. 19
Tabel 10. Emisi gas CO
2
yang dihasilkan oleh beberapa macam bahan bakar No
Jenis Bahan Bakar Jumlah Emisi
Satuan 1 Bensin
2,31 kglt
2 Solar 2,68
kglt 3 Minyak
tanah 2,52
kglt 4 LPG
1,51 kgkg
5 LNG 1,78
kgm
3
6 Minyak Diesel
3,09 kglt
7 Gas pipa
1,89 kgm
3
Sumber: DEFRA 2005 dan The National Energy Foundation 2005 Jaques 1992.
Walaupun tidak dimasukkan dalam sistem, sesungguhnya manusia yang hidup juga menghasilkan gas CO
2
. Komposisi gas yang dihirup maupun yang dihembuskan dari pernapasan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Komposisi gas CO
2
dan uap air pada hirupan dan hembusan napas No Jenis
Gas Hirupan
Hembusan 1 O
2
20,71 14,6
2 CO
2
0,04 4,0 3 H
2
O 1,25 5,9 Sumber: http:www.sirinet.net~jgjohnsorespiratory.html, 2005.
Rerata manusia bernapas dalam keadaan sehat dan tidak banyak bergerak sebanyak 12 - 18 kali per menit yang banyaknya sekitar 500 ml udara pada setiap
tarikan napas Http:wwwmsnencartarespiratorysystem.mh1 2005. Jadi manu- sia membutuhkan sebanyak 6 – 9 liter udara dalam waktu 1 menit atau 360 - 540
liter dalam waktu 1 jam. Jumlah gas CO
2
yang dihasilkan dari pernapasan manusia dalam satu jam sebanyak 39,6 g CO
2
Goth 2005.
2.5. Dampak Negatif Gas CO
2
2.5.1. Dampak Negatif Gas CO
2
terhadap Manusia
Udara mengandung 20,95 oksigen. Ketika paru menghirupnya, oksigen akan diserap masuk ke dalam darah dan membentuk oksi-hemoglobin sebanyak
98,5 dan sebanyak 1,5 larut dalam plasma darah. Selain oksigen udara juga mengandung gas CO
2
. Ketika udara dihirup gas CO
2
akan larut ke dalam plasma
. 20
darah dan sebagian lagi diikat oleh hemoglobin membentuk Hb-CO
2
karbamino- hemoglobin. Gas CO
2
di dalam darah terdapat dalam tiga bentuk Http:www.niehs.nih.govocfactsheetsozoneithurts. htm 2005:
• CO
2
terlarut 10 dari seluruh gas CO
2
yang masuk dalam sel darah. • CO
2
+ Hb Æ Hb-CO
2
: karbamino-hemoglobin yang merupakan ikatan hemoglobin dengan molekul CO
2
30. • CO
2
+ H
2
O Æ HCO
3 -
: larut dalam plasma darah yang membentuk asam bikarbonat, atas bantuan enzim karbonik anhidrase 60.
Pada lingkungan yang konsentrasi gas CO
2
-nya tinggi gas ini dapat mengancam kesehatan manusia http:people.eku.eduritchisong301notes6.htm
dan http:www.cdli.ca~dpowerrespexchange.htmCellular 2005 dan Aerias 2005. Lebih lanjut Aerias 2005 menyatakan bahwa kadar gas CO
2
yang dapat mengancam kesehatan manusia lebih dari 1,5. Jika kadar gas ini melebihi 3
dapat mengakibatkan gejala sakit kepala dan kelelahan yang disertai dengan napas cepat, hilang kesadaran, bahkan kematian http:www.health.state.mn.usdivseh
air 2004 dan http:www.ccohs.caoshanwerschemicalschem_profilescarbon- dioxidehealth_cd.html 2004. Oleh sebab itu, konsentrasinya di udara ambien
diusahakan tidak lebih dari 0,5. Dengan adanya kontaminan gas CO
2
, maka jumlah yang terlarut yang dibawa oleh plasma darah menjadi semakin tinggi yang akan menggeser gas
oksigen, karena kelarutan gas ini 20 kali lebih kuat dari pada kelarutan gas oksigen Http:www.niehs.nih.govocfactsheetsozoneithurts.htm 2005.
2.5.2. Dampak Negatif Gas CO
2
terhadap Lingkungan Hidup
Selain gas ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia, meningkatnya kandungan gas ini beserta gas rumah kaca lainnya seperti: CH
4
, CFC, N
2
O dan O
3
yang terdapat di udara ambien akan menahan radiasi balik reradiation dalam bentuk gelombang panjang yang memiliki energi termis,
sehingga mengakibatkan naiknya suhu udara bumi melalui efek rumah kaca. Gas CO
2
dapat menahan sinar inframerah jauh dengan panjang gelombang 13 - 19 μm
http:www.able2know.comforumsabout44061-0-asc-1980.html 2006, sedang- kan menurut Sunu 2001 panjang gelombang yang diserap 12,5 - 17
μm.
