maka dikategorikan baik 1, tetapi jika pertanyaan D.04 dijawab “kadang-kadang”
dan tidak pernah, maka dikategorikan tidak baik 0.
3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat
Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran
pada masing-masing variabel independen yang meliputi faktor informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan faktor informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dengan tindakan penggunaan
kondom pada LSL di wilayah kerja klinik Veteran dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 p 0,05 .
Untuk melihat kemungkinan timbul atau berkembangnya suatu perilaku dihubungkan dengan faktor risiko maka dilakukan perhitungan dengan angka risiko
relatif. Perhitungan risiko relatif untuk rancangan penelitian cross sectional dicerminkan dengan angka rasio prevalensi Prevalence Ratio = PR. PR diperoleh
dengan membandingkan proporsi tindakan penggunaan kondom dengan faktor risiko dan proporsi tindakan penggunaan kondom dengan tanpa faktor risiko.
Universitas Sumatera Utara
PR dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : a.
Penggunaan kondom tidak baik dengan faktor risiko b.
Penggunaan kondom baik dengan faktor risiko c.
Penggunaan kondom tidak baik tanpa faktor risiko d.
Penggunaan kondom baik tanpa faktor risiko
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untk mengetahui variabel bebas yang paling dominan berhubungan dengan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah
regresi logistik berganda yang dilakukan dengan memasukkan secara serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu p 0,25 dengan
menggunakan metode Enter. Nilai koefisien yang paling besar menunjukkan variabel bebas yang paling dominan berhubungan dengan tindakan penggunaan kondom tidak
baik pada LSL.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Klinik Veteran terletak di Kota Medan, di Kelurahan Gang Buntu Kecamatan Medan Timur. Lokasi Klinik Veteran dekat dengan persimpangan Tugu Apollo. Di
sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Medan Marelan , sebelah barat berbatasan dengan Medan Kota, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Medan Maimun, sebelah Timur berbatasan dengan Medan Perjuangan. Klinik Veteran berdiri pada tahun 2008, setahun sebelum berdiri tahun 2007 dilakukan
pelatihan kepada SDM Sumber Daya Manusia untuk dipersiapkan sebagai petugas di klinik tersebut.
Pada awal dibukanya klinik Veteran merupakan klinik Infeksi menular seksual IMS, dengan 4 orang petugas yang terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang
perawat, 1 orang tenaga administrasi, dan 1 orang tenaga analis. Satu tahun kemudian tahun 2009, mulai ditambah sebagai klinik VCT, tenaga kesehatan juga ditambah 1
orang consellor dan 1 orang bidan, jadi sampai sekarang petugas yang ada di klinik Veteran berjumlah 6 orang. Pada tahun 2010 ditambah pelayanannya untuk
Tuberculosis dan tes IVA Inspeksi Visual Asetat. Pelayanan yang dilakukan di klinik Veteran pada awalnya untuk kelompok
risiko WPS, LSL, Pasangan dan Pelanggannya, selanjutnya pada tahun 2011 muncul kelompok HRM High Risk Man ditambah untuk kelompok IDU. Dalam
Universitas Sumatera Utara
menjalankan pelayanannya klinik Veteran bekerjasama dengan beberapa LSM yang peduli dengan HIVAIDS yaitu LSM Lembaga Sosial Masyarakat H2O, GSM,
Medan Plus, Permata, Perwari, SPKS, dan Jarkon. Dalam hal pelaksanaan kegiatan klinik Veteran memperoleh dana dari PKBI Perhimpunan Keluarga Berencana
