya Akuntan. 9. Manajer Investasi dapat menunjuk agen penjual yang menerima permintaan penjualan atau pembelian kembali pelunasan unit penyertaan untuk disampaikan kepada bank kustodian. 10. Manajer Investasi dapat menentukan tata cara pembelian kembali unit penyertaan. 11. Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian. 12. Manajer Investasi Reksa Dana dilarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan Reksa Dana KIK yang telah dinyatakan efektif, yang antara lain: Menjual unit penyertaan kepada setiap pemegang unit penyertaan melebihi 1 dari jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali bagi manajer investasi semata-mata untuk kepentingan sendiri dan bukan untuk kepentingan pihak lain. Dan kelebihan pemilikan unit penyertaan tersebut yang dimiliki oleh pemegang unit penyertaan yang berasal dari penanaman kembali pembagian keuntungan. Universitas Sumatera Utara 13. Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam angka 12, Manajer Investasi wajib untuk membatasi penempatan dana awal pada saat dibentuknya reksa dana tersebut dengan ketentuan : a. penempatan dana awal sekurang-kurangnya 1 dan sebanyak-banyaknya 20 dari jumlah nilai unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak; b. masing-masing pihak yang melakukan penyetoran penempatan dana awal dapatmemiliki unit penyertaan sebanyak-banyaknya 2,5 dari jumlah nilai unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak; dan c. Pihak tersebut dalam huruf b dilarang melakukan penjualan kembali unit penyertaan dalam jangka waktu 1 tahun sejak efektifnya pernyataan pendaftaran reksa dana tersebut. 14. Bapepam berwenang membekukan kegiatan reksa dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk manajer investasi lain untuk mengelola kekayaan reksa dana, atau membubarkan reksa dana dimaksud. 15. Kontrak pengelolaan reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan perubahannya wajib dibuat secara notariil. 16. Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan atas: a. Efek-efek yang telah dijual dalam penawaran umum; dan b. Instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Berharga Pasar Uang SBPU, SuratSurat Pengakuan Hutang SPH, Sertifikat Deposito, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing. Universitas Sumatera Utara 17. Pembayaran atas Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang dijual kembali oleh pemodal dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari 7 hari bursa sejak diminta penjualan kembali oleh pemegang unit penyertaan. 18. Nilai Aktiva Bersih awal untuk setiap Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib ditetapkan sebesar Rp. 1000 seribu rupiah. 19. Laporan keuangan tahunan dan tengah tahunan Reksa Dana wajib diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam. 20. Dalam hal Reksa Dana dibubarkan, maka biaya Konsultan Hukum, Akuntan, dan beban lain kepada pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar Manajer investasi kepada Pihak-pihak yang bersangkutan. Selain itu, para investor pemegang unit penyertaan reksa dana harus tahu tanggung jawab Bank Kustodian, seperti: 201 a. Melakukan pembukuan, pemisahan kekayaan, catatan terpisah untuk setiap pemegang unit penyertaan, melakukan pencatatan untuk setiap transaksi, dan melakukan pelaporan. b. Menghitung nilai aktiva bersih setiap hari. c. Melakukan penyelesaian transaksi. d. Melakukan pembebanan biaya-biaya. e. Kewajiban melakukan ganti rugi bila terjadi kelalaian. 5. Kepailitan dan Pembubaran Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif KIK Mutual Fund atau reksa dana adalah suatu bentuk dari UBTO Un- Incorporated Business Trusts Organization, yang tidak berbadan hukum, yang bentuknya hampir sama dengan persekutuan perdata. Dengan demikian maka mutual fund tidak dapat dipailitkan. 201 Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin., Op.Cit., hlm.222 Universitas Sumatera Utara Dalam halnya terjadi suatu perkara yang berkaitan dengan mutual fund, maka pihak yang bertanggung jawab adalah trustee, yaitu manager dan custodian sesuai dengan fungsinya masing-masing. Mutual fund tidak dapat dipailitkan, oleh karena itu apabila terjadi perkara yang berkaitan dengan kepailitan, maka secara teoritis yang dapat dipailitkan adalah pengurus danatau trustee dalam mutual fund tersebut. 