. 21
Gas CO
2
merupakan gas penyusun atmosfer yang konsentrasi di ling- kungan yang tidak tercemar sebesar 0,03. Oleh karena gas ini di lingkungan
yang tidak tercemar sekalipun ada namun konsentrasinya rendah, maka sebagian ahli menyatakan gas ini bukan sebagai pencemar udara. Keberadaan gas ini di
alam selain untuk bahan baku fotosintesis juga gas ini dapat menahan radiasi balik dalam bentuk gelombang panjang yang kemudian akan mengakibatkan suhu udara
bumi menjadi lebih hangat. Suhu rerata udara bumi sekitar 15
o
C Stuart dan Costa 1998. Lain halnya jika di atmosfer bumi tidak ada gas CO
2
, maka suhu udara bumi -18
o
C Sinclair dan Gardner 1998. Keberadaan gas ini di atmosfer sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Masalah ini akan dibahas
kemudian pada Bab 2.6. Walaupun kadar gas ini semula sangat rendah, namun konsentrasinya dari
tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 1860 konsentrasinya 280 ppm, kemudian pada tahun 1950 menjadi 306 ppm, tahun 1960 sebesar 313 ppm, tahun 1971
menjadi 321 ppm, tahun 1999 sebesar 345 ppm dan tahun 2004 menjadi 378 ppm. Lebih jauh Stuart dan Costa 1998 menyatakan bahwa 75 pertambahan berasal
dari pembakaran bahan bakar minyak dan gas Gambar 2.
Gambar 2. Emisi gas CO
2
dari penggunaan bahan bakar fosil dan produksi semen. Sumber: http:en.wikipedia.orgwikiCarbon_dioxide.
Diperkirakan nanti pada tahun 2100 konsentrasinya akan menjadi dua kali lipat dari yang ada sekarang ini. Jika prediksi itu benar-benar terjadi, maka suhu
udara akan meningkat sebesar 1,0 – 5,5
o
C Sinclair dan Gardner 1998. Pengaruh dari pemanasan global antara lain: cuaca menjadi lebih ekstrim, evapotranspirasi
meningkat, suhu udara meningkat, permukaan air laut meningkat, kebakaran Emisi Karbon Global
Juta ton
. 22
hutan bertambah, migrasi satwa dan kelangkaan air http:en.wikipedia.
orgwikiEffects of global warming 2006.
Suhu udara memang berfluktuasi, namun mempunyai kecenderungan terus meningkat, apalagi pada dua dasawarsa belakangan ini, seperti terlihat pada
Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3 . Fluktuasi suhu udara dari tahun 1860 – 2000.
Sumber: Http:data.giss.nasa.govgistemp2005. Dengan memperhatikan Gambar tersebut di atas para ahli lingkungan dan
iklim sepakat telah terjadi peningkatan suhu udara yang mengkhawatirkan, namun tidak semua sepakat bahwa penyebabnya hanya karena gas-gas rumah kaca. Jika
dikaji secara menyeluruh naiknya suhu udara bumi selain akibat efek rumah kaca, juga dapat diakibatkan karena bahang heat, kalor yang dihasilkan oleh beberapa
macam kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan semakin hangatnya udara. Beberapa kegiatan manusia modern yang menghasilkan kalor antara lain:
penggunaan AC di daerah tropika dan penghangat ruangan di daerah dingin heater dan tungku pemanas ruangan, kebakaran hutan, gas yang sengaja dibakar
flare, kegiatan masak memasak di rumah, restoran dan hotel, pesawat udara dan kapal laut serta industri dan kendaraan bermotor. Kesemuanya itu menghasilkan
bahang yang akan menghangatkan udara. AC misalnya, udara yang dihembuskan ke dalam ruangan adalah udara dingin, sedangkan udara yang dihembuskan ke
luar ruangan adalah udara panas. Pesawat udara bermesin jet akan memanaskan
Rerata tahunan Rerata 5 tahunan
. 23
udara yang sangat dingin sampai dengan ketinggian 3.000 m. Kapal laut akan memanaskan udara yang ada di permukaan laut. Kegiatan masak-memasak juga
akan menghasilkan bahang. Jadi kesemuanya itu menghasilkan bahang kalor yang dapat memanaskan udara yang ada di permukaan bumi. Bahang heat yang
dihasilkan itu tidak dapat menembus ke luar atmosfer, karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Maka suhu udara bumi akan
semakin hangat. Akibat dari menghangatnya suhu udara bumi, es di kedua kutub akan
mencair sehingga banyak kota yang terletak di pesisir akan tenggelam. Akibatnya, ekosistem mangrove dapat terganggu, demikian juga dengan kota-kota yang
terletak di tepi pantai dapat terendam air laut. Dampak negatif lainnya berupa bergesernya satwa liar yang sensitif terhadap pemanasan global. Meningkatnya
suhu udara mengakibatkan habitat satwa liar yang semula nyaman menjadi lebih panas, sehingga mereka akan berpindah mencari tempat baru yang lebih nyaman.
Peningkatan suhu udara sebesar 1
o
C akan mengakibatkan satwa akan berpindah sejauh 100-150 km mendekati kutub atau ke tempat 150 m lebih tinggi dari
tempat hidupnya semula http:www.cook.utgers.edu~humecocoursesgm class- esglobalclassnotespossible_consequences_of_global_.htm 2006 dan http:
mason.gmu.edu~klargen111lectclimatechange.htm 2006.
2.6. Fotosintesis dan Respirasi