. 3
sekitar 1
o
C. Hal ini disebabkan karena gas ini mampu menyerap gelombang
panjang yang panjangnya 4.26 µm asymmetric stretching vibrational mode http:www. wikipedia-mirror.co.zawikiInfrared_spectroscopy 2006.
Akibat adanya pemanasan global, flora dan fauna yang sensitif terhadap perubahan suhu udara akan bergerak ke arah kutub atau ke tempat yang lebih
tinggi. Peningkatan suhu sebesar 1
o
C akan mengakibatkan satwa liar pindah sejauh 100-150 km mendekati kutub atau 150 m ke tempat yang lebih tinggi
http:mason.gmu.edu~klargen111lectclimatechange.htm 2006. Pengaruh buruk lainnya akibat dari pemanasan global adalah cuaca menjadi
lebih ekstrim, meningkatnya evapotranspirasi, meningkatnya suhu udara dan permukaan air laut serta mudah terjadinya kebakaran hutan dan kelangkaan air
http:en.wikipedia.orgwikiEffects_of_global_warming 2006. Selain dari baha- ya yang telah disebutkan di atas, pemanasan global juga akan mengakibatkan
mencairnya es di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan tenggelamnya kota-kota pantai. Dampak ini akan sangat dirasakan pada daratan
dan pulau kecil yang terletak pada 40
o
- 70
o
LU Landsberg dan Gower 1997. Metro TV pada tanggal 18 Agustus menyiarkan bahwa kutub Selatan mengalami
penyusutan permukaan es yang terparah. Jika hal ini dibiarkan, maka diperkirakan es yang menyelimuti kutub Selatan akan hilang pada tahun 2030.
Dampak negatif lainnya akibat dari tingginya kadar CO
2
di udara ambien adalah menurunnya tingkat kesehatan manusia. Gas ini bersifat asfiksian dan
iritan http:en.wikipedia.orgwikiCarbon_dioxide 2006. Asfiksian artinya gas ini mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen, seolah-olah kadar oksigen di udara
sangat rendah, padahal konsentrasi gas oksigen di udara masih tetap sekitar 20,95. Jika gas CO
2
dihirup oleh manusia dalam jangka waktu yang sangat lama, maka akan mengakibatkan rendahnya kadar oksi-hemoglobin Hb-O
2
dan sebaliknya kadar asam karbonat H
2
CO
3
dan karbamino-hemoglobin Hb-CO
2
di dalam darah akan meningkat. Hal ini karena daya ikat afinitas gas CO
2
dengan hemoglobin lebih kuat 20 kali daripada afinitas gas O
2
dengan hemoglobin http:people.eku.eduritchisong301notes6.htm 2005, http:www
msnencartarespiratorysystem.mh1 2005 dan http:www.cdli.ca~dpowerresp exchange. htmCellular 2005. Selain dari itu, bahaya yang dapat ditimbulkan
. 4
oleh terhirupnya gas ini pada konsentrasi yang tinggi adalah timbulnya rasa asam di dalam mulut dan rasa sakit pada rongga hidung dan saluran tenggorokan
Http:www.indopedia.orgcarbon_dioxide.html 2006, sebagai akibat dari larut- nya gas ini dalam cairan yang melapisi permukaan kedua organ itu yang kemu-
dian membentuk asam karbonat H
2
CO
3
yang dapat mengiritasi lapisan permuka- an pada saluran hidung dan tenggorokan. Oleh sebab itu, Aerias 2005 menyata-
kan batas aman konsentrasi ambien gas ini di udara luar adalah 700 ppmv dan di dalam ruangan antara 300 – 500 ppmv. Sedangkan OSHA dalam Indopedia
2006 menyatakan konsentrasi gas ini di dalam lingkungan kerja sebaiknya kurang dari 5.000 ppmv. Lebih lanjut OHSA 2006 menyatakan bahwa pada
konsentrasi 30.000 ppmv 3, para pekerja diperbolehkan mendapat paparan kurang dari 10 menit saja.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa gas CO
2
dapat menyebabkan pemanasan global dan rusaknya ekosistem darat dan laut serta dapat menurunkan
kesehatan manusia yang dianggap sangat merugikan, maka konsentrasi gas CO
2
di udara ambien harus diupayakan tidak terus bertambah naik. Salah satu upaya yang
dapat ditempuh di lingkungan kota dan perkotaan adalah program hutan kota dan penghijauan. Hutan kota, taman kota, peneduh jalan, sawah, kebun dan beberapa
bentuk ruang terbuka hijau lainnya dapat menyerap gas ini melalui proses fotosintesis. Namun pada kenyataannya dalam dekade belakangan ini, luasan
ruang terbuka hijau dalam bentuk sawah, ladang dan kebun terus berkurang, karena berubah menjadi permukiman dan areal terbangun lainnya sedangkan di
lain pihak penggunaan bahan bakar minyak dan gas sebagai pengemisi gas CO
2
pun terus bertambah. Oleh sebab itu, perlu penambahan luasan hutan kota sebagai penyerap gas ini.
