BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini, menabung hampir selalu dikaitkan dengan menyimpan dana di bank dalam bentuk tabungan dan deposito mungkin lebih dari 90 masyarakat Indonesia
yang memiliki kemampuan menabung belum mengenal cara lain selain cara di atas. Saat ini sudah ada cara lain untuk menabung seperti Reksadana. Reksadana yang sudah sangat
dikenal di negara-negara maju baru mulai ada di Indonesia sejak 1995, dan mulai berkembang cukup pesat sejak 1996.
1
Berhadapan dengan keinginan untuk terlibat dalam gaya hidup modern, lahan investasi yang dipilih adalah yang mencerminkan kemoderenan. Bahkan, mereka yang
mahir atau mengerti menajemen keuangan akan menyusun portofolio atas kekayaannya. Tidak jarang mereka yang punya banyak harta tapi kurang mengerti strategi
pengamanannya atau mereka yang tidak memiliki waktu untuk mengelolanya, berani menyewa ahli portofolio semacam konsultan keuangan keluarga.
2
Tanpa melakukan sesuatu terhadap kekayaan, sebenarnya akan terjadi penyusutan atas kekayaan tersebut. Penyusutan ini bisa terjadi secara alami dan secara relatif.
Penyusutan secara alami terjadi karena tingginya angka inflasi di Indonesia. Kalau tingkat inflasi ini sekitar 10 setiap tahun,berarti tingkat kekayaan akan menyusut 10 juga
akibat reaksi terhadap naiknya harga-harga sebesar 10. Di Indonesia penyusutan secara alami ini masih dipercepat dengan dikaitkannya secara informal rupiah terhadap dollar
AS. Pukul rata, per tahun nilai rupiah akan merosot 5 terhadap dollar AS. Dengan
1
Eko Priyo Pratomo, Ubaidillah Nugraha, Reksadana Solusi Perencanaan investasi di Era Modern, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 , Prolog hlm. XXV
2
Widoatmodjo Sawidji, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika, 1996 , hlm.1
Universitas Sumatera Utara
demikian, daya beli rupiah akan merosot dua kali akibat inflasi dan depresiasi. Secara kasar, total kekayaan masyarakat dalam rupiah akan merosot secara alami sekitar 15 per
tahun. Penyusutan secara relatif adalah hilangnya kesempatan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi atas pilihan investasi tertentu, karena ada alat investasi lain yang lebih
menguntungkan. Sebagai contoh, investar saham relatif merugi dibanding investor deposito perbankan,kalau suku bunga deposito lebih tinggi dari total capital gain dan
deviden.
3
Reksa Dana merupakan salah satu tiang strategi dari Cetak Biru Pasar Modal Indonesia. Bila pengembangan infrastruktur dan kepastian hukum merupakan “bagian
stabilitas” dan “pertumbuhan” dari Trilogi Pembangunan Pasar Modal, maka Reksa Dana adalah merupakan bagian “Pemerataan” dari trilogi tersebut karena melalui Reksa Dana,
para pemodal kecil dapat menikmati manfaat dan peragaman diversifikasi dari portofolio Reksa Dana. Peragaman mana selama ini merupakan impian belaka karena kecilnya dana
investasi mereka. Reksa Dana merupakan unsur penting bagi pengembangan “ketahanan nasional” di pasar modal Indonesia. Karena Reksa Dana merupakan wadah untuk
menghimpun dana masyarakat pemodal yang dapat mengurangi peranan modal asing. Seperti diketahui, bila aktivitas perdagangan di bursa efek masih sangat dipengaruhi oleh
pemodal asing, maka kondisi ketahanan pasar modal Indonesia juga berada ditangan mereka. Reksa Dana sangat dibutuhkan oleh Indonesia, bukan hanya oleh masyarakat
pasar modal saja, karena Reksa Dana mendukung keberhasilan Trilogi Pembangunan dan Ketahanan Nasional Pasar Modal Indonesia.
4
Keberadaan Reksa Dana juga akan mengubah pola menabung menjadi pola berinvestasi. Menabung berbeda dengan berinvestasi dalam hal perencanaan dan
3
Ibid. hlm.2
4
Marzuki Usman, Bunga Rampai Reksa Dana, Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1999 , hlm.12
Universitas Sumatera Utara
tersedianya alternatif pilihan instrumen investasi. Berbeda dari kebiasaan masyarakat yang hanya mengenal tabungan dan deposito, berinvestasi memiliki unsur perencanaan, seperti
menentukan untuk apa dana tabungan akan digunakan di masa depan, berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan, pilihan jenis instumen investasi apa yang tersedia, bagaimana
risiko dari masing-masing instrumen dan bagaimana dana yang tersedia akan dialokasikan pada instrumen-instrumen yang dipilih. Di negara maju, istilah “Saving plan”
perencanaan tabungan sudah menjadi bagian dari pola berinvestasi individu. Kini dengan adanya Reksa Dana, masyarakat juga memiliki kesempatan merencanakan
tabunganinvestasinya untuk kebutuhan masa depan secara lebih baik dengan memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang sebelumnya sulit dijangkau seperti
saham, obligasi, dan instrumen lainnya yang memiliki potensi keuntungan jangka panjang yang lebih baik dari tabungan dan deposito. Tetapi jangan menyalahartikan keberadaan
Reksa Dana sebagai pengganti peran tabungan dan deposito. Reksa Dana menjadi pelengkapkomplemen cara berinvestasi yang lebih mudah bagi masyarakat. Reksa Dana
bukanlah suatu jenis instrumen investasi yang dikeluarkan oleh bank atau perusahaan. Reksa Dana adalah wadah sekaligus wahana sekaligus dan “kenderaan” investasi bagi
masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan bahkan juga berinvestasi ke dalam deposito.
