PERTUMBUHAN NEGARA Perbedaan Ilmu Negara dan Ilmu Politik

Dante. Berbeda dengan Shang Yang dan Machiavelli maka pada abad pertengahan Dante mempunyai cita-cita tentang tujuan negara bahwa seluruh negara-negara di dunia itu menjadi satu kekuasaan seorang raja. Pendapatnya itu dilukiskan dalam bukunya yang berjudul De Monarchie Libri III. Tujuan yang dimaksud oleh Dante tidak untuk memperoleh kekuasaan yang mutlak, tapi dengan mempersatukan semua negara-negara di bawah satu kekuasaan untuk membawa kemajuan umat manusia di seluruh dunia terutama dalam mencapai kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya. Dari ketiga pendapat terdapat kesamaan yaitu untuk mencapai kekuasaan. Berbeda dengan ketiga pendapat tersebut menurut ajaran Kant tentang tujuan negara adalah membentuk dan mempertahankan hukum. Atau bisa disebut juga tujuan dari negara hukum yang hendak menjamin kedudukan hukum dari individu-individu di dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu maka negara harus mengadakan pemisahan kekuasaan di mana masing-masing kekuasaan itu mempunyai kedudukan yang sama tinggi dan sama rendah. Bagi negara Fascis tujuan negara ialah memperoleh kebebasan yang sebesar-besarnya. Bagi mereka bukan bangsa yang membentuk negara tetapi justru sebaliknya yaitu negara yang membentuk bangsa Italia. Faham lain berpendapat bahwa tujuan negara itu tidak hanya satu, melainkan banyak dan tidak hanya menjamin kedudukan hukum dari warga negaranya saja tetapi memakmurkan rakyatnya dan menyelenggarakan kebudayaannya.

BAB VII PERTUMBUHAN NEGARA

Pertumbuhan negara dapat diketahui dapat dibagi atas dua cara yaitu: 1. Pertumbuhan Primer 2. Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan primer ialah pertumbuhan negara yang masih dalam bentuk sederhan sekali dan kemudian berkembang melalui tingkat-tingkat yang lebih maju menjadi negara modern. Pertumbuhan sekunder ialah pertumbuhan yang sudah ada sebelumnya, kemudian karena revolusi atau penaklukan atau penggabungan dan pemisahan-pemisahan, negara yang ada berubah bentuk dan susunannya menjadi negara yang lain pula. Pertumbuhan Primer. Di dalam sejarah tidak dapat ditentukan kapan dan dimana negara itu dimulai, tapi lazimnya orang mengambil titik pangkal pertumbuhan negara dari masyarakat-masyarakat hukum yang masih sederhana yang hidup dalam kelompok-kelompok keluarga besar. Misalnya suku punan dayak yang tinggal dipedalaman ditengah-tengah kalimantan. Dalam istilah asingnya masyarakat-masyarakat ini disebut Genootschappen atau masyarakat-masyarakat hukum yang masih dipengaruhi oleh adat kebiasaannya. Dalam masyarakat seperti ini tidak terdapat suatu kekuasaan. Dengan singkat pertumbuhan negara dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Masyarakat-masyarakat hukum yang merupakan keluarga besar. b. Kerajaan c. Negara d. Bangsa yang demokrasi. Pertumbuhan Sekunder. Pertumbuhan sekunder daripada negara disebabkan karena penaklukan, atau penggabungan yang berakibat hilangnya negara yang lam dan diganti dengan negara yang baru. Yang lebih menarik perhatian ialah negara-negara baru karena pemberontakan yang tujuannya menggulingkan kekuasaan yang ada diganti dengan kekuasaan yang baru. Dari segi kekuasaan lain yang ada maka, pemberontakan dianggap sebagai suatu pelanggaran hukum karena sebelum ada negara yang baru itu timbul, peraturan hukum yang dikeluarkan negara yang lama sudah ada. Pelanggaran hukum itu berjalan terus menerus dan makin lama makin menjadi kenyataan yang kemudian diakui. Kekuasaan dari kaum pemberontak mendapat dukungan dari rakyat dan jika pemerintahannya itu stabil dan efektif maka satu demi satu akan datang pengakuan dari negara- negara lainnya yang bersifat sementara. Pengakuan ini disebut de facto. Karena pengakuan ini ditunjukkan kepada kenyataan mengenai kedudukan pemerintahan yang baru. Pengakuan de facto yang bersifat sementara kemudian berubah menjadi pengakuan de jure yang bersifat tetap. Juga penempatan perwakilannya untuk negara baru itu dirubah dari konsulat menjadi kedutaan.

BAB VIII TYPE-TYPE NEGARA DALAM SEJARAH