. 5
Kota Bogor mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena: 1.
Merupakan pendukung ibu kota negara, 2.
Merupakan pusat pendidikan dan juga pusat penelitian pertanian, 3.
Tempat rekreasi dan jasa perdagangan, 4.
Selain merupakan daerah permukiman untuk warga Kota Bogor sendiri, juga untuk penglaju commutter yang bekerja di DKI Jakarta, dan
5. Merupakan salah satu daerah tangkapan air untuk DKI Jakarta.
Walaupun Kota Bogor mempunyai kedudukan yang penting sebagai pe- nyangga ibu kota negara, namun pada kenyataannya belakangan ini, Kota Bogor
merupakan pengemisi polutan udara yang semakin penting. Kota ini dijuluki dengan Kota sejuta angkot. Konsentrasi polutan udara yang terukur pada tahun
2001-2003 terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi pencemar udara di Kota Bogor tahun 2001 - 2003
Polutan SO
2
CO NO
2 3
HK Pb
TSP NH
3
H
2
S
Satuan
µgNm
3
µgNm
3
µgNm
3
µgNm
3
µgNm
3
µgNm
3
µ
gNm
3
µ
gNm
3
µ
gNm
3
Baku Mutu
365
10.000
150 235
160 2
230 2000 24
Pertigaan Pancasan 2001
15,29 tt
2231 tt
tt tt
175 0,09
7,28 2002
22,68 514,5 68,68 132
10,75 0,11 483,76
9,06 2003
29,66 772,4 92,81 127,4 11,12 1,98
276,7 0,04
tt Pertigaan Jembatan Merah
2001 6,11
tt 15,21 tt
tt tt
225 0,09
7,28 2002
15,75
429,52
51,98 26,4 6,22
0,06 203,11
tt 2003
28,92
854,79 157,78
103,2 12,28 0,92 269,73
0,07 4,23
Pertigaan Jalan Mawar 2001
11,1 tt
15,2 tt
tt tt
150 0,05
3,21 2002
19,21
487,11
53,83 4,41 7,82
0,1 273,5
2,28 2003
2932
758,96
92,81 9,88 13,01 0,71
229 0,05
2,04 Pertigaan Jambu Dua
2001 9,11
tt 16,25
tt tt
tt 281
0,04 5,11
2002 45,75
512,42 167,06
6,62 7,65
0,08 189,78
339 2003
30,73
612,25 51,05
153,2 13,26 0,79 207,69
0,08 4,23
Pertigaan Tugu Kujang 2001
3,21 tt
15,22 tt
tt tt
200 0,01
3,17 2002
22,28
511,39
74,25 22,1
1138 0,09
139,11 433
2003 31,62
645,34
64,97 144,2 10,24 0,96
11534 0,12
236 Keterangan: tt = tidak terukur
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor 2005.
. 6
Sedangkan Santosa telah meneliti kandungan polutan udara di beberapa tempat di Kota Bogor tahun 2003 dan 2004. Hasil dari penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa kandungan polutan udara masih berada di bawah baku mutu, namun di Baranang Siang sudah hampir mendekati baku mutu udara. Sebagian
data dari hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Konsentrasi polutan udara di Kota Bogor tahun 2003 dan 2004
No. Lokasi Musim Hujan Tahun
2003 Musim Kemarau
Tahun 2004 SO
2
NO
2
CO SO
2
NO
2
CO 1.
