Uji Hipotesis 1.Uji Signifikansi Simultan Uji-F
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.139.
d. Koefisien X
3
b
3
= 0.420, ini menunjukkan bahwa variabel budaya
organisasi X
3
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dengan kata lain jika budaya organisasi X
3
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.420.
4.2.5. Uji Hipotesis 4.2.5.1.Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah: H
: b
1
, b
2,
b
3
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H
a
: b
1
, b
2,
b
3
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df Pembilang = k – 1 df Penyebut = n – k
Keterangan: n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 56 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 4, sehingga diperoleh :
1. df pembilang = 4 – 1 = 3 2. df penyebut = 56 – 4 = 52
Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat α = 5, dengan kriteria uji sebagai berikut :
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5
H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5
Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
559.898 3
186.633 31.764
.000
a
Residual 305.530
52 5.876
Total 865.429
55 a. Predictors: Constant, BudayaOrganisasi, KompetensiKomunikasi, KecerdasanEmosional
b. Dependent Variable: KinerjaPegawai
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Mei 2011
Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 31.764 dengan tingkat signifikansi = 0.000. sedangkan nilai F
hitung
lebih besar dari nilai F
tabel
yakni 2.78, dengan tingka t kesalahan α = 5, atau
dengan kata lain F
hitung
F
tabel
31.764 2.78. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen kompetensi komunikasi,
Universitas Sumatera Utara
kecerdasan emosional dan budaya organisasi secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja pegawai.
4.2.5.2.Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen. kriteria pengujiannya adalah: H
: b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H
a
: b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
7.692 4.158
1.850 .070
KompetensiKomunikasi .380
.168 .237
2.271 .027
KecerdasanEmosional .139
.104 .179
1.330 .189
BudayaOrganisasi .420
.108 .497
3.881 .000
a. Dependent Variable: KinerjaPegawai
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Mei 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa: 1.
Variabel Kompetensi Komunikasi X1 Nilai t
hitung
variabel kompetensi komunikasi adalah 2.271 dan nilai t
tabel
1.675 maka t
hitung
t
tabel
2.271 1.675 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi komunikasi berpengaruh positif dan signifikan
0.027 0.05 secara parsial terhadap kinerja pegawai pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya, jika
variabel kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0.380.
2. Variabel Kecerdasan Emosional X2
Nilai t
hitung
variabel kecerdasan emosional adalah 2.271 dan nilai t
tabel
1.675 maka t
hitung
t
tabel
1.330 1.675 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif dan tidak
signifikan 0.189 0.05 secara parsial terhadap kinerja pegawai pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya,
jika variabel kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai tidak akan meningkat sebesar 0.139.
3. Variabel Budaya Organisasi X3
Nilai t
hitung
variabel budaya organisasi adalah 3.881 dan nilai t
tabel
1.675 maka t
hitung
t
tabel
3.881 1.675 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan 0.000
0.05 secara parsial terhadap kinerja pegawai pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya, jika variabel
Universitas Sumatera Utara
kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0.420. Variabel budaya organisasi
mempunyai nilai terbesar diantara variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai pada pegawai, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
budaya organisasi merupakan variabel dominan dalam mempertahankan kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
Utara.