5
Pasar modal dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah
amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi untuk penghimpunan dana secara masif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbesar
volume pembangunan. Segenap upaya dilakukan pemerintah untuk memasyarakatkan
5
Eko Priyo Pratomo, Ubaidillah Nugraha, Op.Cit, Prolog hlm.XXV
Universitas Sumatera Utara
pasar modal, sehingga masyarakat tergerak berinvestasi di pasar modal dengan membeli sejumlah efek dari perusahaan-perusahaan. Pemilikan efek perusahaan-perusahaan oleh
masyarakat ternyata memberi harapan dan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai dampak positif dari kinerja perusahaan.
6
Investor pada umumnya melakukan aktivitas investasi dengan maksud untuk memperoleh return yang lebih besar daripada risiko yang dihadapinya serta lebih tinggi
dari investasi pada aset yang bebas risiko. Investasi pada aset yang bebas risiko menjadi standar minimal dari apa yang akan diperoleh jika melakukan investasi pada saham. Tentu
saja tujuan akhir dari investor melakukan investasi pada saham adalah untuk meningkatkan kemakmuran hidupnya. Untuk itu para investor harus mengelola dananya
secara efektif dengan berusaha membeli saham-saham dengan risiko yang masih dapat diterima sehingga return yang akan diterima masih melebihi risiko yang dihadapi. Untuk
meminimalkan risiko pada investasi, seorang investor harus sering melakukan diversifikasi dalam investasi mereka. Investor mengkombinasikan berbagai sekuritas
dalam investasi untuk meminimalkan risiko yang kemungkinan akan muncul. Diversifikasi pada investasi membuat investor dapat meminimalkan risiko dengan tetap
memperhatikan return yang diterima. Salah satu bentuk nyata diversifikasi risiko adalah Reksa Dana.
7
Investasi pada reksa dana memenuhi prinsip investasi, yaitu: jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya, investasi pada reksa
dana adalah melakukan investasi yang menyebar diversifikasi pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang, seperti saham, obligasi,
commercial paper dan sebagainya. Reksa Dana sendiri merupakan sertifikat yang
6
M. Irsan Nasaruddin, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Penerbit Prenada Media, 2004 , hlm.1-2
7
Ibid. hlm.2-3
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa dana disebut manajer investasi, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang
atau pasar modal sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditetapkan.
8
Memang terdapat kecenderungan lembaga perbankan kini menawarkan berbagai produk asuransi dan Reksa Dana, tetapi hakikatnya dalam produk tersebut, bank yang
bersangkutan hanya berfungsi sebagai agendistributormediasi produk asuransi dan Reksa Dana. Dengan kata lain, produk-produk asuransi dan Reksa Dana itu bukan produk bank
yang bersangkutan. Walaupun diakui adanya desakan untuk menggeser fungsi bank yang kini sebagai intermediary murni menjadi universal banking, namun hal ini perlu kajian
lebih mendalam, khususnya untuk mengubah dan menetapkan regulasi yang tepat.
9
Pertumbuhan Reksa Dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan maupun lembaga keuangan lainnya memperlihatkan angka yang sangat signifikan. Diperkirakan, kalau
krisis ekonomi global tidak bertambah parah , reksa dana yang akan dihimpun oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Indonesia pada tahun 2009 ini akan bisa
mencapai Rp 90 Milyar lebih, pada tahun 2008 saja sudah mencapai angka Rp 80 Milyar lebih. Besarnya angka tersebut, menunjukkan bahwa Reksa Dana merupakan salah satu
produk investasi yang sangat diminati dan disukai oleh masyarakat pemodal para investor untuk menanamkan modalnya pada salah satu jenis-jenis produk investasi ini.
Hal ini juga membawa dampak positif bagi perkembangan investasi di Indonesia dan dapat membantu pemerintah untuk menjalankan pembangunan nasional.
Perbankan sebagai agendistributormediasi dalam produk reksa dana memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan reksa dana. Namun, para
pemodal investor yang menggunakan jasa perbankan untuk menanamkan modalnya
8
Ibid. hlm.4
9
Try Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006 , hlm.1
Universitas Sumatera Utara
melalui reksa dana ini tidak terlepas dari berbagai risiko yang akansedang dialami investor tersebut.