Jl. Jend. Sudirman 21,49
59,01 7,50
22,24 62,94 7,24
2. Jl. Merdeka
5,63 25,08
3,25 5,87
26,36 3,10
3. Jl. Kapten Muslihat 7,90
23,51 4,00
8,52 25,39
4,89 4.
Babakan 23,12
67,35 8,13
23,40 71,62 8,47
5. Cimahpar
14,76 34,82
5,00 16,92 37,12
3,82 6.
Baranangsiang 24,35
72,42 9,75
24,81 73,96 8,98
7. Pasar Bogor
18,63 49,16
8,13 19,06 50,74
8,74 8.
Empang 12,76
45,52 5,63
12,20 48,57 6,04
9. Lawang gintung
20,51 54,64
8,13 22,16 53,90
9,06 Sumber: Santosa 2004.
Dari data yang terdapat pada kedua tabel di atas dapat dinyatakan bahwa kualitas lingkungan udara di Kota Bogor semakin terancam dan semakin meng-
khawatirkan. Oleh sebab itu, perlu penanganan masalah lingkungan sejak dini, agar masalah lingkungan Kota Bogor dapat diatasi dan diantisipasi dengan baik.
Sesungguhnya, pembakaran bahan bakar minyak dan gas selain menghasilkan pencemar udara juga menghasilkan gas CO
2
. Konsentrasi gas ini semakin
meningkat dengan semakin meningkatnya populasi dan macam ragam kegiatan manusia yang banyak membutuhkan bahan bakar minyak dan gas. Pada tahun
2000 konsentrasi gas ini yang terukur di Mauna Loa, Hawaii sebesar 370 ppmv dan tahun 2005 menjadi 380 ppmv lihat Gambar 1.
. Gamb
Telah sangat pe
gunaan ba menghasil
sungguh-s ini merupa
Dalam pada ruan
luasan rua lahan perm
telah terja tambah d
Kecamata ruang terb
hijaunya b bar 1. Penin
Sum h dijelaskan
enting, nam ahan bakar m
lkan gas CO sungguh, ka
akan salah s m keadaan y
ng terbuka ang terbuka
mukiman d adi perubah
dan ada pul an Bogor U
buka hijau, berkurang se
ngkatan kon mber: http:e
n terdahulu mun tengah
minyak dan O
2
, maka a arena akan m
satu gas rum yang ideal g
hijau. Pada hijau di Ko
dan areal ter han luasan
la yang be Utara dan B
sedangkan eperti ditunj
nsentrasi ga en.wikipedi
u bahwa Ko terancam
n gas selain ancaman ga
mengakibatk mah kaca.
gas CO
2
dap a kenyataan
ota Bogor te rbangun lai
ruang terb erkurang lu
ogor Barat n empat kec
njukkan pada as CO
2
tahun ia.orgwiki
ota Bogor pencemaran
n menghasil as CO
2
pun kan efek pe
pat diserap n beberapa
erus menuru innya. Pada
buka hijau. uasan ruang
yang meng camatan lai
a Tabel 3 be n 1960 – 20
Carbon_dio memiliki k
n udara. M kan pencem
harus dipe emanasan gl
oleh vegeta tahun terak
un, karena b a rentang w
Ada kecam g terbuka h
galami pert innya luasa
erikut ini. 005.
