1 terdapat perbedaan secara signifikan kecerdasan sosio-emosional antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model quantum dengan kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional F sebesar 336,936 p0,05; 2 terdapat perbedaan signifikan dalam prestasi belajar IPA antara
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model quantum dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional F sebesar 17,774
p0,05; 3 terdapat perbedaan yang signifikan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA secara simultan antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran model quantum dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional F sebesar 180,801 p0,05.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Maka dari itu, penelitian-penelitian tersebut dijadikan sebagai pendukung untuk melaksanakan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dalam
mata pelajaran IPS di kelas V SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang melalui model Quantum Teaching dengan media audio visual.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Kualitas pembelajaran IPS di kelas V SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPS guru
kurang menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Kemudian, guru jarang memberikan penghargaan bagi siswa maupun kelompok diskusi
sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi. Guru juga sudah
menggunakan media pembelajaran, namun lebih sering menggunakan media berupa gambar. Siswa juga kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran IPS,
siswa kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru, siswa kurang termotivasi dikarenakan kurangnya penghargaan, siswa juga modah bosan
dan mengantuk saat mengikuti pembelajaran. Faktor-faktor tersebut berdampak pada hasil belajar IPS. Sebesar 68 dari keseluruhan siswa kelas V SDN
Pudakpayung 02 Kota Semarang belum mencapai KKM. Dari 41 siswa, hanya 13 siswa yang tuntas sedangkan 28 siswa lainnya belum tuntas.
Oleh karena itu, peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual karena dengan
menggunakan model Quantum Teaching pembelajaran IPS akan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Pembelajaran dengan model Quantum
Teaching juga banyak memberikan penghargaan bagi siswa maupun kelompok yang berprestasi sehingga dapat menjadi motivasi bagi siswa. Penggunaan media
audio visual dapat menarik perhatian siswa karena dapat memberi gambaran nyata tentang sebuah kejadian atau peristiwa sehingga siswa akan lebih mudah dalam
memahami materi dan tidak mudah bosan saat mengikuti pembelajaran. Sehingga dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual dapat
mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Kualitas pembelajaran belum optimal, ditandai dengan: 1.
Guru kurang menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa
2.
Guru jarang memberikan penghargaan bagi siswa
3. Guru hanya menggunakan media gambar 4. Siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran
5. Siswa kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan 6. Siswa kurang termotivasi
7. Siswa mudah bosan dan mengantuk
8.
68 dari keseluruhan siswa belum mencapai KKM
Pelaksanaan tindakan
Menerapkan model Quantum Teaching dengan media audio visual: 1.
Guru menyampaikan “AMBAK” Apa Manfaatnya BAgiku mempelajari materi yang akan dipelajari. Tumbuhkan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk semakin menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa. Tumbuhkan 3. Siswa mengamati tayangan audio visual berupa slide suara. Alami
4. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang tayangan slide suara.
Alami
5. Siswa mengangkat tangan dan berteriak “aku tahu” kemudian
menjawab pertanyaan dari guru. Namai
6. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan memperoleh penghargaan.
Rayakan
7. Siswa dan guru mengulangi jawaban hasil kegiatan tanya jawab.
Ulangi
8. Guru menjelaskan materi pelajaran. 9.
Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan LKK yang diberikan oleh guru. Alami
10. Siswa membuat peta pikiran tentang materi yang dipelajari secara
berkelompok. Namai
11. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas secara
berkelompok. Demonstrasikan 12. Guru mengonfirmasi jawaban siswa. Ulangi
13. Kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusi mendapat
penghargaan. Rayakan
14. Siswa bersama guru meyimpulkan hasil diskusi. Ulangi
15. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran hari ini. Ulangi
16. Siswa bersama guru merayakan pembelajaran hari ini dengan bertepuk tangan, mengucapkan “hore” sebanyak tiga kali dan
bernyanyi bersama. Rayakan
Kualitas pembelajaran meningkat, ditandai dengan: 1. Keterampilan guru meningkat dengan kategoi sekurang-kurangnya baik
18 ≤ skor 27,5 2. Aktivitas siswa meningkat dengan kategori sekurang-kurangnya baik
14 ≤ skor 21,5 3. Hasil belajar meningkat dengan
ketuntasan belajar klasikal ≥80
Kondisi akhir
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN