Respo Hutan Kota TINJAUAN PUSTAKA

.

2.8. Respo

Da terhadap Pertumbuh tanaman l peningkata pertumbuh sebanyak yang kem 1998. Pa pembunga ukuran bu berubah d Gambar 4 Gambar 5 ons Tumbu ari beberap peningkata han tanama lambat tum an konsentr han tanama 32 pada mudian ditin ada tanama aan mengak ulir. Untuk p engan meni . Pengaruh kedelai. Su . Hubungan Sumber: J uhan terhad pa penelitia an konsentr an cepat tum mbuh sebesa rasi gas ini an sebesar a paparan k ngkatkan m an gandum kibatkan pe padi, jumla ingkatnya k peningkatan umber: June n antara suh June 2003 dap Pening an yang pe rasi gas C mbuh akan ar 23. Se sebanyak 2 40-50. P konsentrasi menjadi 630 m, pengaru ningkatan j h gabah per konsentrasi g n konsentra e 2003. hu daun deng . gkatan Kon ernah dilaku CO 2 berbed meningkat ecara umum 2 kali akan m Produksi ta CO 2 ambie 0 µmol m uh peningk jumlah buli r malai dan gas CO 2 Si asi gas CO 2 gan laju asi nsentrasi G ukan tangg da-beda me sebanyak m dapat din mengakibat anaman ked en semula ol -1 Sincla katan CO 2 ir kernel d n massa gab inclair dan G pada laju as milasi tanam Gas CO 2 gapan tumb enurut jeni 54, sedan nyatakan b tkan pening delai menin 315 µmol air dan Ga selama in dan pening bah per biji Gardner 19 similasi tan man kedela 28 buhan isnya. ngkan bahwa gkatan ngkat mol -1 ardner nisiasi gkatan tidak 998. naman i . 29 June 2003 menyatakan tanaman kedelai yang diberi perlakuan dengan konsentrasi gas CO 2 ambien 700 μmol mempunyai laju asimilasi lebih besar daripada tanaman yang mendapat paparan 350 μmol lihat Gambar 4. Sedangkan pada Gambar 5 hasil penelitiannya menggambarkan hubungan antara laju sink gas CO 2, suhu daun yang mendapat konsentrasi 350 dan 700 μmol. Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa titik suhu maksimum tanaman kedelai yang mendapat paparan 350 μmol pada 29 o C, sedangkan titik maksimum suhu tanaman yang mendapat paparan 700 μmol pada 33 o C June 2003.

2.9. Hutan Kota

Hutan kota yang efektif dan efisien perlu dibangun agar kota menjadi lebih sejuk, segar, sehat, nyaman, hijau dan berbunga. Hutan kota harus fungsional, artinya tanaman harus dapat berfungsi dalam pengelolaan lingkungan Dahlan, 2004. Keberfungsian tanaman harus disesuaikan dengan masalah lingkungan yang telah ada atau diperkirakan akan muncul di masa yang akan datang. Dengan adanya hutan kota yang luas dan fungsional diharapkan kualitas lingkungan kota dan sekitarnya akan meningkat dan daya dukung kota pun akan tinggi. Definisi hutan kota bermacam-macam. Jorgensen dalam French 1975 mendefinisikan, hutan kota adalah: “Pepohonan dan hutan di dalam kota dan di sekitar kota yang berguna dan berpotensi sebagai pengelola lingkungan perkotaan oleh tumbuhan dalam hal: ameliorasi iklim, rekreasi, estetika, fisiologi, sosial dan kesejahteraan ekonomi masyarakat kota”. Wenger dalam Forestry Handbook 1984 menyatakan: “Perhutanan Kota adalah pengelolaan lahan milik umum maupun pribadi di wilayah perkotaan”. Sementara Miller 1988 menyatakan: “Hutan Kota adalah semua pepohonan dan vegetasi lain yang berada di dalamnya yang berada di dalam wilayah hunian manusia baik dari komunitas yang kecil dengan wilayah yang sempit sampai wilayah metropolitan yang sangat luas. Persatuan Ahli Kehutanan Amerika Serikat menyatakan: “Perhutanan Kota adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan pepohonan dan sumberdaya hutan di dalam maupun di sekitar ekosistem perkotaan yang bermanfaat untuk fisiologi, sosiologi, ekonomi manusia dan manfaat ekologis lainnya serta untuk meningkatkan estetika lingkungan kota dan . 30 perkotaan Helms 1998. Sedangkan PP No. 63 tahun 2002 menyatakan bahwa hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

2.10. Studi Kebutuhan Luasan Hutan Kota