Pengertian dan Sejarah Kondom

keyakinan seseorang untuk dapat berhasil dalam melakukan sesuatu yang diinginkan self efficacy dan perasaan seseorang bahwa ia dapat mempengaruhi keadaansituasi perceived behavioural control merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk menggunakan kondom. Sejalan dengan Godin, penelitian yang dilakukan oleh Widodo Edy 2009 juga menyatakan bahwa semakin tinggi persepsi kemampuan diri dalam berperilaku pencegahan semakin baik pula praktek dalam pencegahan IMS dan HIV AIDS. Semakin yakin seseorang atas kemampuannya untuk dapat melakukan tindakan pencegahan dan mencapai tujuan, maka akan semakin besar kemungkinan untuk melakukan tindakan tersebut. Hasil penelitian Ford dkk di Bali 1992 terhadap 80 PSK laki-laki, 100 orang turis pelanggan PSK laki-laki dan 407 PSK wanita di lokalisasi menunjukkan ada hubungan persepsi kemampuan diri untuk berperilaku self efficacy dengan perilaku penggunan kondom. 2.3. Kondom

2.3.1. Pengertian dan Sejarah Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama bersetubuh atau berhubungan suami-istri Sutantri,1987. Universitas Sumatera Utara Nama “kondom” berasal dari bahasa latin “Condon” yang berarti wadah.. Di tahun 1980-an penggunaan kondom meningkat karena persebaran virus baru HIVAIDS. Pada saat itu kondom dirasa dapat menjadi alat yang bisa menanggulanginya. Pendapat lain mengatakan kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Pada pertengahan tahun 1600, ia yang mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin. Gabriello Fallopia, dokter dari Italia yang hidup di abad ke-17. Ia dikenal sebagai bapak kondom karena pada pertengahan tahun 1500 ia membuat sarung linen yang berukuran pas fit di bagian penis dan melindungi permukaan kulit. Penemuannya ini diuji coba pada 1000 pria dan sukses. Rajapitayakorn 1993 menyatakan ada orang yang merasa bahwa kondom tidak efektif, 30-60 pria mengaku selalu menggunakan kondom, tetapi diantara mereka yang menggunakan kondom belum tentu memakainya secara benar. Pemakaian kondom yang salah bisa mengakibatkan kondom itu lepas atau robek. Begitulah bila kita tidak memakainya secara konsisten, tentu saja kondom itu tidak akan efektif . Hasil dari penelitian kondom yang terus menerus oleh LARFP Counsil memperkirakan adanya hubungan yang kuat antar lingkar penis dan terlepasnya kondom, regangan kondom dan tip pemakainnya. Selanjutnya dikatakan pula ukuran penis yang diukur oleh pasangannya yang menggunakan kit special termasuk didalamnya cara-cara menggunakan kondom, dan adanya dua garis merah pada Universitas Sumatera Utara kertas, dimana garis pertama mengukur panjang penis dan garis yang satunya lagi untuk lingkaran penis Setiner, M, 1998 dalam Dumasari, R. 2008. Sampai saat ini kondom telah banyak ber-evolusi, dengan berbagai macam rasa dan bentuk agar lebih nyaman digunakan dan lebih variatif dalam memberikan sensasi berhubungan seks, bahkan di era 1990-an sampai 2000-an telah diperkenalkan juga kondom untuk wanita atau lebih dikenal dengan Fimidom. Namun sampai detik ini masih banyak manusia yang tidak mau memakai alat pengaman yang memiliki sejarah panjang ini Donit, 2011. Kegagalan pemakaian kondom tergantung pada karakteristik pemakai seperti sejarah kegagalan dalam pemakaian kondom seperti robek atau terlepas, kurangnya pengalaman pemakaian kondom, usia yang muda, pendidikan yang rendah, pendapatan yang rendah dan ukuran penis yang besar Spruyt, Steiner, Joanis et all, 1998 dalam Donit, 2011. Dalam mempromosikan kondom, kondom harus tersedia dengan baik, dan untuk meningkatkan penggunaan kondom adalah dengan meningkatkan kualitas kondom yang membuat hubungan menjadi lebih nikmat dan nyaman. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku STBP tahun 2011 Sebanyak 88 LSL mengaku pernah menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seks anal dengan pria. Sebesar 54 LSL menggunakan kondom pada saat hubungan seks anal terakhir dengan pria, dan 22 menggunakan kondom secara konsisten pada seks anal 1 bulan terakhir. Kurang dari satupertiga LSL menggunakan kondom secara konsisten pada setiap tipe pasangan seksualnya Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jenis-Jenis Kondom Dumasari, 2008