Indonesia, FHI Family Health International, KPA kota Medan dan Provinsi serta dari GF Global Fund, sedangkan obat-obatan di dapat dari APBD Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan GF. Kegiatan yang dilakukan oleh klinik Veteran selain memberikan pelayanan di
klinik berupa pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium, pengobatan dan konselling, klinik Veteran juga melaksanakan kegiatan penyuluhan, mobile ke lokasi-
lokasi yang berisiko di wilayah kerjanya rata-rata 2 kali dalam sebulan, melaksanakan program
“One Day Service” dalam satu hari mendapatkan hasil, pembagian Leaflat. pembagian kondom laki-laki dan perempuan, pembagian pelicin dan pembagian
brosur, selain itu beberapa kali melaksanakan pemeriksaan dan penyuluhan di beberapa tempat yang merupakan tempat yang berisiko yaitu di oukup-oukup, hotel-
hotel, losmen-losmen, lapas dan beberapa hot spot di wilayah kerja klinik Veteran. Klinik Veteran bekerja di bawah dinas Kesehatan Provinsi, dalam kegiatannya
merambah ke daerah Sunggal, Tebing Warung Bebek dan Warung burung, Belawan, Marelan, Padang Bulan, Tembung dan Lubuk Pakam.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan SDM beberapa kali dilaksanakan pelatihan-pelatihan, klinik Veteran juga sebagai tempat rujukan untuk pelatihan bagi
tenaga medis baik Puskesmas maupun klinik untuk pelayanan dan pemeriksaan IMS
Universitas Sumatera Utara
dan VCT. Untuk kegiatan rujukan pasien klinik Veteran berkerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit di kota Medan. Setiap bulan klinik Veteran memberikan laporan ke
Dinas Kesehatan Kota dan Dinas Kesehatan Propinsi. Dalam menjalankan tugasnya petugas di klinik Veteran memegang prinsip bekerja dengan ramah, Client-oriented,
tidak menghakimi dan dapat menjaga konfidensialialitas, sehingga diharapkan orang- orang yang berisiko terkena HIVIDS tergerak hatinya untuk melakukan pencegahan
salah satunya rutin memeriksakan dirinya ke klinik IMS dan VCT. 4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi variabel yang diteliti yaitu variabel independen dan
variabel dependen yang meliputi informasi, motivasi, keterampilan berperilaku dan tindakan penggunaan kondom pada LSL di wilayah kerja Klinik Veteran Medan
tahun 2012. Berikut disajikan distribusi proporsi masing-masing variabel.
4.2.1 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Informasi di Wilayah Kerja Klinik Veteran Tahun 2012
Sebahagian besar responden mengetahui informasi tentang HIVAIDS adalah penyakit menular yaitu sebanyak 86 responden 89,58, HIVAIDS termasuk
penyakit menular seksual sebanyak 58 responden 60,42, HIVAIDS dapat menurunkan kekebalan tubuh sebanyak 59 responden 61,46, HIVAIDS dapat
mengakibatkan kematian sebanyak 50 responden 52,08. Dari data penelitian terlihat bahwa mayoritas responden sudah mengetahui cara penularan HIV. Cara
penularan yang paling banyak diketahui oleh responden yaitu melalui hubungan
Universitas Sumatera Utara
seks tanpa menggunakan kondom dengan orang yang menderita HIV sebanyak 91 responden 94,79. Kemudian disusul penggunaan jarum suntik yang tercemar
HIVAIDS sebanyak 56 responden 58,33. Penularan dari ibu yang positif HIV ke bayinya sebanyak 47 responden 48,96 dan melalui transfusi darah sebanyak 37
responden 38,54. Selain itu terdapat pula responden yang masih percaya pada mitos-mitos bahwa HIV dapat menular melalui berciuman 26,04, menggunakan
toilet bersama 10,42, melalui gigitan nyamuk 8,33. Ada juga 1 orang responden yang tidak tahu melalui apa penularan HIVAIDS.
