- Lembaga Perwakilan di Indonesia
- Partai Politik
- Sistem Pemilihan Umum
- Sistem Pemilihan Umum di Indonesia
BAB I ILMU NEGARA SEBAGAI MATA PELAJARAN PENGANTAR DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN MATAPELAJARAN-MATAPELAJARAN POKOK Pendahuluan
Dalam susunan kurikulum Fakultas Hukum Ilmu Negara dimasukkan sebagai salah satu mata pelajaran dalam tingkat persiapan seperti halnya pengantar Ilmu Hukum dan mata pelajaran
lainnya. Tugas mata pelajaran tersebut sebagai pengantar terhadap mata pelajaran seperti hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara yang akan diberikan pada tingkatan yang lebih
tinggi. Ilmu Hukum sendiri dibagi menjadi dua lapangan yang besar Hukum Publik dan Hukum Privat, maka ilmu Negara akan mengantar para mahasiswa untuk mempelajari Hukum Publik,
khususnya Hukum Tata Negar dan Hukum Administrasi Negara.
Hubungannya dengan mata pelajaran pokok.
Secara garis besar mata pelajaran yang diberikan di Fakultas Hukum dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu:
1. Mata pelajaran persiapan istilah sekarang dinamakan mata kuliah dasar keahlian 2. Mata pelajaran Pokok istilah sekarang mata pelajaran keahlian
Mata pelajaran tambahan sendiri bertugas menambah wawasan dan memperluas pengetahuan para mahasiswa menghubungkan hukum sebagai salah satu gejala dalam
masyarakat dengan gejala-gejala lainnya atau sebaliknya. Hukum sebagai salah satu gejala dimasyrakat tidak timbul dengan sendirinya dan sangat erat hubungannya dengan gejala lainnya.
Oleh karena itu seorang sarjana hukum tidak dapat membuat suatu peraturan yang baik tentang pengendalian harga jika ia tidak tahu seluk beluk perekonomian. Dengan kata lain suatu hukum
yang baik adalah suatu peraturan hukum yang memerhatikan faktor-faktor yang hidup dalam masyarakat tersebut.
Prof. Hoetink dalam pidato jabatannya sebagai guru besar dengan judul “achtergrond van het romelns recht” telah menunjukkan bahwa Hukum Romawi tidak dapat dipelajari sendiri
dari pengaruh-pengaruh lainnya, akan tetapi Hukum Romawi harus dipelajari juga dari apa yang menjadi latar belakangnya.
Ilmu Negara sebagai mata pelajaran pengantar mempunyai kedudukan sama dengan pengantar Ilmu Hukum, bedanya pengantar ilmu hukum memiliki bidang yang lebih luas. Ilmu
negara tidak mempunyai nilai-nilai yang praktis melainkan nilai yang teoritis, artinya dalam pelajaran ilmu negara orang tidak dapat menggunakan hasilnya secara langsung didalam praktek.
Berbeda dengan mata pelajaran pokok seperti Hukum Pidana, Hukum perdata, Hukum Tata Usaha dan lain sebagainya. Maka pelajaran yang diperoleh dari mata pelajaran ini orang
langsung dapat menggunakannya dalam praktek maka disebut sebagai ilmu pengetahuan praktis. Jika dihubungkan dengan pendapat Rengers Hora Siccama dalam karangannya yang berjudul
Natuuralijkewaarheid en historische bepal heid, yang maksudnya hendak membedakan kebenaran hakekat dan kenyataan sejarah maka ia menggolongkan tugas ahli hukum dalam dua
golongan yaitu:
1. Ahli hukum bertugas sebagai penyelidik yang hendak mendapatkan kebenaran-kebenaran secara objektif dan untuk itu ia tidak melaksanakan hukum itu sendiri.
2. Ahli hukum bertugas sebagai pelaksana yang akan mempergunakan hukum tersebut dalam keputusan-keputusannya. Keputusan tersebut dapat berbentuk:
a. Undang-undang legislatif b. Vonnis yudikatif
c. Eksekutif beschiking Golongan ini disebut sebagai “de jurist als nedespeler”. Berhubung keputusan-keputusan
ini tergantung kepada pelaksananya maka kadangkala suatu keputusan dianggap baik oleh si pelaksana dan sebaliknua kurang memuaskan bagi yang menerima keputusan, karena
sifat subjektivisme dari keputusan-keputusan itu sangat menonjol.
Sehubugan dengan pendapat Rengers Hora Siccama tersebut maka dapatlah disamakan perumpamaan yang pertama sebagai tugas ilmu negara yang tidak mementingkan teoritisnya.
Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan dasar harus benar-benar memberikan dasar yang bermanfaat dalam mempelajari serta menyelidiki Hukum Tata Negara.
Definisi Ilmu Negara
Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian- pengertian pokok tentang Negara dan Hukum Tata Negara. Maka pertama-tama yang harus
dijelaskan adalah arti dari pada ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan adalah hasil pemikiran yang obyektif dan disusun secar sistematis. Beberapa syarat suatu pengetahuan merupakan karya
ilmiah; pertama yaitu syarat obyektif tetapi ilmu pengetahuan harus dapat mengejar kebenaran yang dapat diterima umum. Syarat ke-dua adalah syarat sistematis dimana pengertian yang
diperolehnya tidak boleh bercerai berai, melainkan satu kesatuan.
Dari uraian tersebut di atas, dengan jelas dapat diketahui perumusan yang kita berikan mengenai arti dari Ilmu Negara sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari pengertian-
pengertian dan asas-asas pokok tentang Negara dan Hukum Tata Negara.
BAB II ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU NEGARA