meskipun dengan meniru-niru atau berpura-pura. Seperti halnya orang berduit juga bisa berlagak miskin karena pilihan gaya.
2.1.2.4 Kepribadian dan Konsep Diri Menurut Kotler 2006:140 Personality adalah karakteristik unik dari
psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi,
defensif, mudah beradaptasi, agresif.
Dalam Kotler 2003:212 Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia human psychological traits yang khas
yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisai, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
Menurut Kotler dan Keler 2007:223 Kepribadian dapat menjadi variabel yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasan adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mendefinisikan kepribadian merek
sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Seivina Ardiyani 2012 dengan judul “Disonansi Kognitif Dalam Pemakaian Baju Sisa Impor ‘Awul-Awul’ “ penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan faktor-faktor yang membentuk disonansi kognitif oleh pemakai baju sisa
Universitas Sumatera Utara
impor di masyarakat dengan menggunaka metode penelitian analisis deskriptif kualitatif. Dengan melakukan wawancara penelitian ini memiliki hasil yaitu terjadinya pemikiranyang
inkonsisten pada mulanya disonansi ketidaksukaan namun berubah secara bertahap menjadi suka karena rangsangan dari umum atau orang dekat. Penelitian ini merupakan penelitian
untuk ilmu komunikasi, namun hasil dari penelitian ini dapat diterapkan kedalam ilmu bisnis karea dapat merangsang ketertarikan seseorang untuk menggunakan suatu produk.
Penelitian tentang keputusan membeli pakaian juga dilakukan oleh Enny Zuhni Khayati dan Kapti Asiatun 2008 dengan judul “Ketertarikan Konsumen Terhadap Produk
Busana Dari Bahan Sutera ATBM dengan Stilasi Motif Batik Modern dan Manipulating Fabric di Daerah Istimewa Yogyakarta” untuk mengungkap dan menganalisis tingkat
ketertarikan kesukaan konsumen terhadap busana dari bahan sutera ATBM dengan stilasi motif batik modern dan manipulating fabricdilihat dari segi: jenis bahan, motif, desain,
warna, hiasan, kualitas jahitan, dan total look. Dengan sampel remaja dan dengan metode penelitian survei dengan pendekatan deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa remaja lebih menyukai model baju batik yang mempunyai kesan casual tetapi sangat girly dan dapat digunakan untuk berbagai gaya
penampilan, sehingga sangat menghemat dana belanja busana.
Ari Luhur Sasangka 2010 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Minuman Energi Studi Kasus Pada
Extra Joss Di PT. Bintang Toedjoe Cabang Semarang” tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
terhadap keputusan untuk membeli extra joss. Dan faktor mana yang paling dominan terhadap keputusan masyarakat untuk membeli produk minuman energi. Data Diperoleh
dengan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Pengujuan validitas data menggunakan
Universitas Sumatera Utara
perhitungan korelasi product moment . ujia reliabilitas dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa dari keempat faktor kebudayaan,
sosial, pribadi dan psikologis yang paling banyak mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli minuman energi adalah faktor kebudayaan.
2.3 Kerangka Pikir