10
Misalnya, salah satu risiko bank tersebut adalah tindakan manajer investasi dan bank kustodian serta perusahaan efek yang merugikan para investor tersebut.
Dalam hal inilah Hukum berperan sangat penting dalam menangani risiko di atas, selain campur tangan pemerintah, terutama melalui Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar
Modal. Kasus Bank yang tidak dapat mengembalikanmempertanggungjawabkan dana
investor dan nasabahnya sudah banyak terjadi sampai saat ini. Ketiadaan sistem perlindungan bagi nasabah penyimpan dan investor yang menggunakan jasa perbankan
juga memperlemah kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan di Indonesia. Tidak adanya sistem perlindungan nasabah penyimpan dan investor tersebut telah
mengharuskan Bank Sentral memberikan jaminan terselubung implicit guarantee atas kelangsungan hidup suatu bank yang meyebabkan bank-bank melakukan kegiatan usaha
berisiko tinggi. Hal ini dilakukan karena bank berasumsi bahwa pemerintah akan turun tangan apabila bank mengalami kesulitan. Oleh karena itu, diperlukan peraturan yang
mampu memecahkan permasalahan perbankan, Tujuannya adalah untuk menciptakan bank yang dapat mendukung sistem moneter yang aman dan efisien, sumber kredit yang
stabil dan dapat dipercaya, sekaligus mencegah pengambilan risiko berlebihan, mencegah terjadinya pasar keuangan yang tidak stabil dan menghindari kemungkinan diambilalihnya
bailout bank oleh pemerintah.
11
Dengan demikian muncul masalah dalam peraturan perbankan yang berlaku saat ini, yaitu adanya ketidakadilan dan ketidakpastian terhadap nasabah penyimpan dan
investor reksa dana yang menggunakan jasa perbankan. Untuk mendapatkan dan atau
10
Ibid. hlm.2
11
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank Suatu Gagasan Tentang Pendirian LPS di
Indonesia , Cet.1, Jakarta: Penerbit FH-UI, 2002 , hlm.6
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan kepercayaan masyarakat, pemerintah perlu membuat berbagai peraturan mengenai industri perbankan, baik berupa peraturan langsung maupun peraturan tidak
langsung. Peraturan langsung bertujuan mengurangi kewenangan bank dalam menjalankan kegiatan usaha. Secara tegas misalnya, ditentukan bahwa bank tidak boleh
memberikan kredit kepada suatu perusahaan melebihi prosentase tertentu dari modalnya. Sedangkan peraturan tidak langsung didasarkan pada insentif harga dan non harga yang
bertujuan mempengaruhi sikap tertentu dari bank, misalnya peraturan mengenai persyaratan risk-based capital.
12
Reksa Dana memang bukanlah merupakan produk perbankan. Perbankan melalui Bank Kustodian merupakan pihak yang hanya berfungsi sebagai sponsor atau investor
reksa dana dan sebagai agen penjual efek Reksa Dana yang dipercayakan investor dan manajer investasi untuk menyimpan dana, dimana dana ini digunakan oleh manajer
investasi untuk menentukan investasi apa yang dilakukan oleh manajer investasi atas dana investor tersebut.
13
Bank Kustodian sebagai agen penjual efek reksa dana telah ditetapkan pemerintah melalui Bapepam-LK. Namun, ada juga kasus saat ini dimana bank tersebut bukanlah
termasuk Bank Kustodian, tetapi bisa melakukan agen penjual efek reksa dana dan penitipan investasi atas dana investor reksa dana atau dapat juga terjadi bank tersebut
merupakan bank kustodian, tetapi melakukan kelalaian terhadap dana yang dititipkan investor. Yang akibatnya, dana jumlah investasi yang telah dipercayakan investor
melalui Bank tersebut terlambat dikembalikan, bahkan sama sekali tidak dapat dikembalikan. Hal ini jelas sangat merugikan investor, dimana dananya begitu besar,
sampai milyaran rupiah. Hal ini jugalah yang melatar belakangi penulisan skripsi ini.
12
Ibid. hlm.10-11
13
Eko Priyo Pratomo, Ubaidillah Nugraha, Op.Cit., hlm.47
Universitas Sumatera Utara
Bank adalah lembaga kepercayaan yang harus memegang teguh dan menjaga kepercayaan itu terhadap nasabah penyimpan dan investor yang menggunakan jasa
perbankan. Dan apabila kepercayaan itu berkurang terhadap suatu bank dengan mudah menyebar ke bank lain yang pada dasarnya sehat.
14
Di sinilah peranan pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Bank Indonesia untuk memulihkan
kepercayaan tersebut seperti sedia kala. Berdasarkan hal-hal di atas, serta adanya investor yang dirugikan akibat tindakan
manajer investasi dan bank kustodian serta perusahaan efek, maka penulis tertarik untuk
membuat suatu skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan”.
B. Perumusan Masalah