oxide kedudukan
Mengingat p maran udara
erhatikan de lobal, karen
asi yang ter khir ini kea
berubah me waktu 1999-
matan yang hijaunya. H
tambahan lu an ruang ter
7 yang
peng- a juga
engan na gas
rdapat adaan
enjadi -2002
g ber- Hanya
uasan rbuka
. 8
Tabel 3. Luasan taman dan jalur hijau di Kota Bogor tahun 1999 - 2002
No Kecamatan
Luasan m
2
1999 2002
1 Bogor Selatan
9.228 4.634
2 Bogor Timur
46.791 6.559
3 Bogor Utara
7.383 23.232
4 Bogor Tengah
57.198 44.716
5 Bogor Barat
6.987 9.614
6 Tanah Sareal
29.101 13.091
Jumlah 156.689
101.848 Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor 2004
Kondisi ruang terbuka hijau di luar sawah dan kebun di dalam Kota Bogor pada tahun 2006 yang tidak berbeda keadaannya dengan tahun 2004 dapat dilihat
pada Tabel 4 di bawah ini. Berbagai bentuk ruang terbuka hijau dan karakteristik- nya pernah diteliti tahun 2004. Hasil penelitiannya dapat dilihat pada lampiran 15,
16, 17, 18 dan 19. Tabel 4. Luasan beberapa bentuk ruang terbuka hijau di dalam Kota Bogor tahun
2004
No Lokasi Luas
m
2
1 Kebun Raya Bogor
870.000 2
Hutan Penelitian DramagaCIFOR 577.500
3 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
446.300 4
Istana Presiden 240.000
5 Lembaga Penelitian Kehutanan Gunung Batu
50.000 6
Taman kota 19.352
7 Taman Jalur
17.183 8
Jalur Hijau 81.432
9 Pohon Peneduh Jalan
a. Kec. Bogor Tengah
b. Kec. Bogor Utara
c. Kec. Bogor Selatan
d. Kec. Bogor Timur
e. Kec. Bogor Barat
f. Kec. Tanah Sareal
3.534 pohon 132 pohon
968 pohon 4.023 pohon
1.142 pohon 659 pohon
Sumber: Bapeda Kota Bogor 2004.
. 9
Permasalahan yang muncul adalah konsentrasi gas CO
2
yang terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak dan gas, sedang-
kan di lain pihak kemampuan sink gas ini terus berkurang, karena menurunnya luasan ruang terbuka hijau. Salah satu upaya untuk menekan laju pertambahan
konsentrasi gas ini di udara ambien adalah dengan menambah kapasitas sink-nya dengan menambah luasan ruang terbuka hijau hutan kota.
Ruang terbuka hijau hutan kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota. Ruang terbuka hijau kota terdiri dari ruang terbuka hijau hutan kota dan
ruang terbuka hijau non hutan kota. Ruang terbuka hijau non hutan kota terdiri dari: hutan, kebun, sawah serta semak dan rumput, sedangkan ruang terbuka hijau
hutan kota adalah areal bervegetasi pohon yang sudah dikukuhkan sebagai
kawasan hutan kota, untuk selanjutnya disebut hutan kota, sedangkan ruang terbuka hijau non hutan kota disebut ruang terbuka hijau saja. Pembahasan
khusus tentang definisi hutan kota dapat dilihat pada Bab 2.9. Alasan pemilihan hutan kota antara lain karena: 1. Mengingat sudah
dikukuhkan, maka alih fungsi lahan menjadi agak sulit. 2. Pembangunan hutan kota mempunyai tujuan yang jelas dalam pengelolaan lingkungan. 3. Biomassa
daun yang banyak dapat meningkatkan kesejukan dan kenyamanan Grey dan Deneke 1978, Robinette 1983. 4. Hutan Kota tidak membutuhkan perawatan
yang intensif dibandingkan taman kota. Oleh sebab itu, dana yang diperlukan untuk perawatan dan pemeliharaannya relatif murah. 5. Merupakan habitat yang
baik untuk burung dan satwa liar lainnya. 6. Mikroorganisme pada humus di lantai hutan dapat menyerap gas CO karbon monoksida yang sangat beracun
bagi manusia dan hewan Smith 1981 dan 6. Dapat mengurangi intensitas bahaya hujan asam Smith 1985 dan Koto 1991.
Luasan hutan kota di Kota Bogor saat ini 144,75 ha 1,22, terdiri dari Kebun Raya Bogor 87 ha dan hutan penelitian Dramaga 57,75 ha. Dengan
semakin meningkatnya jumlah emisi gas CO
2
sementara luasan ruang terbuka hijau semakin menurun, maka dibutuhkan hutan kota. Hal ini dimaksudkan agar
penambahan gas CO
2
di atmosfer dapat ditekan serendah mungkin.
. 10
1.2. Tujuan Penelitian