202 Reksa Dana KIK bukan merupakan badan hukum, sehingga tidak dapat dipailitkan. Dalam hal ini yang dapat dimohonkan pailit adalah para pengurus reksa dana KIK dengan boedel pailit adalah harta kekayaan reksa dana KIK yang disimpan di Bank Kustodian yang merupakan milik pemegang unit penyertaan untuk digunakan memenuhi kewajiban reksa dana KIK kepada kreditor. Hal tersebut dapat disamakan dengan ketentuan tentang kepailitan harta peninggalan boedel waris yang bisa dinyatakan pailit. 203 Dengan demikian, meskipun secara teoritis kepailitan Reksa Dana KIK dimajukan terhadap Manajer Investasi tetapi kreditor yang berhak memajukan kepailitan adalah kreditor Reksa Dana KIK dan bukan kreditor Manajer Investasi, Bank Kustodian, atau investor. Harta yang dibagi berdasarkan Pasal 1131KUH Perdata adalah harta Reksa Dana KIK dan bukan harta kekayaan Manajer Investasi, Bank Kustodian, atau Investor. 204 Kepailitan Manajer Investasi danatau Bank Kustodian secara pribadi secara pribadi tidaklah membawa akibat hukum apa pun terhadap reksa dana yang dikelolanya. Dalam hal demikian, maka akan dilakukan penggantian manajer investasi danatau bank kustodian yang telah dinyatakan pailit, sehingga dengan demikian reksa dana akan terus berlanjut dengan manajer investasi danatau bank kustodian yang baru yang disetujui oleh 202 Gunawan Widjaja, Almira Prajna Ramaniya, Op. Cit., hlm.66 203 Ibid. hlm. 115 204 Ibid. hlm. 117 Universitas Sumatera Utara Bapepam. Dengan demikian, berarti kepailitan terhadap RDKIK harus ditujukan kepada “trustee q.q. RDKIK”. 205 Reksa Dana KIK dapat bubar apabila diperintahkan BAPEPAM sesuai peraturan BAPEPAM No.IV.B.1 butir 17, selain daripada itu Reksa Dana KIK juga dapat bubar apabila Nilai Aktiva Bersihnya kurang dari jumlah yang sudah ditentukan menurut KIK selama 60 enam puluh hari berturut-turut, dengan terlebih dahulu memberitahukannya kepada dan mendapat persetujuan dari BAPEPAM. Sebab bubar yang lain menurut KIK adalah apabila Manajer Investasi danatau Bank Kustodian mengundurkan diri, dan dalam 60 hari tidak diperoleh penggantinya, setelah mendapat persetujuan dari BAPEPAM. 206 Dalam Peraturan Bapepam No. IV.B.2 butir 9 mengatur, bahwa pembubaran dan likuidasi Reksa Dana KIK yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: 207 1. Kewajiban Manajer Investasi untuk memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam mengenai rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana dengan melampirkan; a. Kesepakatan pembubaran dan likuidasi reksa dana antara manajer investasi dengan bank kustodian; b. Alasan pembubaran; c. Kondisi keuangan terakhir. 2. Kewajiban Manajer Investasi untuk mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi reksa dana dalam 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 2 dua hari bursa setelah pemberitahuan kepada BAPEPAM. 205 Ibid. hlm. 117 206 Ibid. hlm. 117-118 207 Ibid. hlm. 118-119 Universitas Sumatera Utara 3. Kewajiban Manajer Investasi untuk memastikan bahwa hasil dari likuidasi harus dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah unit penyertaan yang dimiliki oleh masing- masing pemegang unit penyertaan. 4. Kewajiban Manajer Investasi untuk menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi dan pembagian hasil likuidasi reksa dana kepada Bapepam selambat-lambatnya 2dua bulan setelah tanggal pemberitahuan rencana pembubaran, likuidasi dan pembagian hasil likuidasi tersebut yang diajukan dengan dilengkapi pendapat dari konsultan hokum dan akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana dari notaris. Akibat bubarnya reksa dana KIK adalah bahwa biaya-biaya yang menjadi kewajiban reksa dana menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar oleh Manajer Investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dan hasil dari likuidasi harus dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah unit penyertaan yang dimiliki masing-masing pemegang unit penyertaan kepada setiap pemegang unit penyertaan itu tersebut yang pembagiannya akan dilakukan oleh Bank Kustodian. Dalam hal ini berlaku ketentuan pasal 1652 KUH Perdata tentang pembagian harta persekutuan. 208

F. Penanggulangan Kejahatan Korporasi