Mayoritas responden mengetahui informasi tentang penyebab HIVAIDS adalah virus yaitu sebanyak 78 responden 81,25, selain itu ada juga responden
keliru menjawab bakteri dan jamur sebagai penyebab HIVAIDS, yang menjawab bakteri ada 26 responden 27,08, yang menjawab jamur ada 10 responden
10,42, terdapat juga 2 responden 2,08 yang tidak tahu penyebab HIVAIDS. Dari data penelitian sebagian mengetahui informasi bahwa HIVAIDS dapat menular
melalui hubungan seksual dimana yang menjawab paling banyak melalui seks vaginal 69 rsponden 71,88, melalui seks anal 64 responden 66,67, melalui seks oral
40 responden 41,67, selain itu ada juga responden 9 responden 9,38 yang tidak mengetahui informasi bahwa HIVAIDS dapat menular melalui hubungan
seksual. Dari data penelitian hanya 14 responden 14,58 yang dapat menjawab
lengkap gejala yang dapat timbul pada penderita HIVAIDS, selebihnya mengetahui satu atau beberapa diantara jawaban yang ada, yaitu yang menjawab gejala yang
Universitas Sumatera Utara
dapat timbul berupa berat badan turun 65 responden 67,8, demam 1 bulan ada 64 responden 66,67, batuk menetap 1 bulan 48 responden 50, kehilangan
nafsu makan 42 responden 42,75, diare kronik 1 bulan 30 responden 31,25, menjawab flu sebagai gejala 26 responden 27,08, pembengkakan saluran getah
bening sebagai gejala 23 responden 23,96, selain itu ada 3 responden 3,13 yang tidak mengetahui informasi tentang gejala yang dapat timbul pada penderita
HIVAIDS. Lebih dari setengah responden yang menjawab cara mencegah penularan
HIV dengan benar. Menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks sebanyak 77 responden 80,2, setia pada satu pasangan seksual yang bebas HIV sebanyak 54
responden 56,3 dan tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian sebanyak 52 responden 54,2. Sementara itu hanya 27 responden 28,1 yang menyatakan
tidak berhubungan seks dapat mencegah penularan HIV. Di lain pihak, masih terdapat beberapa responden yang percaya bahwa dengan mencuci alat kelamin sebelum dan
sesudah berhubungan seks sebanyak 12 responden 12,5, meminum antibiotikobat lainnya sebelum dan sesudah berhubungan seks sebanyak 8 responden
8,3, memberi suntikan antibiotika secara teratur 6 responden 6,25, memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar yang sehat sebanyak 4 responden 4,2
dapat mencegah penularan HIV. Sebagian responden pernah mendengar tentang klinik VCT yaitu 55
responden 57,3, yang tidak pernah mendengar tentang klinik VCT sebanyak 41 responden, tetapi informasi tentang klinik VCT itu sendiri sangat minim sekali,
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan data penelitian tidak sampai sebagian responden yang memahami informasi tentang klinik VCT yaitu bahwa klinik VCT bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran populasi berisiko tentang status kesehatan yang berkaitan dengan HIV hanya 37 responden 38,5, yang memahami bahwa hasilnya bersifat rahasia 25
responden 26,0, yang memahami bahwa VCT merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV 23 responden 23,96, terdapat responden
yang menjawab keliru tentang VCT yaitu dalam VCT hanya satu kali pemeriksaantest ada 14 responden 14,58, kalau ditest ternyata negatif berarti
tidak berisiko 6 responden 6,25, ada 1 responden 1,04 walaupun dia pernah mendengar informasi tentang klinik VCT tetapi tidak tahu menjawab apa yang
diketahuinya tentang klinik VCT. Hal ini dapat dilihat pada table 4.1
Tabel 4.1. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Informasi yang Diketahuinya di Wilayah Kerja Klinik Veteran Medan Tahun
2012
No Pernyataan
f Proporsi
1. HIVAIDS
Penyakit menular Menular seksual
Menurunkan kekebalan tubuh Mengakibatkan kematian
86 58
59 50
89,6 60,4
61,5 52,1
2. Cara Penularan
Gigitan nyamuk Berciuman
Berhubungan seksual tanpa kondom Dari ibu yang positif HIV kepada bayinya
Jarum suntik yang tercemar HIV Menggunakan toilet bersama
Transfusi darah Tidak tahu
8 25
91 47
56 10
37
1 8,3
26,0 94,8
48,9 58,3
10,4 38,5
1,1
Universitas Sumatera Utara